Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sejumlah fenomena atmosfer akan mempengaruhi pola cuaca di Indonesia selama sepekan ke depan, hingga 16 Desember nanti. Kondisi atmosfer itu mendorong pembentukan awan hujan di berbagai wilayah, terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena pertama adalah madden-julian oscillation (MJO) yang sedang aktif melintas, terutama di fase 5 atau area tengah dan timur Indonesia. “Aktivitas MJO berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujanm” begitu bunyi informasi cuaca yang dirilis melalui akun instagram resmi BMKG, Selasa, 10 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktivitas intra seasonal berdurasi 30-40 hari ini bakal membuat hujan turun secara secara intensif di beberapa daerah, mulai dari Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. BMKG juga mendeteksi gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency juga yang turut meningkatkan potensi hujan.
Kondisi cuaca di Indonesia juga dipengaruhi oleh tiga bibit siklon tropis yang terpantau sedang berjejer di perairan selatan Indonesia. Masing-masing bibit siklon ada di Samudera Hindia bagian barat daya Banten (91S), lalu di Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (94S), sisanya di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar (94S).
Sirkulasi siklonik juga terdeteksi di Laut Natuna Utara Kalimantan. Menurut keterangan resmi BMKG, fenomena ini memperkuat pengangkatan massa udara dan membentuk awan hujan berintensitas tinggi. “Pantau informasi terkini melalui kanal resmi BMKG, untuk langkah antisipasi yang tepat,” begitu imbauan BMKG.
Lembaga ini juga memetakan potensi hujan dengan volume yang bervariasi, serta petir dan angin kencang akan terjadi di wilayah ini. Selama sepekan ke depan. Hujan berkategori lebat hingga sangat lebat bakal mengguyur Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Ada juga potensi angin kencang di berbagai area di Pulau Sumatera, Pulau Jawa Nusa Tenggara, Bali, Kepulauan Bangka Belitung, serta Maluku.
Pilihan Editor: Studi Terbaru Ungkap Tiiga Penyebab Utama Demensia, Salah Satunya Bila Tak Punya Hobi