Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Masih Amatir, Uang Pun Dapat ?

PBSI menentukan status pemain menjadi amatir & berlisensi. Pemain amatir yang menang dalam turnamen terbuka mendapat uang lewat PBSI. Bulu tangkis dicoret di Asean Games'82 & sulit masuk Olimpiade. (or)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NEW Delhi, calon tuan rumah Asian Games 1982, mencoret bulutangkis. Ini suatu tragedi," komentar Azis Bokhari Bab, sekretaris Persatuan Bulutangkis Malaysia. Tapi "itu hak tuan rumah," keluh Soeworo, sekretaris Komite Olympiade Indonesia. Adalah ndonesia yang memasukkan bulutangkis dalam AG 1962 di Jakarta. Dari cabang ini pula Indonesia selalu menaruh harapan untuk memperoleh medali emas AG, sebagaimana halnya di Bangkok Desember lalu. Sikap India mencoretnya pada hakekatnya juga tragedi bagi Indonesia, yang sedang unggul di dunia bulutangkis. Apa reaksi PBSI ? "Kita malah jadi leluasa," komentar Ketua Umum Sudirman. Maksudnya, PBSI merasa lebih bebas menentukan partisipasinya dalam "Bulutangkis Terbuka" -- turnamen ala tenis profesional yang memperebutkan hadiah. IBF di Inggeris September nanti menyelengarakan turnamen itu dengan hadiah total sebesar ? 20.000 (sekitar Rp 27 juta). "Kami telah menentukan sikap untuk mengambil bagian," kata Sudirman pada TEMPO. "PBSI kini tidak bisa buta dan tuli terhadap peranan uang dalam olahraga." Namun dalam memilih status -- "pemain amatir" atau "pemain berlisensi". PBSI dalam rapatnya pekan lalu memilih yang amatir. Status "pemain berlisensi" adalah untuk mereka yang bertanding untuk memperoleh hadiah uang. Mereka tidak kehilangan haknya untuk bertanding dalam turnamen Piala Thomas, Piala Uber maupun turnamen lainnya yang diselenggarakan IBF, tapi tidak boleh mengambil bagian dalam multi-event games seperti dalam Olympic Games, Asian Games dan sebagainya. Lalu bagaimana PBSI memilih status "amatir" bagi Lim Swie King dan Rudy Hartono yang kabarnya akan diikutsertakan ke "Bulutangkis Terbuka" September nanti? "Bisa diatur," kata Sudirman. "Hadiah -- jika menang -- diterima PBSI. Jadi, lewat organisasi. Selanjutnya antara PBSI dan pemain yang bersangkutan dapat diatur secara intern. Dengan demikian status pemain itu dapat dipertahankan." Dapatkah sikap ganda itu dibenarkan peraturan "Bulutangkis Terbuka"? Tak mudah menjawabnya, karena peraturan teknisnya baru akan diperbincangkan para anggota IBF bulan Mei, bertepatan dengan babak final perebutan Piala Thomas di Jakarta. Sikap ganda PBSI dapat dimengerti. PBSI telah dan masih bersama IBF gigih memperjoangkan bulutangkis supaya dipertandingkan di Olympic Games. Tahun 1977, bulutangkis pada prinsipnya diterima sebagai olahraga olympik (olympic sport), namun sampai saat ini masih belum mendapat dukungan tuan rumah (penyelenggara). Dan di Olympiade Moskow bulutangkis pasti tidak akan masuk acara. Dengan calon tuan rumah Olympiade 1984 di Los Angeles, soal bulutangkis belum disinggung untuk masuk acara pertandingannya. PBSI rupanya masih menaruh harapan. Tapi tipis kemungkinannya bagi bulutangkis akan diterima oleh penyelenggara di Los Angeles itu. Pertama, karena Asian Games sendiri toh sudah mulai mencoretnya untuk festival olahraga 1982. Kedua, di Amerika sendiri bulutangkis belum populer. Ketiga, tuan rumah Olympiade mungkin tidak tertarik terutama bila atlit mereka sendiri belum menonjol dalam bulutangkis. Justru pertimbangan ketiga itu pula yng mendorong India mencoretnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus