Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mencari wasit Yang Adil ?

Koni pusat siap menghadapi Pon IX. Wasit dari semua cabang olah raga diberikan penataran khusus. Pada saat Pon berlangsung, mereka akan ditempatkan secara khusus. (or)

7 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMUNGKINAN adanya wasit bertindak berat sebelah dalam memimpin suatu pertandingan, bukan cerita baru. Tapi ketika Ketua Harian KONI Sulawesi Selatan, H.M. Daeng Patompo mengungkapkan kembali pengalaman daerah-daerah yang dirugikan oleh wasit di masa lalu, keluhannya itu sempat menghebohkan Panitia PON IX dan KONI Pusat. "Pada umumnya mereka itu merasa kalah bukan karena permainan, melainkan lantaran wasit yang berat sebelah", cerita Patompo kepada Ketua SIWO/PWI Pusat, Sondang Meliala di Ujung Pandang, pertengahan April lalu. "Karena itu saya minta supaya SIWO menyampaikannya kepada Pengurus Besar PON untuk memperhatikannya. Agar masalah yang sensitif ini tidak terulang lagi dalam penyelenggaraan PON IX nanti". Meski Patompo tidak menjelaskan nama daerah dan pada cabang olahraga apa kecurangan yang dikeluhkannya itu terjadi, tapi pernyataannya tersebut tak urung dapat reaksi dari Ketua Pengurus Besar PON IX, Ali Sadikin. Karena sejak PON VIII 1973 lalu, Pengurus Besar PON tidak lagi mengurusi soal perwasitan. Wewenang tersebut telah dilimpahkan kepada KONI Pusat. Sekalipun demikian, menurut Ali Sadikin, kecurigaan terhadap KONI Pusat pun tidak beralasan. Ia mengatakan, bukankah wasitwasit untuk PON IX nanti diusulkan oleh induk organisasi olahraga yang bersangkutan? Melata Patompo, selaku pimpinan KONI Sulawesi Selatan, agaknya bukan tak memahami perbaikan organisasi pertandingan sejak PON VIII lalu. Adakah perbaikan itu sekaligus merupakan jaminan bahwa wasit akan berlaku jujur? "Semua itu tergantung pada mentalitas wasit yang bersangkutan", kata Wal Sekjen KONI Pusat, drs. Harsuki MA kepada TEMPO, pekan lampau. Itulah masalahnya, kini. KONI Pusat jauh-jauh hari telah mengambil langkah pengamanan, dengan menatar wasit dari berbagai cabang olahraga. Juga pada waktu PON IX nanti, mereka akan ditempatkan di suatu perkampungan khusus yang terpisah dari kontingen daerah masing-masing. "Pemisahan tersebut dimaksudkan adalah untuk memurnikan tugas dan kewajiban seorang wasit yang akan memimpin pertandingan", tambah Harsuki, sembari menceritakan bahwa mentalitas seorang wasit yang diusulkan oleh induk organisasi olahraga juga diteliti. Melihat langkah pengumuman terhadap perwasitan yang diambil KONI Pusat sudah demikian rapi. Ali Sadikin pun sampai pada kesimpulan. "Orang yang mencurigai perwasitan dalam PON yang akan datang, tak lain adalah untuk menghindari kemarahan masyarakat dan pemerintah daerahnya saja", ujar Ali Sadikin. "Lantaran mereka tidak berhasil dalam prestasi, maka dicarilah kambing hitam yang kira-kira mungkin menopang alasan kegagalan mereka". Adakah kritik yang dilontarkan Patompo itu untuk pencarian kambing hitam dari kegagalan di lapangan? Tapi mungkin Patompo hanya ingin menyampaikan pesan, bahwa sesungguhnya wasit itu bukan tak mungkin berbuat salah. Ia mungkin cuma kasih kritik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus