Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LONDON — Secara mengejutkan, Tottenham Hotspur tampil perkasa musim ini. Tim berjulukan The Lilywhites itu bertengger di posisi teratas klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan torehan 24 poin.
Dari 11 laga, Tottenham meraih tujuh kemenangan, tiga seri, dan sekali kalah. Raihan angka mereka sama dengan juara Liga Primer musim lalu, Liverpool. Bedanya, Tottenham unggul selisih gol.
Tercatat Tottenham mencetak 23 gol dan baru kebobolan sembilan kali. Adapun The Reds bikin 26 gol, tapi kemasukan 17 gol. Faktanya, Spurs menjadi klub yang paling sedikit kebobolan sejauh ini.
Kekompakan dan solidnya penampilan tim menjadi kunci sukses. Salah satu yang jadi sorotan adalah kokohnya lini tengah Tottenham. Dua gelandang bertahan, Moussa Sissoko dan Pierre-Emile Hojbjerg, berperan sebagai jangkar kuat permainan Tottenham.
Duet Sissoko dan Hojbjerg mampu menopang strategi manajer Jose Mourinho yang terkenal pragmatis. Walhasil, Spurs bisa diajak bermain menyerang atau bertahan. Ketika melawan tim lemah, Harry Kane cs bermain dominan dan menekan.
Kala melawan tim kuat, Spurs berubah dengan menampilkan permainan bertahan. Buktinya saat Spurs melawan Arsenal, Ahad lalu, dan Manchester City pada 22 November lalu. Dalam dua laga tersebut, Mourinho meminta anak didiknya bermain pasif.
Saat melawan Arsenal, Spurs cuma kebagian 30 persen pergerakan bola. Meski begitu, Tottenham justru tampil efektif dengan bikin tiga peluang gol dalam lima serangan. Adapun The Gunners hanya bikin dua peluang gol dalam 11 kali percobaan. Hasil laga, Tottenham menang 2-0.
Ketika melawan City, Tottenham juga hanya menguasai 30 persen pergerakan bola. City menggempur habis pertahanan Tottenham lewat 22 serangan. Namun hanya dua serangan yang mengarah tepat ke gawang Hugo Lloris.
Sebaliknya, Tottenham hanya bisa melakukan empat serangan balik dengan hasil dua gol. Spurs menang 2-0 kala itu. Sejumlah media Inggris menyebut Sissoko dan Hojbjerg punya peran besar dalam dua kemenangan tersebut.
Berbekal formasi 4-2-3-1, Sissoko dan Hojbjerg berdiri di depan barisan bek. Kehadiran keduanya memberi perlindungan lebih pada pertahanan tim. Mereka disiplin merusak pergerakan bola lawan sebelum masuk ke kotak penalti.
Ketika lawan menusuk lewat sayap, bek kanan atau kiri Spurs akan melebar untuk melakukan tekanan. Pada kondisi ini tercipta ruang kosong antara bek sayap dan bek tengah. Di sinilah Sissoko dan Hojbjerg masuk mengisi kekosongan pertahanan. Terbukti, Arsenal dan City tak mampu menembus penjagaan Spurs.
Hebatnya lagi, Hojbjerg juga memainkan tugas menyuplai bola ke pemain lain. Terbukti, pria berusia 25 tahun itu masuk daftar pemain yang paling banyak mengoper bola dalam Liga Primer sejauh ini. Hojbjerg tercatat sudah melakukan 792 operan. Tak jarang ia menjadi inisiator serangan balik kilat Tottenham.
Mourinho puas atas penampilan pemain yang baru dibeli pada bursa transfer musim panas lalu dari Southampton itu. Sejumlah media Inggris menyebut pembelian Hojbjerg teramat penting bagi Mourinho. Bukan rahasia lagi bahwa pelatih asal Portugal itu butuh gelandang bertahan yang mampu menjadi penyeimbang tim.
Sebut saja Michael Essien ketika Jose Mourinho melatih Chelsea pada 2004-2007. Lalu Esteban Cambiasso saat Mourinho menangani Inter Milan pada 2007-2010. Kemudian Sami Khedira ketika dia menangani Real Madrid pada 2010-2013. Terakhir, ada Nemanja Matic saat ia menjadi manajer Manchester United pada 2016-2018.
Menurut Mourinho, Hojbjerg adalah gelandang unik. Pemain berkebangsaan Denmark itu disebut sebagai pemain yang sederhana secara kualitas. Ia jarang menunjukkan kemampuan olah bola tingkat tinggi ketika tampil. "Mengutip pelatih-pelatih pada 30-40 tahun lalu, kesederhanaan itu jenius," kata Mourinho.
Lagi pula, Mourinho tak butuh pemain yang hobi pamer kemampuan saat berlaga. Yang penting, pemain itu bisa mengerti dan mampu mengaplikasikan perintahnya di lapangan.
"Dia juga cerdas. Bisa membaca permainan lawan dan sering bertanya macam-macam ketika diberi arahan. Kecerdasan ini bisa jadi bekal nanti ketika menjadi pelatih," kata Mourinho.
Sesuai dengan jadwal, Tottenham akan tampil melawan Crystal Palace dalam lanjutan Liga Primer, besok malam. Kuat dugaan, Hojbjerg masih akan tampil. Sejauh ini, Hojbjerg selalu tampil dalam Liga Primer selama 90 menit penuh. Bukti nyata Hojbjerg adalah kartu as Mourinho di Tottenham.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GOAL | DAILY MAIL | INDRA WIJAYA
Kartu As Tottenham Bernama Hojbjerg
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo