Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARIS - Kejutan langsung terjadi pada hari pertama Prancis Terbuka. Mantan petenis nomor satu dunia, Caroline Wozniacki, menyusul Angelique Kerber yang tersingkir dalam laga perdana. Perjalanan petenis Denmark itu di Prancis Terbuka memang sempat diprediksi tak mulus lantaran cedera yang dia dapat dalam turnamen pemanasan pada bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekhawatiran itu terbukti setelah Wozniacki takluk oleh petenis Rusia, Veronika Kudermetova, dalam pertarungan tiga set, 6-0, 3-6, 3-6. Juara Australia Terbuka 2018 itu membuat 10 kesalahan sendiri setelah merebut kemenangan pada set pertama dengan mudah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini benar-benar membuat saya frustrasi," kata petenis berusia 28 tahun itu. "Saya kehabisan tenaga dan membuat beberapa kesalahan sendiri yang biasanya tidak saya lakukan. Padahal saya bermain sangat bagus pada set pertama. Saya bermain agresif. Saya bermain sesuai dengan keinginan saya."
Di Roland Garros, prestasi terbaik Wozniacki hanya dua kali mencapai babak perempat final dalam 12 kali penampilan. Adapun persiapannya kali ini sempat terganggu cedera betis. Bahkan ia masih mengenakan perban pada betis kirinya dalam laga pada Senin lalu.
"Tapi betis saya sekarang terasa enak, jadi itu positif. Saya harus mencoba tetap positif, dan jelas tidak mudah ketika segalanya tidak berjalan sesuai dengan keinginan Anda," kata Wozniacki, yang selanjutnya berfokus menghadapi turnamen lapangan rumput.
Kegagalan Wozniacki terlihat sejak terpuruk dalam dua turnamen pemanasan Prancis Terbuka pada bulan lalu. Dalam turnamen Italia Terbuka, ia mundur pada laga perdana akibat cedera kaki. Dalam Madrid Terbuka, ia juga mundur dari pertandingan pembukaannya lantaran rasa nyeri di punggung.
Merosotnya kemampuan Wozniacki tidak lepas dari perjuangannya melawan rheumatoid arthritis-radang sendi yang menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sendi. Bahkan ia sempat dikabarkan akan gantung raket akibat penyakit yang mengganggu penampilannya itu di lapangan.
Pelatih sekaligus ayahnya, Piotr Wozniacki, berkeras anaknya "baik-baik saja" meskipun keluar dari peringkat 10 besar dunia sejak didiagnosis menderita radang sendi tersebut. Ia masih punya harapan besar terhadap anaknya untuk bisa bermain tenis dalam jangka waktu lama.
"Caroline baik-baik saja secara mental, bahagia. Jadi, saya harap dia siap di Prancis Terbuka," kata Piotr Wozniacki, sepekan menjelang keberangkatan ke Roland Garros. "Saya berharap dia masih bisa bermain selama bertahun-tahun lagi, dia berlatih dengan baik, senang tenis, sehingga tidak ada waktu untuk pensiun."
Bagi Kudermetova, menyingkirkan petenis papan atas dunia dalam laga perdana yang berlangsung di lapangan utama Philippe Chatrier itu merupakan langkah besar. "Saya sedikit gugup pada awal pertandingan, tapi saya mencoba mengambil poin demi poin dan berusaha lebih agresif," kata petenis yang masih berusia 22 tahun itu.
Kudermetova, yang menempati peringkat ke-68 dunia, menjadi petenis Rusia kedua yang menyingkirkan petenis papan atas setelah petenis peringkat ke-81 dunia, Anastasia Potapova, menyingkirkan dengan mudah juara Wimbledon, Angelique Kerber, 6-4, 6-2. INDEPENDENT| GUARDIAN| WORLDTENNIS | NUR HARYANTO
Caroline Wozniacki
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo