Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

Buka-bukaan Intelijen Inggris

Badan intelijen siber Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), menerbitkan buku sejarah resmi lembaga ini di usia ke-100 pada 2019.

24 Juni 2022 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEROKA
24 Juni 2022

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buka-bukaan Intelijen Inggris

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan intelijen siber Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ), menerbitkan buku sejarah resmi lembaga ini di usia ke-100 pada 2019. Buku berjudul Behind the Enigma: The Authorised History of GCHQ, Britain's Secret Cyber-Intelligence Agency tersebut ditulis oleh John R. Ferris, profesor departemen sejarah University of Calgary, Kanada.

Behind the Enigma adalah buku sejarah resmi ketiga yang disusun badan intelijen Inggris. Dua lainnya adalah MI6: The History of the Secret Intelligence Service, 1909-1948 (2010) tentang badan intelijen luar negeri (SIS) atau MI6 dan The Defence of the Realm: The Authorized History of MI5 (2009) mengenai badan intelijen dalam negeri (MI5).

Saat menulis Behind the Enigma, Ferris mendapat akses khusus ke ruang arsip GCHQ yang berada di lantai dasar kantor badan intelijen siber itu di Cheltenham, Inggris. Di ruangan itu da ribuan kotak dokumen. Jumlah artefaknya jutaan. Ferris boleh membuka sejumlah arsip penting badan siber ini.

Mengapa badan intelijen yang tertutup dan suka beroperasi di bawah tanah itu malah membuka diri? Atau ini perasaan kita saja yang hidup di Indonesia?

Kepada Tempo, Ferris menjelaskan proses dan tantangan dalam pembuatan buku sejarah resmi GCHQ itu. Yang menarik, dalam bukunya itu Ferris juga mengungkapkan cukup panjang tentang peran intelijen Inggris dalam periode konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia pada 1960-an.

Kami menulis ulasan tentang buku Behind the Enigma yang dilengkapi dengan wawancara khusus dengan John R. Ferris di rubrik Iqra. Kita bisa tahu keterbukaan tetap ada di lembaga-lembaga intelijen karena bagaimana pun mereka adalah lembaga publik. Selamat membaca.

Nurdin Kalim
Redaktur Utama


IQRA
Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Dari buku John R. Ferris terungkap bahwa intelijen Inggris terlibat cukup jauh dalam periode konfrontasi Indonesia-Malaysia pada 1960-an. Seperti apa peran mereka?

Profil John Ferris
Ia menulis sejarah lembaga-lembaga intelijen. Wawancara khusus dengannya.

Intelijen Indonesia
Jika intelijen negara lain terbuka, Indonesia sangat tertutup. Tak banyak dokumen yang bisa diakses publik.

SENI
Pesan-pesan Krisis Iklim

Nova Ruth dan Grey Filastine menggelar pertunjukan di atas kapal Arka Kinari. Misi pelayaran mereka untuk ikut menyelamatkan lingkungan.

https://majalah.tempo.co/read/seni/166204/pentas-nova-ruth-dan-grey-filastine-di-atas-kapal-arka-kinari

BAHASA
Bahasa Politik Jawa
Sejak abad XX, para politisi memakai bahasa Jawa sebagai bahasa politik. Mengapa?

CATATAN PINGGIR
Guru Zhuangzi
Ia menentang ajaran Konghucu yang menguasai Cina. Siapa dia?

Nur Haryanto

Nur Haryanto

Pemerhati olahraga, mantan wartawan Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus