Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Panggung Dunia bagi Pemain Muda

Banyak bintang sepak bola, termasuk Messi dan Neymar, mulai bersinar dari Piala Dunia U-17. Disorot pencari bakat klub besar.

10 November 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Banyak bintang sepak bola dunia, termasuk Messi dan Neymar, memulai karier tim nasional di Piala Dunia U-17.

  • Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung di Surabaya, Bandung, Surakarta, dan Jakarta, hingga 2 Desember 2023 akan menjadi sorotan pencari bakat klub besar.

  • Praktisi sepak bola menyatakan keberadaan pemain di klub dengan sistem pembinaan baik menjadi faktor krusial bagi perkembangan karier pemain.

Piala Dunia U-17 kerap digambarkan laksana bola kristal untuk melihat masa depan sepak bola global. Pemain-pemain yang bersinar dalam turnamen kelompok umur bikinan FIFA ini diyakini akan menjadi penguasa lapangan hijau pada lima hingga sepuluh tahun mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Neymar—pemain dengan gol terbanyak sepanjang masa bagi Brasil—mengawali karier tim nasional dalam Piala Dunia U-17 pada 2009. Setahun kemudian, di usia 18 tahun, dia dipanggil ke timnas senior. Dia membela Brasil hingga lebih dari dua dekade, termasuk saat menjuarai Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun Lionel Messi memimpin Argentina menjuarai Piala Dunia U-17 di Belanda pada 2005. Dia menjadi pemain tersubur dengan memborong enam gol.

Pemain Argentina Lionel Messi setelah menjuarai Piala Dunia 2022 di Qatar, 18 Desember 2022. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Piala Dunia U-17 merupakan turnamen dengan pemain usia 17 tahun ke bawah. Formatnya mengadopsi Lion City Cup yang digelar di Singapura pada 1977 sebagai turnamen kelompok umur di bawah 16 tahun pertama di dunia. Kejuaraan Dunia FIFA U-16 pertama berlangsung di Cina pada 1985 dan berlangsung dua tahunan—vakum pada 2021 karena pandemi Covid-19. Sejak 2007, namanya berganti menjadi Piala Dunia U-17.

Nigeria menjadi negara yang paling sering menjuarai turnamen ini. Mereka lima kali menjadi kampiun dan dua kali runner-up. Sementara itu, Brasil di urutan kedua dengan tiga gelar juara dan dua kali menjadi finalis.

Lantas seberapa besar kemungkinan para peserta Piala Dunia U-17 bisa bersinar di level senior? Ternyata jawabannya tidak seindah harapan. Sebuah riset mendapati hanya 1 dari 200 pemain Piala Dunia U-17 yang mendapat kontrak di klub raksasa, seperti River Plate, Sao Paolo, Manchester United, dan Real Madrid. Sisanya lebih banyak menghabiskan karier di liga lapis kedua. Riset lain yang digelar Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mendapati bahwa 98 persen anak yang mendapat beasiswa sepak bola pada usia 16 tahun hanya bermain di liga lapis bawah saat meneken kontrak profesional pada usia 18 tahun.

Penyebabnya adalah kesulitan menjaga konsistensi penampilan. Richard Hood, Ketua Pembinaan Pemain Muda Asosiasi Sepak Bola India—penyelenggara Piala Dunia U-17 2017—mengatakan banyak hal bisa terjadi seiring dengan penambahan usia pemain, termasuk ancaman cedera. Dia mencontohkan, Serbia, yang menjuarai Piala Dunia U-20 pada 2015, melempem di level senior.

Ketimbang menjadi kampiun di turnamen kelompok umur, Hood yakin keberadaan pemain di klub besar lebih menjamin kariernya. "Mereka perlu bertanding hingga 70 laga setiap tahun di bawah bimbingan pelatih yang tak hanya mengolah fisik, tapi juga psikologis," katanya.

Namun ada juga pandangan yang lebih optimistis. Piala Dunia U-17 selalu menjadi sorotan para pencari bakat klub-klub besar. Sejumlah pemain yang akan berlaga di Surabaya, Bandung, Surakarta, dan Jakarta dalam Piala Dunia U-17 2023 disebutkan telah masuk radar klub raksasa di Eropa dan Amerika Selatan. Misalnya, Kaua Elias dan Rayan dari Brasil serta Claudio Echeverri dari Argentina.

Pemain timnas Inggris U-17 melakukan pemanasan saat berlatih di Lapangan A, Kompleks GBK, Jakarta, 7 November 2023. ANTARA/Sigid Kurniawan

Negara-negara dengan kultur sepak bola maju seperti di Eropa memang tak seberapa membutuhkan turnamen sebagai panggung bagi pemain muda. Berbeda dengan negara yang lebih terbelakang. Nigeria, misalnya. Di hampir setiap kejuaraan yunior, pemain-pemainnya selalu menjadi incaran. Satu-dua tahun kemudian, saat berusia 18 tahun, mereka dikontrak klub di Inggris dan Jerman. Bermain bagus dalam turnamen ini bisa dikatakan kontrak tinggal diteken.

Bagaimana dengan Indonesia yang menjalani debut turnamen FIFA dalam Piala Dunia U-17 2023? Arkhan Kaka dan rekan-rekannya di timnas Indonesia U-17 memiliki paling sedikit 270 menit dalam tiga pertandingan di Grup A untuk mementaskan kebolehan mereka di panggung dunia. Sebuah kesempatan yang mahalangka.

REZA MAULANA | ESPN | FIFA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Reza Maulana

Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus