Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
James Rodriguez bergabung dengan Everton
Faktor Carlo Ancelotti menjadi alasan utama.
Rodriguez bertekad menjadian sepak bola Everton lebih menarik
LIVERPOOL – Hanya ada dua pelatih yang benar-benar mengenal James Rodriguez, 29 tahun. Yang pertama adalah Julio Cesar Falcioni, pelatih asal Argentina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Si perokok berat itu kepincut oleh kemampuan Rodriguez saat pemain ini masih berumur 18 tahun. Falcioni lantas membawanya terbang dari Envigado, Kolombia, untuk bergabung dengan klubnya, Banfield, di Liga Argentina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan yang tepat. Pada musim pertamanya, Rodriguez langsung ikut mengangkat piala juara Divisi Utama di negeri itu.
“Dia sudah seperti ayah saya. Dia merasakan dan tahu tentang bakat yang saya miliki. Saya diberi kepercayaan olehnya saat masih berumur 18 tahun,” kata Rodriguez tentang Falcioni.
Pelatih yang kedua adalah Carlo Ancelotti. Si Mister—begitu panggilan pelatih asal Italia itu—begitu terkesima melihat kehebatan Rodriguez di Piala Dunia 2014 di Brasil. Dalam kejuaraan empat tahunan itu, Rodriguez mencetak enam gol dan meraih piala Sepatu Emas.
Bersamaan dengan itu, Don Carletto—julukan lain Ancelotti—pindah ke Real Madrid setelah sebelumnya mengantar Atletico menjadi juara La Liga. Salah satu permintaannya ketika menangani Madrid adalah di skuadnya harus ada James Rodriguez.
Madrid pun setuju. Begitu juga Rodriguez. Dia pindah dengan biaya transfer mencapai 72 juta euro dari Monaco, klubnya saat itu.
“Saya bergabung dengan pelatih super: Ancelotti. Dia tahu banyak soal cara mengelola tim dan saya mendapatkan kepercayaannya,” kata Rodriguez.
Pada musim pertamanya di Madrid, Rodriguez bermain gemilang dan bergelimang gol. Tujuh belas gol dia buat saat itu.
Namun Ancelotti kemudian dipecat Real Madrid dan berlabuh di Bayern Muenchen. Sama seperti ketika menangani Madrid, Ancelotti ingin Rodriguez ada di skuadnya.
Mereka pun bekerja sama lagi. Hasilnya tak buruk. Dua musim di sana, dalam statusnya sebagai pemain pinjaman, Rodriguez ikut mengangkat trofi Bundesliga.
Musim-musim berlalu. Setelah menangani Napoli, Ancelotti kemudian menyeberang ke Everton di Liga Primer. Rodriguez, yang kembali ke Santiago Bernabeu, lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Manajer Zinedine Zidane tak cocok dengan permainannya. Musim lalu, dia hanya bermain dalam lima laga.
Hingga akhirnya Rodriguez dan Ancelotti berjodoh lagi di Goodison Park, Inggris. Kemarin, Rodriguez resmi menjadi pemain Everton dengan nilai transfer 20 juta pound sterling.
Sebenarnya, apa yang membuat Ancelotti teramat percaya kepada Rodriguez? “Saya ingin Rodriguez di posisi sayap sesuai dengan talentanya. Dia pekerja keras, tidak egois, dan seorang profesional sejati,” tutur Ancelotti dalam autobiografinya.
Di Goodison Park pun Rodriguez rela digaji tak semahal di Madrid. Menurut dia, semua itu demi membantu Everton meraih kemenangan demi kemenangan dengan menyuguhkan permainan yang menghibur. Tapi, di luar semua itu, alasan terbesarnya adalah Carlo Ancelotti.
“Saya menikmati waktu bersama dia sebelumnya di Madrid dan Muenchen. Itu alasan terbesar saya untuk datang ke sini,” katanya.
GOAL | GUARDIAN | BBC | IRFAN BUDIMAN
24
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo