Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Erupsi Gunung Marapi masih terjadi. Proses evakuasi terus dilakukan oleh Basarnas, TNI dan Polri kepada mereka yangterjebak di gunung ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Humas Polri, Wakapolda Sumbar Brigjen Edi Mardiyanto menyampaikan bahwa terdapat 18 pendaki Gunung Marapi terindikasi meninggal dunia imbas erupsi Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) di dua lokasi sekitar Gunung Marapi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim SAR gabungan masih mencari satu orang pendaki yang terjebak akibat erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat. "Kami masih cari satu orang yang belum ditemukan posisi dan kondisi," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang Abdul Malik pada Rabu 6 Desember 2023.
"Kami agak kesulitan melakukan evakuasi karena Gunung Marapi terus melontarkan abu vulkanik," kata Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik. "Kami belum menemukan lokasi 12 korban tersebut," lanjutnya.
Hingga saat ini, 14 orang telah ditemukan, sementara upaya pencarian 12 korban lainnya masih berlanjut. Total 49 pendaki telah diselamatkan, namun Gunung Marapi yang masih aktif menyulitkan proses evakuasi. Beberapa korban yang selamat telah dirawat di rumah sakit terdekat di Kota Padang Panjang dan Bukittinggi.
"Ada beberapa korban yang dibawa ke Rumah Sakit di Kota Padang Panjang dan Bukittinggi," katanya.
Gunung Marapi
Gunung Marapi, dengan ketinggian 2891 meter di atas permukaan laut, terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Gunung ini dipantau melalui Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Jl. Prof. Hazairin, Bukittinggi. Aktivitas vulkaniknya, terutama erupsi eksplosif, menjadi sorotan utama sejak awal 2023.
Gunung Marapi administratif berada dalam kawasan Kabupaten Agam, namun berdekatan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Jalur pendakian utama dimulai dari Koto Baru, dengan perjalanan yang dimulai pukul 16.00 WIB. Perjalanan melalui hutan bambu, Pintu Angin, dan cadas menjadi tantangan menarik bagi para pendaki.
Aktivitas Erupsi Terakhir
Dilansir dari press release situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Marapi mengalami erupsi eksplosif pada awal tahun 2023, berlangsung dari 7 Januari hingga 20 Februari. Tinggi kolom erupsi mencapai 75-1000 meter dari puncak. Meskipun erupsi telah berhenti, tingkat aktivitas tetap di Level II (Waspada) sejak 3 Agustus 2011.
Erupsi terakhir terjadi pada 3 Desember 2023, disertai aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur 3 km. Meskipun tidak ada peningkatan gempa vulkanik yang signifikan sebelum erupsi, kondisi deformasi menunjukkan proses erupsi yang cepat dan perlu diwaspadai.
Keunikan dan Pesona Pendakian
Pendakian Gunung Marapi menawarkan pengalaman yang luar biasa. Tugu Abel, Lapangan Bola, dan Puncak Merpati memberikan pemandangan spektakuler kota Padang Panjang, Bukittinggi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikek. Kawah-kawah, seperti Cadas dan Puncak Merpati, menjadi saksi bisu keganasan alam.
Selain itu, menurut sumberprov.go.id, terdapat Taman Edelweis yang menampilkan hamparan bunga edelweis yang mekar. Bunga ini menjadi flora khas pegunungan, tumbuh di lingkungan dengan ketinggian dan suhu tertentu. Keberadaannya dilindungi agar tetap lestari, menunjukkan pentingnya pelestarian alam.
Meskipun keindahan Gunung Marapi memikat, tetap diperlukan kewaspadaan. Rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi perlu diikuti, terutama terkait larangan mendekati Marapi pada radius 3 km dari kawah/puncak saat tingkat aktivitas waspada. Penggunaan masker saat hujan abu dan pemantauan melalui aplikasi/website MAGMA INDONESIA juga disarankan.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | FACHRI HAMZAH
Pilihan Editor: Gunung Marapi Bukan Gunung Merapi, Berikut Perbedaannya