Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 30 April 2021, diisi oleh artikel-artikel tentang kejadian alam: gelombang bawah laut dalam kasus tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402, lalu gempa yang menggetarkan Denpasar hingga Jember, dan letusan Gunung Dieng di Kawah Sileri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel yang pertama berisi penjelasan dari ahli oseanografi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang gelombang bawah laut di Selat Lombok. Rambatan gelombang itu yang sampai perairan utara Bali disebut TNI AL mungkin berperan menenggelamkan KRI Nanggala-402 pada 21 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel kedua menjelaskan kejadian gempa yang terjadi pada Jumat pagi. BMKG menyebut pemicunya berasal dari zona megathrust. Sedang artikel ketiga berisi keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atas letusan yang terjadi di Kawah Sileri, Gunung Dieng, yakni penyebab dan potensi bahayanya.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 30 April 2021, selengkapnya,
1. Gelombang Bawah Laut Seret KRI Nanggala-402? Ini Kata Peneliti LIPI
Sejumlah petinggi TNI Angkatan Laut menyodorkan kemungkinan baru penyebab kapal selam tua KRI Nanggala-402 hilang dan tenggelam di perairan utara Bali. Kemungkinan itu adalah faktor alam yang disebut internal waves alias gelombang di bawah laut. Sebagai ilustrasi, gelombang di permukaan laut dikenal sebagai ombak.
Mengutip informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, mereka menyebut arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi, jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya. Keterangan itu didukung data dari satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa bahwa pada 21 April--hari hilangnya KRI Nanggala--terjadi internal waves yang bergerak dari bawah ke utara.
Sejumlah prajurit Kapal Selam TNI AL memegang pangkat kehormatan para prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur saat Penganugerahan tanda kehormatan dan kenaikan pangkat luar biasa prajurit KRI Nanggala-402 di Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut, SIdoarjo, Jawa Timur, Kamis 29 April 2021. Sebanyak 53 prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur di medan tugas mendapatkan anugerah Tanda Kehormatan Republik Indonesia dan kenaikan pangkat luar biasa. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Dihubungi pada Kamis 29 April 2021, Adi Purwandana dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membenarkan bahwa Indonesia memiliki beberapa spot aktif di mana gelombang bawah laut bisa terbentuk. Di antara sejumlah spot yang diketahui dan pernah ditelitinya, Adi menyebut di Selat Lombok ombak-ombak bawah laut itu yang paling kerap bisa diamati lewat citra satelit.
2. Gempa dari Zona Megathrust yang Getarkan Denpasar Hingga Jember
Berita terkini gempa yang bisa dirasakan di wilayah Indonesia datang pagi ini dari Bali. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut gempa berkekuatan Magnitudo 5,2--diperbarui dari 5,1--mengguncang dari laut, 127 kilometer barat daya Jembrana.
Gempa tercatat terjadi pada pukul 05.20 WIB. Info BMKG di situs web resminya mengatakan sumbernya berasal dari kedalaman 10 kilometer, tapi kemudian diperbarui oleh Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi Daryono menjadi 54 kilometer.
Lokasi gempa di Jembrana, Bali, 30 April 2021. Twitter/BMKG
Intensitas gempa itu terukur pada skala III MMI di sejumlah wilayah di Pulau Bali hingga Banyuwangi dan Jember di Jawa Timur. Di Pulau Bali, besaran skala yang menunjukkan gempa itu terasa nyata di dalam rumah tersebut terukur di Denpasar, Kuta dan Ubud. Gempa juga dirasa lebih lemah di Tabanan.
3. Gunung Dieng Meletus di Kawah Sileri, PVMBG: Tidak Akan Besar tapi ...
Terjadi erupsi freatik pada Kawah Sileri di kompleks Gunung Dieng, Jawa Tengah, pada Kamis malam 29 April 2021. Erupsi atau letusan terjadi berupa lontaran material berupa batuan dan lumpur ke berbagai arah tanpa didahului isyarat peningkatan aktivitas gempa.
Kawah Sileri Ditutup untuk Umum
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andini, mengatakan erupsi itu terjadi mulai pukul 18.25 WIB. "Tinggi lontaran lumpur tidak teramati karena terjadi malam," kata dia, dikutip dari keterangan tertulis yang dibagikannya, Kamis malam.
Menurut data PVMBG, lontaran material batuan teramati sejauh 200 meter, dan lontaran lumpur sejauh 400 meter, di arah selatan. Sementara di arah timur lontaran material batuan sejauh 200 meter, dan lumpur 300 meter. Di arah barat teramati jejak lontaran material lumpur sejauh 200 meter.