WARA (wanita udara), tenaga tempur cadangan, terbukti jago
menembak. Terutama Sri Suharti Hadi (25 tahun) yang bekerja di
Jawatan Pemotretan Udara TNI AU Halim. Sertu (sersan satu) ini 2
kali menembak jitu di titik sasaran (99) dengan senapan kaliber
22 untuk nomor tiarap (small bore free rifle prone). Pada
Kejuaraan Menembak Terbuka DKI (1923 Juni), empat tembakannya
memang sedikit melenceng (96, 99, 96, 99, 98, 97) tapi score 585
yang dikumpulkannya menjadi rekor nasional baru.
Bakat menembak Sri Suharti menurun dari kakeknya, seorang
pensiunan polisi. Teknik menembak dipelajarinya sejak masuk
Secaba (Sekolah Calon Bintara) Wara 1975 di Jakarta. Mula-mula
ia mengikuti Kejuaraan Menembak Garnisun (Jakarta, 1977), baru
untuk nomor posisi berdiri, dan hasilnya medali emas. Tapi dalam
kejuaraan nasional 1977 di Semarang, ia tak mendapat apaapa.
Maka bersama 5 wara lain, ia dimasukkan oleh atasannya ke
sekolah di Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia) Jakarta.
"Suharti termasuk murid yang tekun," kata Roswanda, pelatihnya
di Perbakin. Menurut Sekretaris Perbakin DKI, dr. Salatin, dari
sekitar 50 murid yang lulus tahun 1979, sedikit saja (termasuk
Suharti) yang masih terus berlatih.
Karena ketekunannya, Suharti diturunkan Perbakin pada SEA Games
1979 (Jakarta). Dari nomor senapan angin, diraihnya 1 medali
emas. Medali perak diperolehnya dari menembak 3 posisi (berdiri,
berlutut dan tiarap). Bahkan dalam nomor beregu dengan Yetty
Syah dan Yanti Sutjipto pada menembak 10 m dengan senapan angin,
ia punya andil untuk mempersembahkan 1 medali emas bagi
Indonesia.
Mengungguli Pria
"Penembak wanita kita sebenarnya bisa mengungguli penembak pria
pada nomor-nomor target tak bergerak," kata Roswanda. Buktinya
memang prestasi Sri Suharti melebihi hasil 583 yang dikumpulkan
Triogo Said, penembak putra dari Ja-Bar, pada small bore free
rifle prone.
Andi Hendrata dari Ja-Teng terpilih sebagai penembak terbaik
pada kejuaraan DKI ini, yang diikuti 250 peserta dari 11
provinsi. Selain mematok rekornas baru dengan senapan angin
(552), ia juga mengalungi medali perak di nomor tiga posisi. Di
nomor target benda mati bergerak (running boar international)
Andi juga merebut medali perunggu.
Pemecahan rekornas baru oleh Sri Suharti dan Andi Hendrata cukup
menggembirakan kalangan Perbakin di tengah suasana penertiban
senjata api oleh Operasi Gabungan (Opsgab). Atlet Perbakin kini
diizinkan mempergunakan senjata hanya di lapangan menembak,
tidak ada kesempatan latihan kering di rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini