Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Persiapan Atlet Bisa Lebih Matang

Atlet yang masih berjuang untuk lolos kualifikasi kembali berpeluang ke Olimpiade.

26 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Indonesia menghormati penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang diputuskan setelah pembicaraan antara Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach pada Selasa lalu. Akhirnya Olimpiade diputuskan diundurkan ke tahun depan karena pandemi virus corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Raja Sapta Oktohari, mengatakan penundaan Olimpiade 2020 memiliki nilai positif untuk atlet karena bisa memperpanjang waktu persiapan dan membuat latihan semakin matang sehingga hasilnya bisa maksimal dan sesuai dengan harapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagi atlet yang belum lolos kualifikasi, siapa tahu dengan adanya penundaan ini peluangnya bisa kembali terbuka dan berkesempatan mengikuti proses kualifikasi. Jadi, kami lihatnya lebih ke sisi baiknya, lah," kata Okto saat dihubungi kemarin.

Untuk mengetahui kelanjutan proses kualifikasi atlet, Okto mengatakan akan terus menjalin komunikasi dengan IOC. Jika mengacu ke jadwal normal, proses kualifikasi memiliki tenggat pada April. Namun, dengan ditundanya Olimpiade, proses kualifikasi belum ada kejelasan.

"Apakah kualifikasi semuanya ditutup atau nanti bisa kembali dibuka? Kalau iya, kapan jadwalnya? Lalu, metode kualifikasi nanti akan seperti apa?" kata Okto. "Yang jelas, konsekuensinya kan pasti ke anggaran. Tapi, untuk estimasi penambahan anggarannya, kami belum tahu karena harus ada perencanaan lagi."

Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia meminta para atlet yang sudah dan belum lolos Olimpiade atau Paralimpiade tetap bersemangat berlatih. Para atlet tetap bisa melakukan latihan sesuai dengan prosedur kesehatan yang sudah dianjurkan, yaitu mengutamakan menjaga jarak fisik (social and physical distancing) dan menjaga kesehatan sesuai dengan protokol olahraga.

"Dalam latihan, memakai pola sederhana dan tidak berkumpul banyak orang, tapi tetap memperhatikan situasi dan kondisi akibat masih merebaknya virus corona," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.

Sementara itu, di Tokyo, Jepang, para pejalan kaki yang melewati depan Stasiun Tokyo berkumpul mengitari jam hitung mundur Olimpiade. Mereka mengambil gambar ketika jam hitung mundur itu berhenti menayangkan angka-angkanya. Olimpiade Tokyo 2020 tadinya dijadwalkan dimulai pada 24 Juli, dan pada Selasa lalu jam hitung mundur masih menunjuk ke angka 122 hari, demikian juga dengan jam, menit, dan detik sampai pembukaan Olimpiade.

Sampai pekan lalu, sebenarnya pemerintah Jepang dan IOC masih ngotot Olimpiade Tokyo bisa berlangsung sesuai dengan jadwal. Namun gelombang desakan dan pandemi virus corona yang semakin luas di berbagai negara mendorong IOC mengambil keputusan secepat mungkin. "Keputusan ini untuk memastikan kesehatan para atlet dan semua orang yang terlibat di Olimpiade serta komunitas internasional," kata Abe Shinzo. ANTARA | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO


Persiapan Atlet Bisa Lebih Matang

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus