Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WEST BROMWICH — Secara mengejutkan, West Bromwich Albion menahan Manchester City dengan skor 1-1 di Stadion Etihad, Rabu lalu. Satu poin dari tim sekelas The Citizens tentu sangat membanggakan bagi tim promosi Liga Primer Inggris tersebut.
Hingga pekan laga ke-13, The Baggies, julukan West Bromwich, meraih tujuh angka, hasil dari sekali menang, empat kali imbang, dan delapan kekalahan. West Brom pun berada di urutan ke-19 klasemen atau posisi kedua dari bawah.
Namun satu poin dari City berakhir sia-sia bagi manajer Slaven Bilic. Beberapa jam setelah laga, ia mendapat kabar dari klub tentang pemecatannya. Sejumlah media Inggris menyebut pemecatan Bilic sudah diputuskan petinggi klub seusai West Bromwich kalah 1-2 dari Newcastle United, Sabtu pekan lalu.
Walhasil, apa pun hasil laga melawan Manchester City tak mempengaruhi keputusan klub memecat Bilic. Dalam laman resminya, West Bromwich hanya mengucapkan terima kasih kepada pelatih berkebangsaan Kroasia itu. "Terima kasih kepada Bilic dan staf atas persembahan promosi musim ini," demikian tulis klub.
Sejumlah fan The Throstles, julukan lain West Brom, meradang mendengar kabar tersebut. Menurut mereka, cara klub memecat Bilic terlalu kejam.
Meski begitu, mereka paham bahwa klub dan Bilic memang sudah tidak akur. Isu pemecatan telah terdengar dua pekan lalu ketika West Brom kalah telak 1-5 dari Crystal Palace di kandang sendiri di Stadion The Hawthorne.
Perpecahan Bilic dan klub sejatinya sudah terjadi sebelum Liga Primer musim ini bergulir. Bilic sempat ngambek dan mengancam mundur dari kursi pelatih lantaran West Bromwich tak mendukung kebijakan belanja pemain.
Klub menolak permintaan Bilic untuk membeli penyerang Watford, Troy Deeney; penyerang Brentford, Ollie Watkins; penyerang Queens Park Rangers, Eberechi Eze; dan bek kiri Wigan Athletic, Antonee Robinson. Deeney akhirnya masih bertahan di Watford. Adapun Watkins pindah ke Aston Villa, Eze dibeli Crystal Palace, dan Robinson dibajak Fulham.
Bilic, dalam surat terbukanya, merasa sangat kecewa ke luar dari West Bromwich. Hal yang paling menyedihkan baginya adalah tak bisa melakukan salam perpisahan di depan suporter di Stadion The Hawthorne. "Saya harap tim ini bisa sukses," tulis pelatih berusia 52 tahun itu.
Satu hal yang tak bisa ia lupakan adalah kesuksesan pada musim lalu di Divisi Championship hingga lolos promosi ke Liga Primer. Bilic masih ingat betul konsentrasi para pemain menjaga asa dalam setiap pertandingan musim lalu.
"Tapi, mohon maaf, rencana yang saya bangun tidak berhasil. Tapi saya tetap bangga meski pergi dari klub ini," kata mantan pelatih West Ham United tersebut. Sebagai gantinya, West Bromwich memilih pelatih senior Sam Allardyce untuk menemani Branislav Ivanovic cs merampungkan kompetisi musim ini.
Direktur Olahraga dan Teknis West Bromwich, Luke Dowling, mengatakan klub yakin Allardyce mampu membawa tim lolos dari jurang degradasi. "Allardyce pun yakin skuad kami masih punya kualitas untuk bertahan di Liga Primer," kata Dowling.
Allardyce memang bukan pelatih sembarangan. Pelatih berusia 66 tahun tersebut pernah menangani Everton, Crystal Palace, dan Sunderland. Catatan paling penting, pria berjulukan Big Sam itu belum pernah mengalami degradasi selama melatih.
Hasil paling mengagumkan ketika ia mampu menyelamatkan Sunderland dari degradasi Liga Primer pada musim 2015/2016. Saat itu tim berjulukan The Black Cats tersebut sempat berkutat di posisi tiga terbawah klasemen. Namun pada akhir-akhir musim mereka bisa naik hingga finis di posisi ke-17.
Sejumlah media Inggris menyebut West Bromwich berjanji akan memberikan bonus 2 juta pound sterling atau sekitar Rp 38,4 miliar kepada Allardyce jika ia sukses membawa Kieran Gibbs cs bertahan di Liga Primer musim mendatang. Namun tak sedikit media Inggris yang pesimistis Big Sam bisa mengulang kesuksesannya di West Bromwich.
Sebab, Allardyce sudah dua setengah tahun menganggur setelah terakhir kali melatih Everton. Belum lagi di atas kertas kualitas para pemain West Brom tak terlalu tangguh meladeni kompetisi paling tinggi di Inggris.
Adapun West Bromwich memang terkenal sebagai kutu loncat karena sering mengalami degradasi dan promosi ke Liga Primer Inggris. Laga melawan Aston Villa di Stadion The Hawthorne, Ahad dinihari, akan menjadi pembuktian kualitas Big Sam. Mampukah ia menyelamatkan West Bromwich?
THE DAILYMAIL | GOAL | INDRA WIJAYA
Ganti Nakhoda Agar Terhindar dari Degradasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo