Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menguji Konsistensi Kerber

Petenis Jerman peringkat kedua dunia itu akan mulai bersama pelatih baru.

19 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERLIN - Angelique Kerber baru saja dinobatkan sebagai atlet putri terbaik Jerman oleh media olahraga negara tersebut. Petenis berusia 30 tahun itu terpilih setelah menikmati kesuksesan musim ini dengan meraih gelar juara Wimbledon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemenangan di Grand Slam lapangan rumput itu bertambah sempurna setelah ia mengalahkan bintang tenis Amerika Serikat, Serena Williams, dalam laga final. Meski hanya satu gelar Grand Slam, Kerber bisa mencapai babak perempat final dalam tiga turnamen Grand Slam lain sepanjang musim ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Wimbledon selalu menjadi impian terbesar saya sejak masih kecil," kata Kerber. "Itu momen terbesar dalam karier saya, momen spesial. Secara keseluruhan, ini adalah tahun yang sangat baik bagi saya."

Saat menerima penghargaan sebagai atlet terbaik, Kerber memberikan penghormatan kepada Kristina Vogel, atlet balap sepeda dunia yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan saat latihan pada Juni lalu. "Anda adalah teladan bagi banyak orang. Anda telah menunjukkan begitu banyak kemauan keras," ujar Kerber, yang meraih penghargaan dari hasil voting 1.100 jurnalis olahraga.

Ini adalah penghargaan yang kedua kali bagi Kerber. Sebelumnya, ia mendapat penghargaan tersebut pada 2016, ketika memenangi Australia Terbuka dan Amerika Serikat Terbuka, serta mengakhiri tahun tersebut dengan duduk di peringkat pertama dunia-yang menjadi musim terbaiknya hingga saat ini.

Pada tahun berikutnya, Kerber justru tenggelam dengan kekecewaan karena nihil prestasi juara. Namun ia bisa bangkit lagi setelah mengawali 2018 dengan merebut trofi di Sydney International pada Januari lalu. Dia juga cukup percaya diri dalam Australia Terbuka dengan mencapai babak perempat final dan mengulang prestasi yang sama di Prancis Terbuka.

"Setelah memenangi Sydney dan kembali ke Australia Terbuka, itu memberi saya banyak kepercayaan untuk bulan-bulan berikutnya dan sisa tahun ini," ucap Kerber.

Hanya, ia membuat kejutan pada akhir musim karena berpisah dengan Wim Fissette menjelang final WTA di Singapura pada November lalu. Dia berangkat ke Singapura tanpa pelatih. Menjawab pertanyaan wartawan mengenai alasannya memecat pelatihnya itu, Kerber menuturkan ada perbedaan pendapat mengenai arah masa depan yang ingin dicapai. "Bagi saya, bersama Fissette sudah selesai," tuturnya.

Tak berselang lama, Kerber membuat kejutan dalam sebuah acara di Cologne sepulang dari Singapura. Petenis putri nomor satu Jerman itu mengenalkan pelatih barunya, Rainer Schuettler, kepada wartawan. Mantan petenis top Jerman itu bukan nama asing di kalangan wartawan di negara tersebut.

"Sangat penting bahwa kami berbicara dalam bahasa yang sama," kata juara Wimbledon itu. "Sebagai mantan petenis profesional, ia memiliki pengalaman, pernah ikut turnamen. Ia tahu bagaimana rasanya menghadapi tekanan di lapangan."

Kerber mengatakan merasa cocok dengan Schuettler sehingga bisa terus bermain tenis dengan nyaman. "Saya tidak membutuhkan siapa pun untuk mengajari saya cara bermain tenis. Saya sudah mengikuti tur selama beberapa tahun, saya tahu cara bermain," ujarnya. "Jadi semuanya dimulai denganku."

Saat jadi pemain, Schuettler berhasil mencapai peringkat kelima dunia pada 2004. Namun, sebagai pelatih Kerber, banyak orang yang menyangsikannya akan berhasil. Sebab, dia tak punya catatan melatih petenis putri setelah pensiun sebagai pemain pada 2012.

Untuk satu hal, bukan rahasia bahwa Kerber lebih suka membahas taktik dalam bahasa Jerman. Meskipun penggunaan istilah "bahasa yang sama" juga dapat diartikan mengacu pada gelombang yang sama.

Hal penting lain tentang Kerber adalah ia cenderung tidak menyukai perubahan radikal dalam rutinitasnya. Seandainya Kerber menyewa seorang pelatih asing, ia harus melakukan perjalanan jauh ke luar negeri untuk menjalani latihan. Dengan pelatih Jerman ini, ia bisa sering pulang ke kampung halamannya di Puszczykowo, Polandia, tempat ia tinggal bersama kakek-neneknya yang memiliki akademi tenis.

Meski banyak yang meragukan, kerja sama Kerber bersama Schuettler masih perlu pembuktian. Mereka akan memulainya pada awal Januari 2019, tepatnya dalam Sydney International sebagai turnamen pemanasan menjelang Grand Slam Australia Terbuka di Melbourne.

"Saya benar-benar menantikan kesempatan bekerja dengan Angelique selama fase kariernya," ucap Schuettler, yang menjadi finalis Australia Terbuka 2003. "Dia jelas telah menunjukkan kehebatannya, dan saya berharap pengalaman saya dapat membawa perspektif baru ke tim yang sudah kuat."

Apakah Kerber akan terus sukses secara konsisten pada 2019 bersama pelatih barunya? Kita tunggu saja.

DEUTSCHE WELLE | TENNIS.COM | WTA | NUR HARYANTO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus