Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang terjadi di Kota Gorontalo menjadi salah satu trending topic di media sosial X saat ini. Video luapan air sungai yang coklat pekat mendominasi yang dibagikan. Arusnya menghanyutkan jembatan dan di lokasi lainnya menerjang ke jalan dan bangunan sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada juga video tanah longsor yang terjadi di antara banjir dan hujan. Video-video bencana itu dibagikan disertai seruan seperti 'Sejenak kita mendoakan untuk saudara-saudara kita di Gorontalo' diikuti #Prayforgorontalo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Narasi lainnya yang diikuti tanda pagar yang sama misalnya bernada doa, 'Ya Allah ampuni dosa kami, hindarkan kami dari bencana, dan kuatkan kami menghadapi semua ini'. Menyertainya adalah video banjir dari udara.
Atau yang lainnya yang mencerminkan hujan yang terjadi. 'God! please stop the rain', 'Aihh so sampe di dada ini air, hujan nda mo berhenti dari tadi', juga 'Airnya naik terus, tingginya dah sampe dada orang dewasa. Keluargaku g ngungsi krna jalan gbisa di lewati. Terpaksa berdiam di lantai 2.'
Banjir Meluas
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo Mahmud Baderan menerangkan banjir meluas hingga merendam enam wilayah kecamatan dari sembilan yang ada di kota itu pada hari ini, Kamis 11 Juli 2024. Yang terparah di Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat.
Dua warga menyelamatkan ayam peliharaan mereka ketika banjir merendam Desa Buhu, Kecamatan Telaga jaya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Rabu, 10 Juli 2024. Dua desa yaitu Buhu dan Hutadaa terendam air luapan Danau Limboto hingga ketinggian mencapai 1,5 meter akibat hujan deras mengguyur daerah itu. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Menurutnya, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto. "Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," kata Mahmud.
Ia menjelaskan, hujan intensitas tinggi telah terjadi sejak 23 Juni 2024. Banjir kini pun bukan yang pertama sejak banyak hujan intensitas tinggi terjadi. Banjir sebelumnya antara lain pada 27 Juni dan berulang 3 dan 4 Juli.
"Kemarin pada 8, 9, dan 10 dan hingga kini banjir masih melanda, bahkan meluas menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Gorontalo," kata Mahmud.