Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NEWCASTLE – Para pendukung Newcastle berkumpul di bawah patung Sir Bobby Robson di St James Park, kandang klub itu. Mereka berada di sana untuk menggelar pekan penghargaan untuk Rafael Benitez.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benitez adalah Manajer The Magpies yang memutuskan pergi dari klub itu, Senin lalu. Pria berusia 59 tahun itu dikabarkan tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Newcastle mengkonfirmasi kepergian Benitez dalam sebuah pernyataan.
"Dengan rasa kecewa, kami mengumumkan Manajer Rafael Benitez akan meninggalkan Newcastle United setelah kontraknya berakhir pada 30 Juni 2019."
Pihak klub menyatakan telah bekerja keras untuk memperpanjang kontrak Rafa. Namun kesepakatan yang dinanti itu tinggal cerita. Demikian disampaikan klub.
Tidak mengagetkan sebenarnya bila yang terjadi seperti ini. Para pendukung klub itu sudah memprediksi bahwa hal buruk inilah yang terjadi.
Sebab utamanya adalah hubungan yang unik antara Rafa dan pemilik klub, Mike Ashley. Meski mereka telah bekerja sama sejak 2017-setelah Rafa menggantikan Steve McCLaren-hubungan keduanya bak bumi dan langit.
Ashley-yang menguasai kepemilikan Newcastle sejak 2007-dikenal sebagai orang yang memperlakukan klub sepak bola layaknya sebuah perusahaan yang harus menghasilkan uang besar.
Dia pun tak malu-malu melakukannya. St James Park, kandang Newcastle, pernah berganti nama menjadi Sports Direct Arena. Penggunaan nama itu bertujuan menambah penghasilan klub.
Nah, seperti itu pula Ashley memperlakukan klub ini dalam soal pembelian pemain. Dia terkenal pelit.
Pada masanya, rekor pembelian pemain terjadi pada Januari lalu, yakni saat membeli pemain Paraguay, Miguel Almiron, dari klub MLS, Atlanta United, dengan harga 20 juta pound.
Bagi dia, pemain yang harus dibelinya adalah anak-anak muda yang saat dijual kelak memberikan penghasilan banyak bagi klub.
Selain itu, Ashley membatasi usia pemain yang lebih ketat dibanding klub lain. Ia mematok usia 30 tahun sebagai pemain yang tergolong tua. Di Newcastle, hanya para pemain yang berusia di bawah 28 tahun yang akan menjadi prioritas klubnya.
Soal jumlah uang yang dibelanjakan, tentu saja irit. Untuk musim depan, dia pun hanya menganggarkan uang sebanyak 60 juta pound.
Kalau perlu tambahan dana? Harus dicari sendiri. Caranya, mungkin dengan menjual pemain yang ada.
Hal ini sudah pasti menyulitkan Rafa. Bekas pelatih Chelsea, Napoli, Liverpool, dan Real Madrid ini tentu kepingin uang yang lebih banyak untuk membangun skuadnya.
Kerja Rafa sendiri di St James Park tidaklah buruk. Dalam tiga musim, dia mengalami gonjang-ganjing yang luar biasa.
Sempat gagal menyelamatkan Newcastle dari degradasi sehingga harus bermain di Championship, dia berhasil membawa The Magpies kembali ke Liga Primer.
Dua musim terakhirnya tidak juga jelek. Setelah bertahan di posisi ke-10, Newcastle mondok di peringkat ke-13 di klasemen terakhir.
Namun di sisi lain, si gendut-panggilan yang sempat diberikan fan Chelsea-juga tak kurang berulah. Di setiap klub, dia selalu merasa kekurangan dana untuk membeli pemain.
Satu yang terkenal adalah saat dia menangani Valencia. Ketika keinginannya untuk mendapatkan uang belanja pemain dipenuhi klub, dia berujar, "Saya kepingin sofa, mereka malah memberi saya lampu."
Itu pula yang terjadi di Anfield, ketika dia menangani Liverpool. Orang dalam di klub itu menyebutkan Rafa tidak pernah merasa puas dengan yang diberikan klub.
Dia dikabarkan selalu meminta lagi dan lagi. Walhasil, kerja sama dengan pelatih asal Spanyol itu pun berakhir.
Tentu Rafa berdalih bahwa ia telah memberikan banyak hal pada klub. Untuk Liverpool, dia mempersembahkan gelar juara Liga Champions.
Namun, namanya juga bisnis. Klub menganggap uang yang dikucurkan sudah cukup, meski tidak buat Rafa.
Dua hal ini yang terus-menerus terjadi di mana pun Rafa berada. Sebaliknya, keadaan serupa pun akan terus terjadi di Newcastle selama Ashley menjadi penentu.
Ke manakah Rafa akan melanjutkan perjalanannya?
Untuk melanjutkan pekerjaan di Eropa, sepertinya agak sulit. Namun dia dikabarkan telah mendapat tawaran bekerja di klub Liga Super Cina, Dalian Yifang.
Klub itu diberitakan siap memberikan gaji sebesar 12 juta pound selama setahun kepada Rafa. Tawaran yang tidak buruk, tapi dia harus berbicara dengan keluarganya yang masih tinggal di Liverpool.
Apa pun keputusannya, Rafa pergi dari St James Park. Bagi fan, tentu ini mengecewakan. Rafa bagi mereka tetap yang terbaik untuk klub.
Itulah sebabnya mereka berkumpul di St James Park untuk mengenang semua yang telah dilakukan sang pelatih.
Mereka tak hanya menghormati Rafa, tapi demikian pula cara mereka melawan Ashley. BBC | SKYSPORTS | IRFAN BUDIMAN
Mencari Pengganti Benitez
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo