Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Rekor Menjelang Sea games

Kontingen Indonesia dalam sea games XII di singapura, dan beberapa cabang olah raga yang diharapkan bisa merebut medali emas. (or)

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DORONGAN semangat untuk kontingen Indonesia ke SEA Games XII di Singapura akhirnya datang dari Presiden Soeharto. Dalam sebuah upacara di lapangan rumput Istana Negara, 21 Mei lalu, Presiden menganjurkan agar para atlet benar-benar siap mental menghadapi pesta olah raga yang akan dibuka hari Sabtu ini. "Berusahalah sekuat tenaga untuk menunjukkan prestasi," ajak Pak Harto. Bahkan kepada juara dunia bulu tangkis Icuk Sugiarto, Repala Negara minta agar berprestasi sampai 10 tahun mendatang. Kecuali tuan rumah Singapura, maka Indonesia dengan 457 atlet dan ofisial merupakan negara paling besar mengirimkan jumlah atletnya dalam kejuaraan antarbangsa Asia Tenggara yang akan dibuka oleh Presiden Singapura, Devan Nair, itu. Menyusul Filipina (367), Malaysia (357), dan Muangthai (355). Ditambah dengan kontingen Birma, Brunai, dan Kampuchea, jumlah seluruh atlet yang akan memperebutkan 235 medali emas dari 22 cabang itu berjumlah hampir 2.000 orang. Tanpa harus membangun stadion maupun fasilitas pertandingan yang baru, negara tetangga itu hanya memerlukan dana S$ 3,3 juta (sekitar Rp 1,5 milyar) untuk menyelenggarakan pesta yang akan berlangsung sampai 6 Juni itu. Persiapannya lancar. Sekalipun sempat diganggu awan politik, ketika 11 atlet dari rimba raya Kampuchea menyatakan ambil bagian. Ini membuat Vietnam dan Laos, 2 dari 10 negara pendiri Federasi SEA Games, melemparkan protes dan menolak ikut dalam pesta olah raga tersebut. Jumlah kontingen Indonesia sebanyak itu baru pekan kemarin diketahui secara pasti. Karena KONI rupanya agak sulit memilih dari sekian banyak atlet tambahan yang akan turut dengan biaya cabang olah raga masing-masing (TEMPO, 7 Mei). Dengan dana dari pemerintah sebesar Rp 1,4 milyar, KONI hanya mampu menanggung 360 orang. Cabang atletik, yang dalam beberapa uji coba menjelang SEA Games Singapura ini berhasil menumbangkan 18 rekor nasional, membuat rekor pula sebagai cabang paling banyak membawa atlet tambahan. Hanya 27 atlet atletik dan ofisial yang ditanggung KONI Tetapi, cabang olah raga yang dipimpln orang kuat Bob Hasan itu, mengkatrolnya menjadi 74 orang. Membuat atletik, yang dalam SEA Games 1981 di Manila hanya merebut 3 medali emas, menjad cabang olah raga dengan atlet paling besar, dan diharapkan merebut 5 medali emas. Sedangkan renang, misalnya, yang dalam SEA Games 1981 merebut 16 medali, hanya mengirim 18 orang plus 3 tambahan. Buat Bob Hasan sendiri penambahan atlet sebanyak itu memang diperlukan. Terutama untuk memberikan kesempatan atlet-atlet muda ambil bagian dalam pertandingan besar. "Kalau tak ada pengalaman bertanding mereka bisa gemetaran kalau sudah harus mengikuti kejuaraan internasional," katanya. Untuk itu, dia harus mengeluarkan dana yang cukup besar. Meskipun, menurut dia, uang itu bukan hanya keluar dari kantungnya sendiri. Beberapa pengusaha di bidang komputer dan alat-alat teknik, katanya, ikut membantu. Menurut Ketua Kontingen, Gatot Suwagio, biaya seorang atlet sekitar Rp 1 juta. Itu berarti cabang atletik harus mengeluarkan sekitar Rp 47 juta untuk menanggung atlet tambahannya itu. Gatot kelihatannya mengharapkan banyak dari atletik. "Paling tidak cabang ini bersama loncat indah, tenis tenis meja, panahan, dan angkat besi, bisa merebut medali yang hilang dari balap sepeda dan senam -- dua kekuatan Indonesia yang tidak dimainkan di Singapura," kata Gatot. Saingan paling kuat yang mengancam kedudukan Indonesia sebagai juara umum sejak 1977, datang dari Filipina. Untuk pertama kali negara itu mengirimkan kontingen besar yang berkekuatan 367 orang. Pemerintahnya mengeluarkan US$ 400.000 (sekitar Rp 400 juta). "Peningkatan prestasi merupakan jawaban untuk biaya yang besar itu," ujar Michael Keon, kemanakan Presiden Marcos yang duduk sebagai ketua KONI-nya Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus