Beragam Alasan Pasangan yang Memilih Childfree

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pasangan memutuskan untuk childfree atau membuat pilihan sadar tidak memiliki anak selama pernikahan. Ada yang memutuskan sejak sebelum mereka menikah, ada juga yang memilih tak punya anak setelah beberapa tahun menikah.

Mereka punya berbagai alasan mengapa mengambil keputusan memilih tak punya anak. Dari faktor sosial, ekonomi, hingga kekhawatiran tak bisa merawat anak dengan baik. Pilihan ini bukan tak punya risiko. Mereka acap mendapat tekanan dan stigma negatif dari keluarga dan lingkungan karena membuat pilihan yang tak umum.

Di dunia, fenomena tak punya anak sudah lama muncul. Selain alasan ekonomi, juga alasan lingkungan. Ledakan penduduk bumi membuat kebutuhan meningkat. Saat ini setidaknya 8 miliar manusia ada di muka bumi. Terus naik dari tahun ke tahun.

Tingkat harapan hidup yang bertambah membuat jumlah manusia tak berkurang secara alamiah. Kebutuhan akan lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan pun membuat hutan menghilang. Padahal hutan adalah ekosistem alami penyerap emisi. Akibatnya, krisis iklim. Pemanasan global. Maka, tepatkah pilihan tak punya anak jika alasannya tak mau menambah beban planet bumi?

Kami menyajikan kisah dibalik fenomena childfree ini dalam rubrik Urban. Bagaimana lika-liku mereka menjalani hidup sebagai penganut childfree? Kami juga memotret budaya childfree di Jepang — yang sudah merebak sejak sekitar 30 tahun lalu. Selamat membaca.