Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kok kalah terus, PSSI utama ?

Tim pssi utama mengalami kekalahan beruntun. harry tjong akan meletakkan jabatannya sebagai pelatih pssi. koni pusat mendatangkan pelatih ben fischer, asal jerman barat. (or)

30 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIM PSSI Utama yang diasuh trio pelatih lokal ternyata dijadikan tambang gol bagi lawan. Dari tiga kali penampilannya di gelanggang Pra-Piala Dunia Grup I Asia-Oceania, tim Indonesia ini kebobolan sembilan gol tanpa balas. Yaitu dari kesebelasan Selandia Baru tujuh gol -- ketika main di Jakarta (11 Mei) dua gol dan di Auckland (23 Mei) lima gol -- dan dari tim Australia -main di Melbourne (20 Mei) -- dua gol. Manajer tim Syarnubi Said konon hampir menangis. Kedua pemainnya terkena kartu merah, dan tidak boleh bermain untuk dua pertandingan. Adalah Kapten PSSI Utama Ronny Pattinasarany dan Bambang Nurdiansyah yang diusir wasit dari lapangan di Auckland. Ronny dinilai berlaku kurang ajar karena menendangkan bola ke arah wasit Garca Oliva dari Portugal. Oliva selalu berlaku berat sebelah, kata Ronny. "Siapa yang tidak kesal." Ronny dikeluarkan pada menit ke-60 setelah gol ketiga dari Selandia Baru. Nurdiansyah dikeluarkan Oliva satu menit kemudian karena ia hampir memukul seorang pemain lawan. "Baru berniat," katanya. "Saya menyesal." Setelah kekalahan beruntun, sebelum pulang ke Indonesia, PSSI Utama masih akan memainkan satu pertandingan lagi. Yaitu melawan tim Fiji di Suva, 31 Mei. Tanpa Ronny, dinamo tim. Itulah yang menyedihkan Syarnubi. "Kita akan lebih malu jika gagal pula di Fiji," ujar Syarnubi. "Bahkan lebih malu dibanding waktu dikalahkan Brunei (di Kuala Lumpur, 1979) dulu." Pelatih Harry Tjong menyatakan ia bertanggung jawab atas kegagalan ini. Tapi disesalkannya klub tak mengirimkan pemain terbaik mereka. Permintaannya akan Syamsul Arifin, Abdi Tunggal, Dullah Rahim, Hadi Ismanto -- semuanya penyerang -- tidak dikabulkan perkumpulan yang bersangkutan. Sedang Risdianto tidak mendapat "restu" dari pengurus PSSI. Boss Klub Jaka Utama Ir. Marzuli Warganegara membela perkumpulan. Sebenarnya tim pemandu bakat PSSI tidak jeli melihat pemain yang dipanggil untuk memasuki pelatnas, kata Marzuli, sedang Jaka Utama punya pemain penyerang -- bernama Sucipto -- yang cocok untuk pola 4-4-2 dari Tjong. Bekas pelatih nasional drg. Endang Witarsa membenarkan penilaian Marzuli. Ia malah juga mengincar Sucipto, 22 tahun, untuk memperkuat Klub UMS 80, yang dilatihnya. Tapi Endang Witarsa mengatakan kegagalan PSSI Utama bukan terletak pada pemain, melainkan pada pelatih Tjong. "Ia tidak tahu kekuatan timnya." Pola permainan (44-2) yang diterapkan Tjong dinilainya tak banyak berpengaruh. "Kita sebetulnya belum siap untuk memasuki kejuaraan ini," sela Ketua Dewan Pelatih PSSI, Maulwi Saelan. Tjong mengatakan ia akan meletakkan jabatan sebagai pelatih PSSI sekembalinya di Jakarta. Penggantinya? KONI Pusat mendatangkan pelatih asal Jerman Barat, Ben Fischer, yang bertugas mulai 1 Juli dengan bayaran DM 12.000 (sekitar Rp 3,3 juta) per bulan. Dibebankan padanya sasaran menjuarai SEA Games di Manila, Desember. Fischer dikontrak PSSI selama dua tahun. Sebelum Fischer menanganinya, PSSI Utama masih akan memainkan empat pertandingan lagi dalam Pra- Piala Dunia Grup I. Melawan Fiji (satu kali), Taiwan (dua kali) dan Australia (satu kali). Dan mungkin pertandingannya melawan Selandia Baru diulang. Sebab PSSI, setelah kekalahan menyolok di Auckland, menyampaikan protes kepada Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Alasannya: Pimpinan pertandingan di Auckland itu ternyata tak semua berasal dari negara netral. Hakim garis Tony Boskovic berasal dari Australia, misalnya, masih negara Grup I -- semestinya tak boleh. Di Grup I, diperkirakan Selandia Baru menjadi juara. Saat ini Selandia Baru menempati urutan teratas dengan 10 angka kemenangan dari enam pertandingan. Tim lain tampak akan sulit menggesernya. Kecuali jika Taiwan yang baru bermain sekali (dan seri) memenangkan tujuh pertandingan sisa. Juara Grup I masih akan bertarung dengan juara Grup II (Arab Saudi), Ill (Kuwait), dan IV (RRC) kelompok Asia Oceania. Pemenangnya akan dapat tiket Piala Dunia 1982 di Spanyol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus