Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LONDON – Dua kuda hitam akan berlaga di Tottenham Hotspur Stadium, dinihari ini. Laga babak semifinal Liga Champions ini tentu saja menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya sama-sama tak terduga, persis seperti langkah kuda dalam pertarungan catur. Tak ada yang menyangka Ajax Amsterdam bisa melaju hingga babak semifinal. Bahkan, fan klub itu sekalipun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun yang terjadi, tim berjulukan De Godenzonen itu dengan gagah melaju jauh. Dua raksasa Real Madrid di babak 16 besar dan Juventus di perempat final mereka lipat.
Tottenham Hotspur pun begitu. Mereka menyelonong ke semifinal setelah mengandaskan salah satu tim favorit juara, Manchester City.
Tapi siapa yang lebih hitam dari kedua kuda hitam itu?
Banyak yang memprediksi Ajax akan melaju ke final. Tidak itu saja, mereka diperkirakan bisa mengangkat trofi Si Telinga Besar sebutan trofi Liga Champions.
Bagi mereka, Ajax akan semakin sempurna memutarbalikkan sepak bola Eropa. Persis seperti yang terjadi pada 1994/1995.
Kala itu, pelatih Louis van Gaal memimpin skuad muda berbakat Ajax dengan rata-rata usia 23 tahun, sama persis seperti sekarang. Van Gaal membawa pemain hebat, seperti Clarence Seedorf, Edgar Davids, dan Patrick Kluivert.
Saat itu mereka belum punya nama besar alias masih junior. Tak jauh berbeda dengan Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong, hingga Donny van de Beek dalam skuad Ajax saat ini.
Kesamaan lainnya, strategi Van Gaal dan Manajer Ajax saat ini, Erik Ten Hag. Ten Hag yang menghabiskan 13 tahun di Liga Belanda sudah paham betul dengan filosofi total football.
Ia pun menjadikan total football sebagai nyawa tim Ajax. Menariknya, Ten Hag memodifikasi strateginya dengan gaya permainan Josep Guardiola.
Keduanya pernah bekerja sama di Bayern Muenchen pada 2013-2015. Ketika itu Pep melatih tim senior, sedangkan Ten Hag menangani tim junior.
"Saya banyak belajar dari Guardiola. Filosofi sepak bolanya luar biasa. Dia bisa menyuguhkan gaya menyerang sangat atraktif, hingga mudah memenangi pertandingan. Strateginya saya coba terapkan di Ajax," kata Ten Hag.
Pelatih berusia 49 tahun itu juga lihai menanamkan mental baja ke hati para pemainnya. Buktinya, tak sekalipun Ajax gentar melawan tim-tim besar.
Ten Hag ingat betul pernyataan fenomenal legenda Belanda, Johan Cruyff, tentang keberanian melawan tim raksasa.
"Mengalahkan tim bertabur bintang, mengapa tidak? Bermain sepak bola itu sederhana, tapi memainkan sepak bola sederhana itu yang susah," komentar Cruyff ketika melatih Ajax dan Barcelona pada 1985-1996.
Kutipan ini juga akan Ten Hag pasang di benak para pemainnya saat mereka berlari pada dinihari nanti. Ten Hag dan skuadnya sudah sepakat akan menjadikan Spurs sebagai korban mereka selanjutnya.
Tekad mereka sudah bulat, ingin berduel di partai puncak Liga Champions melawan Liverpool atau Barcelona.
"Tottenham Hotspur sekali lagi akan jadi tantangan besar kami. Mereka tim luar biasa. Tapi kami optimistis bisa kalahkan mereka," kata Ten Hag.
Tottenham akan menjamu Ajax dengan kekuatan ala kadarnya. Sebab, The Lilywhites tak akan diperkuat dua penyerang andalan, yakni Harry Kane dan Son Heung-min.
Kane belum pulih dari cedera pergelangan kaki. Sedangkan Heung-min terkena akumulasi kartu kuning. Kesialan mereka bertambah ketika kalah 0-1 oleh West Ham United di Liga Primer Inggris, Sabtu pekan lalu.
"Saya harap kekalahan ini tak akan menurunkan semangat kami menghadapi Ajax. Semoga para pemain segera bugar," kata Manajer Spurs Mauricio Pochettino.
Penyerang Son Heung-min merasa sedih lantaran tak bisa membantu Spurs menghadapi Ajax dalam pertandingan pertama semifinal.
Meski begitu, pemain berkebangsaan Korea Selatan itu yakin timnya masih punya peluang mengalahkan Ajax.
"Saya percaya kawan-kawan masih bisa meladeni permainan lawan. Kemenangan di kandang tentu akan jadi modal bagus kami sebelum bertamu ke Amsterdam," kata Son. GOAL | SKY SPORTS | INDRA WIJAYA
Prediksi Susunan Pemain
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo