Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Kebutuhan Baterai Kendaraan Listrik Capai 108 GWh pada 2030

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim kebutuhan baterai kendaraan listrik di Indonesia akan terus meningka

22 November 2023 | 08.00 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dalam acara peluncuran dokumen Investment and Policy Plan (CIPP) Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transitions Partnership/JETP) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dalam acara peluncuran dokumen Investment and Policy Plan (CIPP) Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transitions Partnership/JETP) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim kebutuhan baterai kendaraan listrik di Indonesia akan terus meningkat. Oleh karenanya pemerintah terus mendorong percepatan industri baterai di dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Indonesia memiliki salah satu bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, yakni nikel. Dia berharap Tanah Air dapat mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik demi memenuhi kebutuhan di masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Selain Indonesia, dunia juga berlomba-lomba untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik,” kata Arifin dalam sambutan yang diwakilkan dalam acara Tempo Enegy Day, Selasa, 21 November 2023.

Bahkan Kementerian ESDM memprediksi hingga tahun 2030 mendatang, kebutuhan baterai dunia meningkat sampai 2.400 gWh.

"Kebutuhan baterai di seluruh dunia akan semakin meningkat. Diperkirakan kebutuhan baterai dunia meningkat 2.400 gWh dari 2023-2030, sedangkan kebutuhan di Indonesia sebesar 108 gWh,” sambung dia.

Arifin menyebut dalam memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik, diperlukan kemampuan untuk memproduksi komponen pendukung lainnya. Oleh karenanyya, perlu memastikan lagi apakah seluruh komponen tersebut tersedia di Indonesia.

“Pendukung ekosistem baterai EV lainnya, adalah anoda, separator, elektor, elektronik, dan safe housing, di samping komponen utama EV, yaitu charger dan inverter. Salah satu bahan baku utama baterai adalah nikel. Selain itu ada grafit, aluminium, baja, tembaga, mangan, kobalt, lithium, dan besi,” ucap dia.

Meskipun memiliki kandungan nikel terbesar di dunia, Arifin menjelaskan bahwa sumber daya alam tersebut masuk dalam daftar mineral kritis. Artinya, negara wajib menjaga ketersediaan material tersebut meski digunakan semaksimal mungkin.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus