Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Main Keras Untuk Menang ?

Team kesebelasan PSSI pra piala dunia mengadakan pertandingan uji coba dengan kesebelasan Uni Soviet yang berakhir 0-0 & dengan kesebelasan brno cekoslowakia yang berakhir 2-1 untuk BRNO. (or)

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEAM Pre World Cup Indonesia te lah membayar mahal pertandingan percobaan mereka dengan kesebelasan nasional Uni Soviet di bawah umur 23 tahun dan BRNO, Cekoslowakia. Dalam pertarungan pertama, di Stadion Utama, Senayan Jumat 10 Desember ketrampilan menahan regu Uni Soviet dengan angka seri 0--0 dibayar kesebelasan Pre World Cup lewat pengorbanan back kiri, Johannes Auri. Ia menderita cedera patah tangan. Ketika menghadang penyerang lawan dengan cegatan sling tackle. Menurut Auri, sesudah tangan kanannya dioperasi dan dipasang pen, ia harus istirahat selama 3 minggu untuk penyembuhan. Terpancing Kasar Turun tanpa Auri dalam menghadapi kesebelasan BRNO, apa yang tersisa di lini pertahanan tak lain dari ketimpangan belaka. Digesernya gelandang kiri, Suaeb Rizal untuk menggantikan posisi lowong yang ditinggalkan Auri ternyata juga tak membantu banyak. Suaeb Rizal yang sudah terbiasa bermain di sektor hadangan pertama tampak kikuk ketika ia ditarik ke belakang. Ia kelihatan lebih banyak bergerak ke dalam ketimbang mencegat lawan yang menerobos dari sayap kanan. Barulah sewaktu tempat barunya diserahkan kepada Wahyu Hidayat--dan Suaeb Rizal ditarik kembali ke gelandang--terobosan lawan mulai sedikit terhadang. Tapi ketika itu suhu permainan sudah meningkat panas - Indonesia telah kebobolan 1--0 sebelum jedah. Seperti biasanya, yang berantakan duluan adalah kerjasama di garis pertahanan team Pre World Cup. Poros halang Oyong Liza, yang biasanya dapat mengatur rapi kordinasi rekannya, kali ini dengan cepat terpancing untuk bermain kasar. Lebih-lebih setelah kapten regu, Iswadi Idris digotong ke luar lapangan. Akibat sergapan keras gelandang kiri BRNO, Kotasek. Tulang scapula di bagian pundaknya retak. Dan ia terpaksa harus istirahat total selama I pekan. Digotongnya Iswadi ke rumah sakit permainan yang ditinggalkannya tampak semakin tak menentu. Sekalipun masih ada Anjas Asmara, Junaedi Abdillah, Waskito, dan Ronny Pattinasarany, tapi nama-nama senior ini tampak kurang mampu mengatasi keadaan. Sementara permainan kian meningkat panas. Dan akhirnya perkelahian pun tak terelakkan. Apa yang mungkin diharapkan dari pemain yang sudah mencari kaki lawan? Tidak banyak, memang. Apalagi team Pre World Cup telah ketinggalan 2 gol. Kalau saja back kiri BRNO, Hamrik tidak menyentuh bola di area penalti, barangkali kesebelasan Pre World Cup Indonesia sulit untuk merubah keadaan menjadi 2-1. Kecuali dalam menghadapi Hajduk Split, Yugoslavia. Team Pre World Cup menang 3-2. Juga lantaran kesebelasan Hajduk Split bermain kurang bagus. Akal Sehat Meniiai sistim diagonal alias zig-zag yang dicoba Sinyo Aliandu dan Tony Poganik atas team asuhan mereka, tampak penyesuaian langgam permainan di antara pemain Pre World Cup menjadi kurang mantap dibandingkan dengan penampilan masa lalu. Banyak terobosan maupun operan yang patah di tengah perjalanan. Kalau pun ada yang menemui bentuk, itu juga kurang mendapat penyelesaian yang baik. Ketidak-mantapan penerapan sistim yang dipakai team Pre World Cup ini tidak lepas tentunya dari kemantapan kerjasama dan kondisi kesebelasan itu sendiri. Padahal di antara pemain pelatnas Pre World Cup hanya back kanan, Simson Rumah pasal yang mencatat itu. Sederhana, efisien, dan tabah adalah ciri permainannya. Ia tidak takut pada permainan keras lawan. Karena ia sendiri tidak pernah bermain kotor. Sebagai muka baru dalam kebelasan nasional, Simson cukup mencari hari depan yang cerah. Ia adalah contoh seorang pemain yang emosinya tidak terpengaruh oleh suhu pertandingan. Faktor itulah yang tidak merata di semua pemain. Bagaimana mungkin diharapkan keutuhan suatu kesebelasan dengan kondisi yang prima, jika emosi lebih banyak berbicara ketimbang akal sehat. Lebih-lebih dalam turnamen yang menuntut mental baja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus