Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Kerja sama sponsor antara Grup Djarum dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia berakhir pada 31 Desember lalu.
Ketua Umum PP PBSI yang terpilih pada 6 November lalu, Agung Firman Sampurna mengubah pola kerja sama dari sekadar tanggung jawab sosial perusahaan menjadi bisnis. Karena bulu tangkis adalah olahraga yang sangat menjual, Maka diberi ruang ke semua swasta
Tidak ada lagi pengurus PP PBSI periode sebelumnya yang berlatar belakang Djarum di kepengurusan di bawah Ketua Umum Agung Firman Sampurna.
PADA bagian dada kostum kuning yang dikenakan Greysia Polii/Apriyani Rahayu ketika menjuarai Yonex Thailand Open di Impact Arena, Bangkok, Ahad, 17 Januari lalu, tertulis “Indonesia Maju”. Tulisan itu menggantikan teks “Blibli.com” yang sebelumnya—setidaknya saat Greysia/Apriyani kandas di babak pertama Yonex All England Open, 11 Maret 2020—masih melekat pada kaus ganda putri terbaik Indonesia tersebut. All England adalah turnamen terakhir yang diikuti Greysia/Apriyani sebelum pandemi Covid-19 memaksa Indonesia memutuskan absen di seri BWF World Tour 2020 tersisa.
Pergantian teks pada bagian dada kostum atlet bulu tangkis nasional itu menandai berakhirnya kontrak kerja sama sponsor antara Grup Djarum dan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang baru. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PBSI periode 2020-2024 dalam Musyawarah Nasional PBSI di Hotel JHL Solitaire, Gading Serpong, Tangerang, Banten, 6 November 2020. Agung, yang menjadi calon tunggal, mendapat dukungan dari 23 pengurus provinsi. “Sempat saya tolak tiga kali,” kata Agung menceritakan empat kali lobi yang dilakukan pengurus pusat dan provinsi kepadanya.
Kontrak sponsor utama Grup Djarum telah berakhir pada 31 Desember 2020. Tampaknya kerja sama itu tak berlanjut. “Masih terbuka peluang kembali dengan Djarum, tapi jangan sampai ribut-ribut lagi dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),” ujar Agung kepada Tempo, Rabu, 27 Januari lalu. Pada 7 September 2019, Djarum Foundation mengumumkan penghentian audisi pencarian bakat atlet muda pada 2020. Keputusan itu keluar setelah komisioner KPAI, Siti Hikmawatty, menilai audisi tersebut memuat unsur eksploitasi anak terselubung oleh perusahaan rokok.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo