Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Manuver Agnelli bak menjatuhkan bom di jagat sepak bola Eropa.
European Super League diprakarsai setidaknya oleh 12 klub elite Benua Biru.
UEFA siap memberi sanksi bagi klub dan pemain yang berlaga di European Super League.
Presiden Juventus, Andrea Agnelli, memiliki hubungan sangat erat dengan Presiden Asosiasi Uni Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksandar Ceferin. Namun sepertinya hubungan itu bakal berakhir tragis dengan adanya wacana European Super League.
Andrea Agnelli, pialang berusia 45 tahun, adalah anggota keluarga industrialis Agnelli yang dikenal sebagai pendiri perusahaan otomotif FIAT. Mereka juga melakukan investasi besar di Ferrari dan memiliki aset miliaran dolar Amerika Serikat.
Sejak 2012, Agnelli ditunjuk sebagai Presiden Asosiasi Klub Eropa (ECA), badan yang dibentuk untuk mewakili kepentingan 246 klub besar dan kecil. Pada 2015, dia juga menjadi anggota dewan UEFA, sebagai kepala organisasi untuk sepak bola Eropa.
Namun, kemarin, Agnelli menyatakan mundur dari jabatannya itu untuk menduduki posisi Wakil Ketua European Super League, kompetisi tandingan Liga Champions milik UEFA yang diprakarsai setidaknya oleh 12 klub elite Benua Biru.
Mereka adalah enam raksasa Liga Premier Inggris: Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Arsenal; tiga wakil Liga Italia: Juventus, Inter Milan, dan AC Milan; serta wakil Liga Spanyol: Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
Bagi ratusan klub yang tak mungkin berlaga di kompetisi baru itu, penunjukan Agnelli ini terasa seperti tamparan keras. Sedangkan bagi Ceferin, keputusan itu merupakan pengkhianatan sempurna dari sang sahabat.
Andrea Agnelli. ecodellosport.it
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Jumat pekan lalu, ECA melakukan pertemuan di tengah isu adanya liga elite European Super League. Agnelli, sebagai presiden, hadir. Dua hari kemudian ECA kembali menggelar pertemuan yang bersifat darurat. Agendanya, perlu dilakukan langkah konkret untuk menghentikan isu separatis itu.
Semua klub pendukung European Super League diundang, tapi tentu tidak ada yang hadir. Bukan hanya klub-klub itu yang tak datang, Agnelli juga tidak bisa ditemui dalam pertemuan kali ini.
Berselang beberapa jam dari pertemuan darurat ECA itu, pernyataan bersama dirilis oleh klub pendukung European Super League. Kompetisi yang awalnya dianggap hanya sebagai wacana itu berubah menjadi kenyataan.
“Sehubungan dengan laporan tentang liga yang disebut European Super League, ECA, sebagai badan yang mewakili 246 klub di seluruh Eropa, menegaskan kembali komitmennya untuk menentang langkah tersebut,” demikian bunyi pernyataan ECA.
Bukan hanya ECA, UEFA pun mengecam bahkan mengutuk langkah Agnelli dan kawan-kawan tersebut. UEFA juga mendapat dukungan penuh dari liga-liga top Eropa lainnya.
"UEFA, FA dan Liga Primer, RFEF dan La Liga, serta FIGC dan Seri A memahami bahwa ada beberapa klub Inggris, Spanyol, dan Italia yang berencana mengumumkan kompetisi tertutup mereka yang disebut European Super League."
"Jika ini sampai terjadi, kami ingin menegaskan kembali bahwa kami—UEFA, FA, RFEF, FIGC, Liga Primer, La Liga, Seri A, juga FIFA dan semua anggota asosiasi—akan tetap bersatu untuk menghentikan proyek ini."
Tak hanya mengecam, UEFA pun siap memberi sanksi tegas bagi klub dan pemain yang berlaga di European Super League. Sesuai dengan arahan FIFA, mereka siap menjatuhkan hukuman terberat untuk klub-klub yang terlibat dalam Liga Super itu nantinya.
"Seperti yang sebelumnya diumumkan oleh FIFA dan enam federasi sepak bola, klub-klub yang terlibat akan dilarang bermain di kompetisi lainnya, baik domestik, Eropa, maupun dunia. Dan pemain-pemain mereka bisa jadi akan kehilangan kesempatan untuk mewakili tim nasionalnya."
Ya, UEFA menyatakan bahwa para pemain yang berpartisipasi di European Super League bakal dikenai sanksi larangan berlaga di semua kompetisi UEFA serta FIFA, baik di level klub maupun di tingkat internasional, termasuk larangan bermain di Piala Dunia 2022 Qatar nanti.
Manuver Agnelli yang bak menjatuhkan bom di jagat sepak bola Eropa itu membuat banyak pihak langsung mengalihkan pandangan ke teman dekatnya yang adalah Presiden UEFA, Ceferin, salah satu tokoh paling kuat di sepak bola dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Ceferin terpilih sebagai Presiden UEFA pada 2016—sebagian besar karena dukungannya terhadap liga-liga Eropa yang lebih kecil dan klub mereka—hubungan Agnelli dan Ceferin semakin dekat.
Hubungan dekat mereka bahkan tak hanya sebatas urusan sepak bola. Agnelli secara khusus meminta pengacara asal Slovenia itu menjadi ayah baptis bagi putrinya yang berusia 6 bulan, dua tahun lalu.
Koresponden New York Times, Tariq Panja, pernah menuliskan bagaimana Agnelli mencoba menjalin hubungan dengan Ceferin. Salah satunya dengan mengajak pria kelahiran Slovenia pada 13 Oktober 1967 itu mengendarai mobil Ferrari.
Sebelum itu, Ceferin mengatakan ia belum pernah duduk di dalam sebuah mobil Ferrari. Ceferin juga menyatakan belum pernah merasakan bepergian menggunakan pesawat jet pribadi. Semua itu diwujudkan oleh Agnelli.
Tentu saja kedekatan Agnelli dan Ceferin langsung memunculkan desas-desus bahwa Agnelli menggunakan persahabatan mereka untuk mempengaruhi kebijakan UEFA. Namun Ceferin selalu berusaha membantahnya.
Meski begitu, publik sepak bola tetap menganggap semua itu sebagai upaya Agnelli agar Ceferin bersedia memuluskan rencana European Super League. Rupanya, Agnelli dan Ceferin memiliki pandangan yang berbeda mengenai liga baru tersebut.
Beberapa waktu lalu, saat menghadiri pertemuan ECA, Agnelli pernah mengatakan bahwa ia bersitegang dengan Ceferin mengenai beberapa masalah. “European Super League tidak akan pernah terjadi,” kata Ceferin saat itu. "Ini seperti fiksi atau mimpi.”
Jika European Super League terus berlanjut, hal itu akan menjadi pukulan besar bukan hanya bagi UEFA, mengingat ia bersaing langsung dengan Liga Champions, tapi juga kedudukan Ceferin sebagai Presiden UEFA.
Pertarungan antara Agnelli dan Ceferin memang belum ada yang menjadi pemenang. Tapi miliarder asal Italia itu diibaratkan sudah melakukan pengkhianatan sempurna terhadap teman baiknya itu.
THE NEW YORK TIMES | THE GUARDIAN | FOX | FIRMAN ATMAKUSUMA
European Super League
European Super League, kompetisi tandingan Liga Champions Eropa milik UEFA, diprakarsai setidaknya oleh 12 klub elite Benua Biru. Bank asal Amerika Serikat, JP Morgan, menjadi penyandang dana senilai US$ 5 miliar.
UEFA tak tinggal diam. Klub ataupun pemain yang berlaga di kompetisi ini bakal terkena sanksi, yakni larangan berlaga di semua kompetisi UEFA serta FIFA, baik di level klub maupun di tingkat internasional, termasuk larangan bermain di Piala Dunia 2022 Qatar.
Klub Pendukung
Liga Inggris
- Manchester United
- Manchester City
- Arsenal
- Chelsea
- Liverpool
- Tottenham
Seri A Italia
- Juventus
- Inter Milan
- AC Milan
La Liga Spanyol
- Barcelona
- Real Madrid
- Atletico Madrid
Tak ada klub dari Liga Prancis dan Jerman
European Super League akan berformat liga, yang terbagi menjadi dua grup. Masing-masing berisi 10 tim yang akan berhadapan dalam pertandingan kandang dan tandang. Tiga tim dari masing-masing grup akan lolos ke babak perempat final dan terus melaju sampai babak final.
SUMBER: THE NEW YORK TIME, THE GUARDIAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo