Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARIS - Neymar gigit jari. Niatnya untuk balik kanan ke Barcelona kandas. Klub tempat bernaungnya saat ini, Paris Saint-Germain, tak juga menemui kesepakatan dengan Barcelona tentang transfer pemain berusia 27 tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampai 2 September lalu atau batas akhir bursa transfer musim panas di Eropa ditutup, Neymar tetap bertahan di Parc des Princes. Sejumlah media menyebutkan bahwa PSG berkeras mempertahankan harga Neymar, yakni duit kontan senilai 222 juta euro atau sekitar Rp 3,5 triliun. Barcelona tak sanggup menuruti kemauan Les Parisiens.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berat bagi Barca. Mereka sudah membelanjakan duit senilai 255 juta euro atau sekitar Rp 4 triliun untuk membeli enam pemain anyar. Yang paling mahal tentu saja Antoine Griezmann, yang ditebus Barca dari Atletico Madrid seharga 120 juta euro atau sekitar Rp 1,9 triliun.
Lagi pula, jika Barcelona nekat membeli Neymar, bisa jadi mereka justru kena hukuman dari otoritas sepak bola Eropa atau UEFA. Sebab, tambahan pengeluaran untuk Neymar bakal membikin neraca keuangan Barcelona jomplang parah.
Kini bola berada di PSG. Klub juara bertahan Liga 1 itu kabarnya sudah menutup rapat urusan jual-beli Neymar. Mereka berfokus memikirkan kelanjutan musim kompetisi 2019/2020.
Sejumlah media Inggris menulis bahwa kubu PSG melakukan lobi-lobi kepada perwakilan suporter. Tujuannya cuma satu, klub ingin para fan garis kerasnya berhenti melakukan serangan mental terhadap Neymar.
Dalam laga pekan perdana Liga 1 di Parc des Princes, sejumlah kelompok suporter meluapkan kebencian mereka terhadap Neymar. Selain meneriakkan cacian, mereka menulis poster yang isinya menghina pemain berkebangsaan Brasil itu.
Massa pendukung PSG rupanya sudah habis kesabaran dalam menghadapi tingkah Neymar. Sebagai suporter, sudah pasti hati mereka mendidih ketika mendengar polah Neymar yang mangkir latihan hingga terang-terangan meminta pindah.
Namun situasi sekarang berbeda. Neymar bertahan. Otomatis, PSG ingin fan berdamai dengan sang pemain. Sebab, jika cacian fan masih deras di stadion, ini berpeluang membuat konsentrasi Neymar buyar.
Terlebih, pemain jebolan akademi Santos itu kondang dikenal sebagai pemain yang baperan dan sering absen bermain tanpa alasan jelas. Namun, harus diakui, Neymar adalah salah satu aset paling berharga milik kubu Les Rouge-et-Bleu. Selain harga pasar yang fantastis, kualitas penampilan Neymar menjadi salah satu yang terbaik di dunia saat ini.
Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, pun menyarankan PSG untuk memanfaatkan talenta Neymar semaksimal mungkin. Sebagai langkah pertama, Wenger meminta PSG untuk bikin Neymar senyaman mungkin di Paris.
Menurut Wenger, PSG harus bisa mengubah suasana hati Neymar yang sedang tidak bagus. Jika sukses, Neymar bisa saja bertahan lebih dari semusim lagi di Paris. "Sudah seharusnya PSG menjaga Neymar. Sebab, sudah hukum alam jika salah satu pemain terbaik dunia itu pergi, pemain bintang lain di klub akan pergi juga," kata pria berusia 69 tahun itu.
Lagi pula bukan perkara mudah bagi PSG untuk mencari pengganti Neymar. "Punya duit banyak pun belum tentu bisa dapatkan penggantinya. Jadi, simpan dia baik-baik," kata pria berkebangsaan Prancis itu.
Kabarnya, Neymar sudah pulih dari cedera pergelangan kaki. Bahkan, sang pemain sudah melakukan beberapa kali latihan terpisah dengan tim pelatih PSG. Kuat dugaan, Neymar belum juga bermain di Liga 1 lantaran masih menunggu kejelasan nasibnya di bursa transfer.
Direktur Teknik PSG, Leonardo, mengatakan sejatinya sudah sejak pertengahan Agustus lalu dia meminta Neymar segera bermain. "Tim medis dan dokter bedah terbaik dunia sudah memeriksa Neymar sejak awal musim ini. Hasilnya, dia sepenuhnya pulih," kata Leonardo.
Walhasil, kini mau tak mau, suka tak suka, Neymar harus segera memakai lagi sepatu bolanya lengkap dengan seragam PSG. Terlebih saat ini dua penyerang lain, yakni Edinson Cavani dan Kylian Mbappe, tengah cedera. GOAL | MARCA | ESPNFC | INDRA WIJAYA
Neymar Batal ke Barcelona
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo