Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Olimpiade Paris 2024: Salah Hitung BWF Dianggap Rugikan Indonesia, PBSI Layangkan Protes

Sekjen PP PBSI Fadil Imran membeberkan berbagai kerugian yang dialami Indonesia atas kesalahan hitung poin oleh BWF di Olimpiade Paris 2024.

12 Juli 2024 | 22.51 WIB

Sekjen PP PBSI Muhammad Fadil Imran menyampaikan sambutan saat doa bersama di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024. PP PBSI menggelar doa bersama tim bulu tangkis sebelum keberangkatan para atlet yang akan bertanding dalam Olimpiade Paris 2024 . ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Perbesar
Sekjen PP PBSI Muhammad Fadil Imran menyampaikan sambutan saat doa bersama di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024. PP PBSI menggelar doa bersama tim bulu tangkis sebelum keberangkatan para atlet yang akan bertanding dalam Olimpiade Paris 2024 . ANTARA/Asprilla Dwi Adha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Fadil Imran mengungkapkan pihaknya melayangkan protes ke BWF imbas kesalahan perhitungan poin dalam klasemen persaingan menuju Olimpiade Paris 2024. Menurut dia, hal ini turut merugikan Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Road to Paris 2024," ujar dia dalam dikutip dari keterangan tertulis PBSI, Jumat, 12 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BWF sebelumnya melakukan kesalahan dalam menghitung poin pasangan ganda putra Prancis Ronan Labar / Lucas Corvee. Awalnya, Labar / Covee berada dalam zona lolos ke Olimpiade Paris 2024, namun BWF merevisi kesalahan hitungnya sehingga membuat rekan senegara mereka Christo Popov / Toma Junior Popov memiliki poin yang lebih baik.

Dalam klasemen akhir persaingan menuju Olimpiade Paris 2024, Popov berada di peringkat ke-37 sedangkan Labar / Covee berada satu tingkat di bawahnya. Situasi ini membuat mereka terlempar dari zona lolos ke Olimpiade. Labar / Covee tak terima dan menggugat masalah itu ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Pihak CAS mengabulkan tuntutan mereka dan untuk pertama kalinya kontestan sektor ganda putra di Olimpiade akan berjumlah 17 pasangan.

Fadil menilai kesalahan perhitungan poin itu merugikan Fikri / Bagas pada ajang sebelumnya. Salah satu contohnya adalah ketika mereka tampil di Badminton Asia Championships 2024. Kala itu, Fikri / Bagas menyandang status unggulan kedelapan, padahal awalnya mereka menjadi unggulan kesembilan. Perubahan status ini disinyalir memberi tekanan kepada Fikri / Bagas hingga akhirnya kalah di babak pertama.

Sementara itu, Fadil juga merasa ganda putra Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto bakal dirugikan saat berlaga di fase grup Olimpiade Paris 2024. Dengan bertambahnya jumlah kontestan, akan membuat tiga grup berisi empat pasangan dan satu grup lainnya berisi lima pasangan.

"Jika nanti Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto masuk ke grup itu (yang berisi lima pasangan), maka mereka akan bertanding empat kali di fase grup. Ini sangat merugikan karena ada penambahan satu pertandingan," tuturnya.

Fadil memasikan PBSI bakal mengirim surat ke BWF atas kejadian ini. Ia mengungkapkan pihaknya ingin meminta pertanggungjawaban atas semua kerugian yang dialami Indonesia.

Pilihan Editor: Kata Pelatih Eng Hian Tanggapi Hasil Undian Apriyani / Fadia Masuk Grup Neraka di Olimpiade Paris 2024

Randy Fauzi Febriansyah

Jurnalis olahraga Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus