Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

BMKG Rilis Peringatan Cuaca Ekstrem, Apa itu Cuaca Ekstrem?

Menurut BMKG, cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia ditandai dengan peningkatan aktivitas dinamika atmosfer serta naiknya awan hujan.

10 Oktober 2022 | 11.14 WIB

Hujan es disertai angin kencang terjadi di Tangerang Selatan mengakibatkan satu pohon tumbang timpa satu rumah milik warga, Ahad, 9 Oktober 2022. Foto Tempo/BPBD Tangsel
Perbesar
Hujan es disertai angin kencang terjadi di Tangerang Selatan mengakibatkan satu pohon tumbang timpa satu rumah milik warga, Ahad, 9 Oktober 2022. Foto Tempo/BPBD Tangsel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Dalam sepekan ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memberikan peringatan terhadap masyarakat akan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Hal ini karena sebagain besar wilayah Indonesia mengalamai cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan aktivitas dinamika atmosfer serta meningkatnya pertumbuhan awan hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin memicu meningkatnya potensi hujan dan terjadinya cuaca ekstrem," kata Koordinaotr Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, dikutip dari Koran Tempo.

Apa Itu Cuaca Ekstrem

Melansir climate.gov, disebutkan bahwa cuaca ekstrem merupakan sebuah kondisi ketika terjadi anomali pada pola cuaca. Nilai batasan cuaca ekstrem adalah curah hujan terukur 150 mm/24 jam, angin kencang >25 knot, suhu udara >3 derajat, dan jarak pandang yang kabur.

Baca juga : 5 Daerah Terdingin di Indonesia, Suhu Dingin Terendah Berada di 9 Derajat Celcius 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para ilmuwan pada umumnya, mendefinisikan cuaca ekstrem melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan probabilitas dan pendekatan amabang batas.

Pendekatan probabilitas digunakan untuk meneliti probabilitas terjadinya cuaca ekstrem dengan besaran tertentu dalam periode tertentu. Sedangkan, pendekatan ambang batas digunakan untuk menentukan apakah suatu peristiwa esktrem dapat terjadi. Pendekatan ambang batas lebih berkaitan dengan dampak yang dihasilkan dari suatu peristiwa cuaca.

Kondisi cuaca ekstrem umumnya terjadi selama periode waktu tertentu. Biasanya, cuaca ekstrem terjadi pada periode musim hujan dan musim transisis atau pancaroba.

Terjadinya cuaca ekstrem dapat menimpulkan kerugian, baik secara materil maupun imateril. Selain itu, cuaca ekstrem, menurut BMKG dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

EIBEN HEIZIER
Baca juga : Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Potensi Cuaca Ekstrem Indonesia, UGM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus