Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan Jakarta telah siap menyelenggarakan Asian Games 2018. Fasilitas infrastruktur yang terkait dengan tempat penyelenggaraan lomba atau venue sudah siap dipakai. Begitu pula, kata Sandi, fasilitas penunjang, seperti transportasi-yang sudah masuk dalam proses untuk bisa segera dipakai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan seputar persiapan Asian Games 2018, yang digelar mulai 18 Agustus mendatang, dalam acara "Ngobrol @tempo" di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa fasilitas yang dinyatakan siap dipakai itu antara lain untuk cabang jet ski dan lomba berlayar, yang akan diselenggarakan di Ancol, Jakarta Utara.
Meski begitu, Sandi mengatakan masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan sebelum perhelatan olahraga Asia itu digelar. "Beberapa yang belum 100 persen salah satunya LRT, karena masih menunggu bulan Agustus," kata Sandi.
Sedangkan upaya memperindah sepanjang jalan utama di Jakarta kini berada dalam proses pengerjaan. Satu perbaikan lain yang paling ia tunggu adalah selesainya trotoar jalan, pada 31 Juli mendatang.
Tak ketinggalan rencananya menyingkirkan jembatan penyeberangan orang di depan Plaza Indonesia yang, menurut dia, mengganggu pandangan mata ke arah ikon Asian Games 1962, yang saat itu juga dilaksanakan di Jakarta, yaitu Patung Selamat Datang.
Satu hal menarik yang diungkapkan Sandi adalah buruknya kualitas udara di DKI Jakarta yang menjadi salah satu sorotan menjelang Asian Games. Dengan kondisi seperti itu, ia khawatir akan timbul dampak ke pergelaran Asian Games, terutama untuk lomba-lomba yang akan diselenggarakan di luar ruangan. Cabang olahraga yang dimaksudkan antara lain atletik, maraton, berkuda, dan baseball.
Berdasarkan pengalamannya, Sandi, yang mengaku sudah hampir sembilan bulan beraktivitas di ruang terbuka yang ada di Jakarta, menyatakan meski terasa segar, kualitas udara di Jakarta termasuk buruk.
Dalam diskusi tersebut, Sandi membeberkan beberapa solusi kebijakan untuk mengatasi permasalahan kualitas udara di Jakarta. Salah satunya, ia menyebutkan perlunya perluasan peraturan ganjil-genap bagi mobil di Jakarta. Hal itu merupakan upaya mengurangi polusi dan memperbaiki kualitas udara DKI Jakarta.
Cara lainnya, ia mengimbau masyarakat Jakarta untuk menggunakan transportasi umum. Pengurangan penggunaan mobil pribadi untuk beralih ke sarana transportasi umum akan memiliki dampak yang baik dalam hal penurunan tingkat polusi di Jakarta.
Sandi mengungkapkan pentingnya Asian Games itu dari segi ekonomi, yang dinilai akan mengalirkan Rp 45 triliun pada saat acara olahraga Asia itu berlangsung. Selain faktor ekonomi, ia menyebut Asian Games sebagai pergelaran yang akan menjadi momen bersejarah.
"Ini kesempatan kita ikut lomba multisport yang terbesar kedua setelah Olimpiade itu. Bisa jadi ini kesempatan sekali dalam seumur hidup kita," ujarnya.
Selain Sandi, dalam acara tersebut hadir pihak Inasgoc yang diwakili Danny Buldansyah. Senada dengan Sandi, Buldansyah juga optimistis pergelaran Asian Games akan suskes. Ia pun bercerita tentang antusiasme yang terjadi saat prosesi kirab obor di Yogyakarta, dan berharap hal itu bisa menular saat nanti di Jakarta.
"Saya sangat yakin Asian Games bisa berjalan dengan baik dan saya setuju Asian Games kali ini harus dijadikan sarana untuk bersatu," ujar Buldansyah. ERVIRDI RAHMAT | IRFAN BUDIMAN
Pemerintah Berikan Bonus Rp 1,5 Miliar untuk Peraih Emas
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan pemerintah akan memberikan bonus uang sebesar Rp 1,5 miliar kepada atlet yang meraih medali emas dalam perhelatan Asian Games. Hal itu disampaikan Imam kepada wartawan saat berziarah di makam familinya di Kudus, kemarin.
Menurut Imam, jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah bonus yang diberikan kepada atlet yang berprestasi di pesta olahraga Asia itu. "Bonus peraih medali emas sebesar itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Asian Games," ujarnya.
Imam menyatakan bonus itu naik sekitar 250 persen dari bonus yang diberikan pemerintah sebelumnya. Mereka, atlet Indonesia yang meraih medali emas pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, mendapat bonus senilai Rp 400 juta.
Selain bonus berupa uang, kata Imam, pemerintah menyiapkan bonus dalam bentuk lain. Misalnya berupa jabatan sebagai pegawai negeri sipil dan rumah bagi atlet peraih emas dan perak.
Imam berharap pemberian bonus yang besar itu akan menjadi motivasi bagi atlet untuk meraih prestasi tertinggi. Dengan adanya bonus besar tersebut, para atlet diharapkan terpacu untuk berprestasi dalam mengharumkan nama bangsa. "Dengan meraih medali emas," katanya, "atlet akan mendapat bonus terbesar."
Imam melanjutkan, pemberian bonus ini berkaitan dengan target prestasi yang telah ditetapkan Indonesia pada Asian Games 2018. Sasaran yang sudah ditetapkan adalah, sebagai tuan rumah, Indonesia harus masuk 10 besar negara pengumpul medali emas terbanyak. "Jika dikonversi dengan jumlah medali emas, berkisar 16 medali emas," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Imam juga menjelaskan ihwal uang saku untuk atlet Indonesia yang bertanding. Dia menjamin tidak akan ada masalah. Menurut dia, hal itu merupakan sesuatu yang dilakukan dan ditepati sejak beberapa tahun yang lalu. Seperti yang dilakukan di SEA Games Kuala Lumpur, SEA Games Singapura, dan Olimpiade Brasil.
Ia menegaskan, sepanjang 2017-2018 perihal uang saku ini telah beres dan tidak ada istilah keterlambatan. "Jadi, tidak ada istilah janji. Kami menepati semuanya, termasuk uang saku. Dan demikian pula halnya di Asian Games ini, juga akan ditepati," ujarnya. IRFAN|ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo