Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dominasi Amerika Serikat dalam FIFA Piala Dunia wanita belum tergoyahkan. Minggu lalu, atau Senin pagi waktu Indonesia, tim Negeri Abang Sam mengukuhkan diri menjadi juara dunia untuk keempat kalinya setelah membungkam tim Belanda dengan skor 2-0 di Parc Olympique Lyonnais, Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari delapan Piala Dunia wanita sejak 1991, Amerika Serikat selalu masuk tiga besar. Rinciannya, empat kali menjadi juara, satu kali menduduki peringkat kedua, dan tiga kali menempati posisi ketiga. Sepertinya pemain sepak bola wanita berbakat di Amerika tak pernah habis. Lantas, apa rahasianya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu faktor yang disebut-sebut sebagai pendorong kesuksesan wanita Amerika Serikat, termasuk di bidang olahraga, adalah kebijakan pendidikan, khususnya setelah disetujuinya amendemen Undang-Undang Pendidikan pada 1972.
Sebelumnya, terdapat keyakinan dan takhayul yang menyatakan olahraga dan kompetisi fisik hanya diperuntukkan bagi laki-laki dan tidak wajar atau bahkan tidak sehat untuk anak perempuan. Amendemen terhadap undang-undang tersebut ingin mengubah persepsi itu. Meski sempat beberapa kali menemui hambatan, undang-undang itu akhirnya lolos.
Setelah undang-undang itu disahkan, terutama dengan masuknya pasal IX yang diperjuangkan oleh anggota kongres Patsy Mink dari Hawaii agar tak ada lagi diskriminasi di sekolah, kesempatan bagi wanita untuk berkompetisi di bidang olahraga terbuka lebar. Universitas pun diwajibkan memberi beasiswa yang sama kepada pelajar laki-laki dan perempuan.
Pada 1972, baru ada 700 pemain sepak bola wanita di semua sekolah menengah atas di Amerika Serikat. Namun, pada 1991, ketika Piala Dunia wanita untuk pertama kalinya diadakan, jumlah pemain sepak bola di sana naik 17 ribu persen atau menjadi 121.722 orang.
Jumlah itu terus meningkat. Pada 2018, jumlah pemain sepak bola wanita di semua SMA di Amerika mencapai 390.482 orang. Kesuksesan tim wanita Amerika Serikat dalam Piala Dunia menjadi motivasi bagi para pelajar untuk menekuni olahraga ini. Bahkan mereka yang berprestasi dipermudah masuk perguruan tinggi.
Hampir 50 tahun setelah undang-undang anti-diskriminasi di institusi pendidikan diberlakukan, atlet wanita Amerika, baik di tingkat amatir maupun profesional, mendominasi. Banyak dari mereka yang meraih kesuksesan, bahkan memegang rekor dunia.
Pasal IX terbukti efektif dalam mengubah wajah sistem edukasi Amerika Serikat menjadi salah satu kekuatan institusi olahraga dunia hingga saat ini. Hal ini membuktikan, apabila pemerintah serius dan mendukung penuh kesetaraan gender di sekolah, atlet bertalenta tak pernah kering, seperti dalam tim sepak bola Amerika Serikat.
Saat juara bertahan Amerika Serikat untuk keempat kalinya mengangkat trofi Piala Dunia setelah mengalahkan Belanda, warga Amerika bisa tersenyum lebar. Bukan hanya karena mereka melihat kesuksesan di lapangan bola, tapi juga karena atlet wanita adalah aset negara yang layak mendapat investasi besar. THE GUARDIAN | FIFA | NYT | FIRMAN ATMAKUSUMA
Profil Tim
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo