Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ketika Jorginho Ditinggal Sarri

Tanpa Sarri, Jorginho malah merasa akan lebih banyak pelajaran yang didapat.

12 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LONDON - Gelandang Italia, Jorge Luiz Frello Filho, atau lebih dikenal dengan panggilan Jorginho, ibarat tangan kanan bagi Manajer Chelsea, Maurizio Sarri. Bukan rahasia lagi bahwa keduanya punya hubungan amat dekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemain yang lahir di Imbituba, State of Santa Catarina, Brasil, 27 tahun silam itu bersama Sarri pindah ke Chelsea dari Napoli pada musim panas tahun lalu. Selama empat tahun di Napoli, Jorginho mampu menjalankan tugas sebagai pengatur serangan sesuai dengan keinginan sang pelatih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sarri dikenal sebagai pelatih dengan gaya bermain menyerang dan menguasai bola atau sering disebut "Sarriball". Pola itu disukai Jorginho. Karena itu, saat Sarri hijrah ke Chelsea, Jorginho memilih mengikutinya dan menolak tawaran Manchester City.

Di Tim Biru, Jorginho lagi-lagi menjadi andalan Sarri. Buktinya, Jorginho pada musim lalu seperti tak tergantikan di lini tengah. Ia tampil 53 kali. Keberadaannya memaksa N’Golo Kante bergeser posisi dan Cesc Fabregas angkat kaki dari Stamford Bridge pada Januari lalu.

Namun hubungan kerja sama keduanya sepertinya akan berakhir pada musim ini. Ya, kabar bahwa Sarri akan diberhentikan sebagai Manajer Chelsea kian berembus kencang. Rumor itu bahkan sudah terdengar santer selepas final Liga Europa pada 29 Mei lalu.

"Saya mencintai Liga Primer dan saya beruntung berada di Chelsea. Namun setiap akhir musim Anda harus duduk bersama untuk membicarakan masalah kontrak. Menurut saya, saya layak bertahan di Chelsea. Tapi pendapat saya saja tentu tak cukup," ucapnya.

Walau Sarri masih betah di Stamford Bridge, hubungan bekas pelatih Napoli itu dengan petinggi Chelsea kurang mulus. Petinggi Chelsea kabarnya tak puas dengan kinerja musim perdana Sarri. Padahal Sarri berhasil membawa The Blues menjuarai Liga Europa musim ini.

Kondisi itu membuat Sarri disebut-sebut bakal kembali ke tanah kelahirannya, Italia, untuk menangani Juventus. Bahkan Sarri dikabarkan segera menandatangani kontrak tiga tahun untuk menggantikan pelatih Massimiliano Allegri di Turin.

Meski hubungannya dengan Jorginho dikenal sangat dekat, ketika dimintai konfirmasi ihwal kebenaran kabar tersebut, Jorginho mengatakan sama sekali tak tahu-menahu. Dia malah mempertanyakan apakah Sarri benar-benar akan pergi.

"Saya sama sekali tak tahu. Kita lihat saja klub apa yang akan ia pilih," kata Jorginho setelah membantu tim Italia menggilas Yunani 3-0 dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020, Ahad lalu. "Saya tak punya bayangan apa yang akan ia lakukan pada masa mendatang."

Selain itu, Jorginho mengaku tak tahu apakah Sarri akan tetap di Stamford Bridge atau tidak. Lantas, dengan santernya kabar Sarri akan ke Juventus, akankah Jorginho turut diboyong ke Turin?

Sepertinya skenario itu akan sulit terwujud. Sebab, Jorginho masih terikat kontrak dengan Chelsea hingga 2023. Dengan begitu, hampir dipastikan Jorginho tak akan mengikuti langkah sang manajer untuk kembali berlaga di Seri A Italia.

"Akankah Jorginho pergi dengan Sarri ke Turin? Dia masih punya sisa ikatan kontrak empat tahun di Chelsea, dan sepertinya dia akan tetap bertahan di sini," ucap agen Jorginho, Joao Santos. "Klub Italia, tak akan mampu menggaet Jorginho."

Yang kemudian menjadi pertanyaan, seandainya Sarri jadi pergi ke Juventus, seperti apa nasib Jorginho di Chelsea? Selama ini Sarri selalu membela pemain berpostur 180 sentimeter itu saat dihujani kritik pedas ataupun cemooh dari fan The Blues.

Fan Chelsea tak jarang mengomentari gaya permainan Jorginho. Mereka tampak tak senang dengan keberadaan Jorginho di lini tengah. "Saya banyak menerima kritik. Mungkin karena orang Inggris tak biasa melihat playmaker dengan keahlian seperti saya," ujar Jorginho.

Menurut Jorginho, dirinya bukanlah tipe pemain yang mengandalkan kekuatan fisik. "Saya pikir saya adalah pemain yang lebih mementingkan memainkan bola," katanya. Gaya bermain itulah yang sangat cocok dengan pola permainan Sarri yang berbasis penguasaan bola.

Walhasil, corak permainan The Blues yang sebelumnya defensif dan mengandalkan serangan balik warisan pelatih sebelumnya, Jose Mourinho dan Antonio Conte, berubah total. Media Italia dan Inggris menamai gaya ala Sarri itu dengan sebutan Sarrismo atau Sarriball.

Dalam skema Sarriball, Jorginho bertugas sebagai komandan saat menyerang, menemukan celah, dan terutama menggulirkan bola secara cepat melalui umpan sekali sentuhan. Berkat peran itu, Jorginho tercatat sebagai pengumpan terbanyak di Liga Primer Inggris musim lalu.

Kini, setelah Sarri dikabarkan akan meninggalkan Stamford Bridge, akankah pemainan Jorginho berubah? "Saya sadar tekanan terhadap saya di Chelsea akan makin besar, bakal tetap banyak atau malah lebih banyak kritikan. Namun saya akan tetap tenang dan menerima semua itu," ucap Jorginho.

Tanpa Sarri, Jorginho malah merasa akan lebih banyak pelajaran yang didapat. "Akan selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari. Saya sudah banyak belajar bersama klub ini dalam satu tahun terakhir," tuturnya. FOTTBALL ITALIA | FOXSPORT | METRO | FIRMAN ATMAKUSUMA


Jorge Luiz Frello Filho

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus