Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Serge Gnabry menjadi bintang dalam kemenangan Bayern Muenchen atas Lyon.
Penampilannya mengundang decak kagum.
Padahal dia sempat dibuang Arsenal dan West Brom.
LISBON – Serge Gnabry, 25 tahun, dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam laga semifinal Liga Champions, kemarin dinihari. Pemain campuran Jerman dan Pantai Gading ini mencetak dua gol, sebelum satu gol dari Robert Lewandowski menyempurnakan kemenangan Bayern Muenchen atas Lyon, 3-0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam siaran persnya, Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menyebutkan peran Gnabry dalam kemenangan Bayern itu amat dominan. Bukan saja karena dia mencetak dua gol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia memenangi penghargaan itu juga karena membuat banyak peluang dan bermain bagus dalam hal pertahanan," kata Cosmin Contra, pengamat teknik UEFA.
Sebenarnya, tak perlu mendengar ucapan dari bekas pemain AC Milan itu untuk menyetujui kehebatan Gnabry. Di layar kaca, dia tampil mengagumkan. Pergerakannya cepat dan mematikan.
Gol pertama Muenchen adalah buktinya. Dia menusuk dari area di tengah lapang, kemudian masuk ke kotak pertahanan Lyon. Tak satu pun pemain lawan bisa menghentikannya hingga akhirnya sebuah tendangan keras menaklukkan kiper Lyon, Anthony Lopes.
"Gol pembuka sangat fantastis. Cara dia bermanuver hingga sampai di posisi itu dan mencetak gol sangat luar biasa," kata pelatih Muenchen, Hansi Flick. "Pergerakannya amat dinamis dan sangat berbahaya saat berada di depan gawang."
Sebentar… Flick belum puas menyemburkan pujian lainnya. Menurut dia, Gnabry hanya perlu sedikit waktu lagi untuk menjadi pemain kelas dunia.
"Tak hanya yang diperlihatkan bersama Bayern, di tim nasional Jerman, dia juga berkembang dengan sangat baik," ujarnya. "Dia memiliki kualitas luar biasa. Saya yakin saat ini dia belum mencapai potensi terbaiknya."
Rasa takjub juga menyengat Rio Ferdinand. Bekas pemain Manchester United yang menjadi komentator di televisi tersebut kagum akan statistik yang dicapai pemain pindahan dari Werder Bremen itu.
Musim ini, penampilan Gnabry memang luar biasa. Dua gol di Estadio Jose Alvalade kemarin dinihari menggenapkan koleksi golnya menjadi 23 gol dari hasil bermain sebanyak 45 kali di berbagai kompetisi.
Empat gol di antaranya dia buat dalam laga melawan Tottenham Hotspur pada Oktober tahun lalu di ajang Liga Champions fase grup. Kala itu, mereka membantai Spurs dengan skor telak 7-2.
"Dari pemain yang sempat terbuang oleh Arsenal dan West Brom, kini menjadi seperti sekarang. Wow," kata Ferdinand.
Gnabry memang tak sempat menikmati indahnya sepak bola Inggris. Pada 2016, setelah lulus dari akademi sepak bola Arsenal, dia masuk ke tim inti klub itu.
Namun yang terjadi, dia hanya bermain 18 kali dalam laga tim utama. Dia tak bisa bersaing dengan gelandang serang Arsenal lain yang jauh lebih senior.
Ditambah dengan cedera yang dialaminya, dia dipastikan tak bisa mendapat tempat di tim utama. Walhasil, dia pun dipinjamkan ke klub Liga Primer lain, West Bromwich Albion.
Berada di bawah asuhan Tony Pulis, kariernya juga tenggelam. Di klub berjuluk The Baggies itu, dia hanya bermain tiga kali.
"Bahkan dia tidak berada dalam level untuk bermain di Liga Primer," kata pelatih yang selalu tampil dengan topi baseball itu.
Akhirnya, dia pun dikembalikan ke Arsenal. Klub asal London Utara itu tak mau lagi memakainya. Meski pada saat hampir bersamaan dia tampil gemilang bersama tim junior Jerman di Olimpiade Rio de Janiero 2016.
Gnabry, yang saat itu bermain di sisi sayap, kemudian dilego ke Werder Bremen. Harganya pun murah, yakni 4,5 juta pound sterling.
Bermain di negerinya sendiri, Gnabry langsung menyedot perhatian. Pada musim pertamanya, dia berhasil mencetak 11 gol untuk Bremen.
Ketajaman ini kemudian membuat Bayern Muenchen membelinya. Dengan mengaktifkan klausul pelepasannya yang berharga 8 juta euro, dia pun kemudian berseragam Muenchen.
Tak lama untuk Gnabry masuk ke tim inti FC Hollywood. Setelah sempat dipinjamkan kepada Hoffenheim, dua musim lalu, dia pun masuk ke tim utama Muenchen.
"Kepergiannya ke Jerman membuat dia berkembang dengan baik. Dia tampil sungguh luar biasa malam ini. Keputusan yang sungguh tepat," kata Ferdinand.
Tentu kehebatan Gnabry belum benar-benar sempurna hingga dia bisa membawa Muenchen menjadi juara dalam turnamen ini. Untuk itu, dia harus bekerja keras lagi untuk ikut bersama membawa trofi Liga Champions ke Allianz Arena.
IRFAN BUDIMAN | DAILYMAIL | LIVESCORE | IRFAN BUDIMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo