Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Newsletter

Mengapa Uang Kripto Ambrol

Setelah nilainya meledak berkali-kali lipat dua tahun lalu, kini nilai mata uang kripto lesu darah.

29 Juni 2022 | 16.00 WIB

Mengapa Uang Kripto Ambrol
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

EKONOMI DAN BISNIS
29 Juni 2022

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Untung dan rugi adalah hukum besi investasi. Selalu ada risiko di balik peluang. Ini yang terjadi pada pasar uang kripto, mata uang berbasis kode digital terenkripsi, yang dalam beberapa tahun terakhir menyedot perhatian jutaan orang di dunia. Setelah nilainya meledak berkali-kali lipat dua tahun lalu, kini nilai mata uang kripto lesu darah, melorot hingga ke titik terendah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para ahli ekonomi menyebutnya fenomena “crypto winter”, krisis yang menghantui investor mata uang kripto di seluruh dunia. “Crypto winter”, mengambil istilah dalam film Game of Thrones, adalah penurunan nilai mata uang kripto hingga lebih dari 70 persen dalam waktu lama. Krisis kali ini pun memutarbalikkan pendapat yang menyatakan mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, atau Terra Luna relatif kebal dari faktor-faktor makroekonomi global dibandingkan dengan aset lain.

Kenyataannya, nilai uang kripto terjungkal akibat inflasi tinggi di seluruh dunia yang memaksa investor melepas aset mereka yang berisiko tinggi. Uang kripto ada di daftar teratas aset paling berisiko karena tak ada otoritas yang menjamin nilainya. Aksi jual kripto membuat nilai Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dan Litecoin anjlok hingga 80 persen. Bahkan Terra Luna kini nyaris tak ada nilainya.

Crypto winter menghapus asa banyak investor, yang berharap cuan besar tahun ini. Sebagian besar pembelinya adalah anak muda. Pemerintah sudah berkali-kali mengingatkan jika uang kripto adalah permainan yang sangat berisiko. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sudah melarang bank dan lembaga keuangan memfasilitasi transaksi kripto. Nyatanya, nilai transaksi kripto di Indonesia terus tumbuh tinggi sehingga risiko pun semakin besar. Lembaga keuangan pun bisa jadi terpapar risiko ini karena spekulasi nasabahnya yang tak terawasi.

Bagaimana sebaiknya mengatur transaksi kripto agar tak merembet pada dana publik? Kami membahasnya di edisi pekan ini. Selamat membaca.

Fery Firmansyah
Redaktur Utama

Bom Waktu Mata Uang Kripto
Banyak investor kripto gigit jari. Mata uang digital ini ternyata tak kebal fenomena ekonomi global.

Nur Haryanto

Pemerhati olahraga, mantan wartawan Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus