Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Akurasi Atlet Paralayang Semakin Tajam

Kabar gembira itu datang dari Kazakstan. Tiga atlet paralayang Indonesia berhasil meraih gelar juara dalam seri kejuaraan dunia paralayang

8 Mei 2018 | 00.00 WIB

Kabar gembira itu datang dari Kazakstan. Tiga atlet paralayang Indonesia berhasil meraih gelar juara dalam seri kejuaraan dunia paralayang
Perbesar
Kabar gembira itu datang dari Kazakstan. Tiga atlet paralayang Indonesia berhasil meraih gelar juara dalam seri kejuaraan dunia paralayang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA - Kabar gembira itu datang dari Kazakstan. Tiga atlet paralayang Indonesia berhasil meraih gelar juara dalam seri kejuaraan dunia paralayang, Paragliding Accuracy World Cup 2018, yang digelar di Taldykorgan, Kazakstan, Ahad lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jafro Megawanto menjadi juara pertama di nomor individual putra. Jafro meraih nilai yang sama dengan dua atlet paralayang dari Turki dan Slovenia. Adapun Ike Ayu Wulandari dan Eka Nesti Wulansari berturut-turut menjadi juara pertama dan kedua di nomor individual putri. Setidaknya ada lima atlet putra yang berada di jajaran 10 besar dunia dalam kejuaraan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pilot Ike Ayu Wulandari, yang menjadi juara, mengumpulkan 37 poin dari lima kali pendaratan. Di posisi kedua, Eka Nesti Wulansari mengumpulkan 57 poin. Keduanya mengungguli wakil Republik Cek, Ivana Balakova, yang mendapatkan nilai 66.

Di kategori individual putra, Jafro Megawanto mengumpulkan 11 poin, sama dengan nilai wakil Slovenia, Matjaz Feraric, dan Karem Dincer dari Turki. Dua wakil Indonesia lainnya di nomor ini, Hening Paradigma dan Ardi Kurniawan, berada di posisi keempat dengan nilai 14 atau hanya terpaut tiga poin. 

Harus diakui, akurasi pilot paralayang sudah semakin tajam. "Namun atlet Indonesia harus terus memantapkan, putra dan putri," kata Gendon Subandono, pelatih kepala paralayang Indonesia, saat dihubungi kemarin. Dalam lomba yang digelar pada 4-6 Mei lalu itu, kondisi cuaca cukup mempengaruhi performa atlet. Padahal, selama kejuaraan, cuaca sangat mudah berubah.

Sementara itu, di kategori beregu, Indonesia pun berhasil menyabet gelar juara pertama. Tim Garuda 1 meraih 93 poin, Garuda 2 119 poin, dan Garuda 3 334 poin. Meski begitu, Gendon mengatakan, tim pelatih akan terus mengevaluasi hasil anak-anak asuhannya itu. "Dari sisi kualitas, nilai masih harus dikejar," kata Gendon. 

Atlet paralayang yang disiapkan untuk Asian Games 2018 sebelumnya menjalani pemusatan latihan di Gunung Mas, Puncak, Bogor. Karena angin kerap tak mendukung, lokasi latihan dipindah ke Gunung Kapur. Dalam latihan, 18 atlet pelatnas sampai saat ini masih menggunakan parasut lama yang dibuat pada periode 2012-2014. Itu pun ada yang milik pribadi atau pinjaman.

Perlengkapan berupa parasut dan alat global positioning system (GPS) baru direncanakan datang pada bulan depan atau dua bulan menjelang Asian Games. Parasut tersebut berjumlah 36, terdiri atas 18 parasut untuk nomor ketepatan mendarat dan 18 untuk cross country atau lintas alam. Setiap atlet mendapat dua parasut untuk dua nomor.

Tentunya kondisi itu menjadi tantangan berat bagi para atlet paralayang. Apalagi paralayang untuk pertama kalinya masuk daftar cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games. EGI ADYATHAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus