GOL tunggal Herry Kiswanto yang dibuat dari jarak jauh, 40 m dari gawang, memang lebih berbau spekulatif. Tapi ini bisa juga menunjukkan, betapa kesebelasan Muangthai sedang mengalami kemunduran prestasi. "Masa bola begitu bisa membuat gawangnya bobol," komentar pengamat sepak bola terkemuka, Kadir Yusuf, atas kemenangan PSSI di kandang Muangthai pekan lalu. Meski begitu, Kadir tak berani menuduh kemenangan demi kemenangan yang dicetak oleh PSSI di babak penyisihan Pra-Piala Dunia (PPD) itu sebagai cuma keberuntungan. Juga bukan disebabkan semua lawan lemah. India, yang dikalahkan Indonesia 2-1 di Senayan, sebelumnya, adalah tim yang lumayan. "Aksi-aksi individu mereka baik sekali, dan itu tidak kita miliki," kata Kadir. Dari beberapa kali pertandingan yang sudah dilakukan PSSI, boleh dikata belum satu pun yang bisa dianggap enak ditonton. Langgam mereka selalu sama: mencetak gol ke gawang musuh, untuk kemudian bertahan mati-matian menutup kemungkinan gol balasan lawan. Sering mereka kacau-balau berkerubut di depan gawang sendiri begitu datang serangan. Untuk mempertahankan kemenangan itu, pada pertandingan yang disebut terakhir, PSSI terpaksa meladeni permainan keras Muangthai secara berlebihan. Akibatnya Rully Nere dikartumerahkan Wasit Sano (Jepang), setelah mengganjal seorang pemain Muangthai. Menurut Kadir Yusuf, Aliandu memang menyusun Tim PPD dengan dasar ingin memenangkan pertandingan. Ini yang membedakannya dengan Tim PPD yang disusun A Tjong empat tahun yang lalu. "Tim yang dibentuk A Tjong ketika itu hanya enak ditonton," katanya. Materi pemain, misalnya, bukan tipe pemain menyerang. Ini, menurut Kadir, bisa dilihat dari tidak ditemukannya serangan-serangan yang dibangun dengan baik, dilihat dari pertandingan selama ini. Sebaliknya, di lini pertahanan, PSSI cukup lumayan, paling tidak ini diperlihatkan oleh duet tangguh Marzuki-Wartakusumah. Karena itulah, Aliandu, selama ini, cuma menggantung satu sayap di depan, lima menjaga lapangan tengah, dan empat lagi jadi benteng di lini belakang. Pola ini memang bukan untuk menyerang tapi lebih mirip bertahan. Dengan tim yang serupa itu apakah PSSI akan sampai ke Meksiko? "Keluar sebagai juara subgrup 3 B saja sudah prestasi lumayan," kata Kadir Yusuf. Kolumnis sepak bola itu mengungkapkan berbagai titik lemah Tim PPD ini. Selain tumpulnya serangan, dia melihat lemahnya sektor back kiri dan kanan, sehingga ketika berhadapan dengan India di Senayan, tanpa pemain belakang andalan, Marzuki, "Di babak kedua pertahanan kita betul-betul kewalahan," ujarnya. Kemudian calon lawan untuk memperebutkan juara grup 3 - kalau kita lolos sebagai juara subgrup -- adalah Malaysia atau Korea Selatan. Kalau saja Korea Selatan menurunkan pemainnya yang dipakai ketika mengikuti kejuaraan Asia di Singapura, akhir tahun lalu, "Peluang kita sudah susah," kata Kadir. Sementara itu, pekan ini, PSSI masih harus menggempur lagi untuk kedua kalinya Bangladesh dan India, yang bila kalah bisa merepotkan Jalan menjadi juara subgrup 3 B.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini