Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Paris - Pembalap Yamaha Tech3, Johann Zarco, memiliki harapan untuk bisa duduk di kursi pabrikan MotoGP yang kini ditempati Valentino Rossi. Harapan itu untuk mempermudah mempersembahkan gelar juara dunia seperti pembalap MotoGP papan atas. Saat ini, Zarco dalam klasemen sementara rookie MotoGP adalah yang terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jika Anda ingin bertarung untuk gelar, Anda perlu motor pabrikan," ujar pembalap asal Prancis ini, Minggu, 1 Oktober 2017.
Baca: MotoGP Aragon: Dani Pedrosa Marah Dipepet Valentino Rossi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Johann Zarco adalah pembalap yang tenang, santai, tertutup, tapi ganas di lintasan. Ia memiliki kalkulasi yang baik saat membalap. Ia pun sempat merepotkan pembalap-pembalap tim pabrikan. Juara dunia sembilan kali, Valentino Rossi, pun sempat mengkritik keras soal gaya manuvernya yang dianggap berlebihan.
"Saya adalah seorang yang gentle. Jika saya ingin mendahului pembalap lain maka akan agresif. Namun saya tak menerima kritik terlalu agresif karena itu adalah balapan. Kamu harus mendorong sampai limit. Kadang-kadang harus memutuskan apakah harus sampai seperti itu," ujarnya menegaskan
Pemegang juara dunia Moto2 dua kali, Zarco, masih akan melanjutkan kontrak dengan Hervé Poncharal dari tim Tech3 pada 2018, yang berharap ke depan bisa masuk ke tim pabrikan.
Baca: Inilah Alasan Valentino Rossi Ngotot Tampil di MotoGP Aragon 2017
"Tentu saja, tujuan saya adalah untuk akhirnya duduk di tim pabrikan. Karena jika Anda ingin bertarung untuk gelar, Anda perlu motor pabrikan," katanya. Zarco pun yakin, "Jika saya bisa terus bekerja dengan Yamaha akan fantastis."
Ia menyebut menginginkan kursi Valentino Rossi daripada kursi Maverick Vinales. "Itu akan menyenangkan. Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa dia akan tetap tinggal (balap di MotoGP) ketika dia bisa cepat. Mengapa tidak? Aku harus menjadi salah satu yang terbaik di kursi Valentino Rossi. Tapi itu tujuan besar dan mimpi setiap pembalap."
SPEEDWEEK