Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Petra "Saya Kalah"

Penantang juara catur dunia Victor Korchnoi mengalami kekalahan dari Anatoly Karpov. Pertandingan di Baquio, Filipina ini berlangsung selama 3 bulan. Karpov berhasil menang setelah kedudukan 5-5. (or)

28 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA yang melihat bahwa ia hampir keluar airmata. Tapi jika betul begitu, Viktor Korchnoi tak ingin menunjukkannya. Pekan lalu sebagai penantang juara catur dunia ia sudah terbukti kalah bertanding, tapi katanya: "Saya sudah terbiasa dengan kekalahan, saya banyak kalah tapi saya tak menangis." Dalam suratnya kepada wasit ia bahkan masih beringas: "Saya tak menganggap permainan ini sah. Pertandingan belum selesai." Sementara sang juara yang menang, Anatoly Karpov, nyenyak tidur dan tak mendengar segala celoteh itu, Korchnoi rupanya masih ingin melanjutkan pertempurannya. Setidaknya ia terus membikin kota sejuk Filipina, Baguio, menjadi perhatian dunia sejak pertandingan dimulai tiga bulan yang lalu di sana. Memang ini pertandingan yang istimewa. Bukan saja duel di Baguio dianggap merupakan salah satu pertandingan terlama dalam sejarah catur (tiga bulan), tapi juga taruhannya jelas yang terbesar. Dalam pertandingan antara Bobby Fischer dan Boris Spassky di Reykjavik Juli 1972, yang paling diributkan -- oleh Fischer --ialah soal jumlah uang, hingga Fischer sendiri minta maaf kepada lawannya: "Saya terseret oleh pertikaian sepele sekitar uang." Dalam pertandingan Korchnoi -- Karpov di Baguio, yang dipertaruhkan Iebih dari itu. Sebab yang berhadapan adalah seorang "pengkhianat" dengan seorang "putera tanah air Soviet." Korchnoi meninggalkan negerinya, Uni Soviet, di tahun 1976 untuk suatu turnamen di negeri Belanda. Tapi ternyata ia tak mau pulang dan minta suaka. "Soalnya sederhana saja," kata Korchnoi kepada wartawan TEMPO Jusfiq Hajar tahun lalu di Wijk aan Zee, Negeri Belanda. "Saya tak diberi kesempatan lagi untuk melanjutkan karir sebagai pemain catur. Ceritanya begini: ketika saya dikalahkan Karpov tahun 1974, Persatuan Pemain Catur Uni Soviet lalu mengagung-agungkan diri Karpov sebagai genius. Tanpa menanyakan lagi pendapat saya mengenai pemain muda itu. Saya jadi kesal." (TEMPO, 18 Pebruari 1978). Dengan kekalahannya oleh Karpov pekan lalu pun, Korchnoi masih juga menyebut lawannya bukan "genius," tapi robot." Sudah sejak beberapa partai awal Korchnoi yang membotak itu ogah bicara langsung dengan lawan di depan hidungnya: anak muda tampan yang lebih muda 20 tahun itu. Amarahnya memang suka meledak: misalnya waktu ia menuduh Karpov dilengkapi oleh pemerintah Soviet dengan ahli hipnotis, yakni Dr. Vladimir Zoukhar. Ia menuntut agar Dr. Zoukhar tak boleh duduk di baris depan penonton. Delegasi Soviet mau, setelah Korchnoi juga mau mengalah menanggalkan kacamatanya yang memantulkan cahaya dan dianggap mengganggu konsentrasi Karpov. Melanggar Janji Meskipun begitu, kesalahan (dan akhirnya kekalahan) tak dapat dihindarkan oleh kedua pihak. Korchnoi sudah ketinggalan 5-2, hingga setelah sekitar 10 minggu bertanding Karpov tinggal memenangkan satu partai lagi untuk memastikan diri jadi juara bertahan. Tapi tiba-tiba. tiga kali berturut-turut Korchnoi menggebuk. Berkat setelah ia belajar yoga dari dua orang narapidana Amerika di Pilipina? Yang jelas lawannya melemah. Dalam kata-kata Karpov sendiri waktu konperensi pers yang ringkas sehabis kemenangan "Setelah saya memenangkan partai ke-5 saya dalam situasi kejiwaan yang sangat buruk." Kedudukan pun bergerak jadi 5-5. Keseimbangan yang menegangkan. Apalagi delegasi Soviet kedatangan tamu penting: Menteri Olahraga Viktor Yonin yang datang ke Filipina untuk urusan Olimpiade Moskow 1980, tiba tepat pada saat Karpov kalah kelima kalinya Jum'at 15 Oktober. Semua pihak nampak gugup. Partai berikutnya adalah partai yang menentukan: siapa yang berhasil menang 6 kali pertama, dialah sang juara. Korchnoi mengatakan apa yang bakal terjadi adalah seperti "dalam lotere" -- mungkin buat menghibur diri. Maklumlah, Karpov akan memegang bidak putih, dan itu keunggulannya. Lalu partai ke-32 pun mulai. Dan ternyata "lotere" tak melambai ke arah Korchnoi. Sulit meraba mengapa justru pada partai yang menentukan itu Korchnoi bermain buruk kembali. Mungkinkah karena kedua pelatih yoganya sudah diusir pergi dari Baguio, sesuai dengan tuntutan delegasi Soviet? Mungkinkah karena pihak Soviet melanggar janjinya dengan meletakkan Dr. Vladimir Zoukhar kembali duduk di baris depan -- seraya matanya nampak tak putus-putusnya diarahkan kepada Korchnoi? Korchnoi sendiri tak menunjukkan tanda-tanda ia sadar akan kehadiran Dr. Zoukhar, yang dituduhnya sebagai ahli hipnotis itu. Tapi jelas ia dalam suatu kerepotan, setelah menyelesaikan bagian pembukaan dari pertahanan Pirc. Dan permainan pun kemudian berlanjut: Putih: Karpov Hitam: Korchnoi 10. Bgl -- e1 Gc8 -- b7 11. Ge2 -- c4 Kf6 -- h5 12. Gf4 -- g5 Kh5 -- f6 13. Md1 -- d3 a7 -- a6 14. Ba1 -- d1 Ba8 -- b8 15. h2 -- h3 Kg6 -- d7 16. Md3 -- e3 Gb7 -- a8 17. Gg5 -- h6 b6 -- b5 18. Gh6 x g7 Rg8 x g7 19. Gc4 -- f1 Kd7 -- f6 Seperti yang terbaca pada notasi, Korchnoi telah empat kali menggerakan Kuda yang sama hanya dalam sepuluh langkah. Ia membiarkan Karpov mengambil Gg7, opsir yang berharga untuk pertahanan dan sekaligus menopang pertempuran di sentrum, melalui garis diagonal a--h, dengan membangun suatu penyerangan ke bagian sayap Menteri yang sangat lemah - seperti yang nampak pada langkah selanjutnya. Betapa berbelit jalan pikirannya seraya ia nampak ragu mengambil keputusan: hanya untuk 10 langkah itu ia sudah menghabiskan waktu berfikir hampir dua jam. Korchnoi, pada akhirnya, hanya memperagakan serentetan kesalahan. Dan tak ayal lagi Karpov menggebrak. Partai ditunda. Chop Suey Di Hotel Biasanya, sehabis pertandingan 5 jam, posisi permainan dianalisa malam itu. Tapi kali itu Korchnoi tak melakukannya. Ia makan larut malam (seperti biasa, chop suey) di tempat kopi hotelnya. Para sekondannya lah yang ia biarkan sibuk mencari langkah-langkah yang dapat menyelamatkan posisinya yang sudah gawat. "Saya bahkan tak ingin melihat ke arah papan itu," kata Korchnoi. Tapi jalan sudah terkunci. Tak ad pilihan lain bagi para sekondan Korch noi selain melemparkan handuk putih. "Ia memilih pertahanan yang belum pernah ia analisa sebelumnya, dan membuat langkah-langkah jelek yang belum pernah kami lihat," komentar salah seorang sekondannya yang kecewa, Michael Stean, pemain catur dari Inggeris. Yang dimaksudkan mungkin pertahanan Pirc itu. Master internasional dari Indonesia, M.A. Watulo, yang dianggap paling sering mempergunakan pertahan Pirc dengan hasil yang baik di Indonesia, pernah mengatakan bahwa pertahanan merk Yugoslavia itu adalah kombinasi kesabaran dan ketabahan -- peluang membuat bangunan yang penuh komplikasi. Mengapa justru ini yang dipilih Korchnoi? Mungkin ia masih ingat ketika dengan gemilang ia berhasil mengalahkan Fischer dalam turnamen kandidat 8 orang di Curacao di tahun 1962. Atau, ketika pada partai ke-18 yang baru lewat dengan pertahanan Pirc ia berhasil memaksa remis. Tapi seperti kata Karpov kemudian, "tiap pemain catur punya hari baik dan hari buruk." Pagi hari Rabu pekan lalu itu Korchnoi terdengar berkata kepada wanita yang selama ini mengiringinya, Petra Leewerik: "Petra, saya kalah." Selanjutnya? Korchnoi menyatakan akan berangkat ke Buenos Aires untuk Olimpiade catur yang akan dibuka pekan ini. Akan Karpov, ketika ditanya apa rencananya dengan hadiah AS$ 350. 000, cuma menjawab "Istirahat." Anak muda dari Leningrad itu layak merasa lega yang panjang, karena di Baguio ia berhasil mempertahankan supremasi Soviet di bidang catur, yang disebut Lenin sebagai "gymnasium fikiran" itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus