Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Petinju putri Amerika Serikat ini hampir terganjal kasus doping dalam perjuangannya menuju Olimpiade Tokyo.
Ternyata Fuchs terkontaminasi zat terlarang itu melalui hubungan intim dengan pacarnya.
USADA mengatakan Fuchs yang bertanding di kelas terbang tetap bisa naik ring.
HOUSTON – Virginia Fuchs bisa bernapas lega. Petinju putri tim Olimpiade Amerika Serikat tersebut dibebaskan dari jerat hukum meski dinyatakan positif doping. Fuchs kini kembali bisa mengikuti kualifikasi untuk meraih tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 yang akan digelar pada tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Badan Anti-Doping Amerika Serikat (USADA) menyatakan Fuchs positif mengidap zat yang masuk daftar terlarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Petinju berusia 32 tahun itu telah dinyatakan positif menggunakan metabolite letrozole dan metabolite GW1516 berdasarkan sampel urine yang dikumpulkan pada 13 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uniknya, ternyata Fuchs terkontaminasi zat terlarang itu melalui hubungan intim dengan pacarnya. Ia mengatakan merasa tidak bersalah atas kasus ini karena zat tersebut tidak diketahui bisa berada dalam tubuhnya hanya karena kontak seksual dengan orang lain.
"Saya ingin berterima kasih kepada Federasi Tinju Amerika karena percaya kepada saya dan mendukung saya selama beberapa bulan terakhir yang sulit ini," kata Fuchs. "Saya juga lega USADA menyelesaikan penyelidikan ini. Mereka menemukan bahwa kasus saya unik dan karena itu memberi saya putusan yang tidak salah."
Dengan keputusan tersebut, Fuchs kembali bisa memupuk harapannya untuk kembali berkompetisi. Kasus ini, menurut dia, menjadi pelajaran berharga baginya. Ia pun kini tinggal berfokus untuk mempersiapkan ke Tokyo.
Saat melakukan penyelidikan, tim USADA menemukan bahwa kekasih Fuchs telah menggunakan dosis terapi dari dua zat terlarang tersebut—zat yang sama yang ada dalam sampel urine Fuchs. Penyelidikan lebih mendalam dilakukan dan disimpulkan bahwa Fuchs dianggap tidak menanggung kesalahan atau kelalaian atas temuan zat terlarang yang merugikan dirinya karena transmisi melalui hubungan badan. Dengan hasil ini, USADA mengatakan, Fuchs yang bertanding di kelas terbang tetap bisa naik ring.
"Walaupun Kode Anti-Doping Dunia mensyaratkan bahwa temuan kesalahan ini tidak dianggap sebagai pelanggaran dan diumumkan secara publik, kami sangat percaya kasus ini dan kasus-kasus lain seperti itu, termasuk kontaminasi daging dan kasus kontaminasi obat resep, harus dianggap bukan pelanggaran," kata Kepala USADA Travis Tygart.
Pekan ini, Fuchs kembali ke Colorado Springs untuk bergabung dengan petinju lain guna menjalani pemusatan pelatihan pertama sejak awal pandemi virus corona. Ia bertinju sejak menjadi mahasiswa di Universitas Louisiana. Jika lolos kualifikasi, Fuchs akan tampil pada Olimpiade untuk ketiga kalinya di Tokyo nanti.
"Tujuan pertama saya di tinju adalah selalu menjadi atlet Olimpiade dan mendapatkan medali emas," ujar Fuchs. "Itulah alasan saya menunggu empat tahun lagi setelah Olimpiade Rio 2016. Selama empat tahun terakhir ini, saya bekerja keras untuk itu. Itu tidak akan sia-sia. Saya masih ingin mendapatkan medali emas."
Hukuman bagi atlet yang terbukti menggunakan zat terlarang adalah larangan empat tahun bertanding sesuai dengan aturan WADA. Pada 2017, USADA mengizinkan pelari jarak menengah, Ajee Wilson, tetap bertanding meski positif doping. Sampel Urine Wilson positif mengandung anabolic lantaran ia memakan daging sapi yang terkontaminasi.
BOXINGSCENE | TALKSPORT | NUR HARYANTO
Pelajaran Berharga untuk Fuchs
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo