Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sigit di tengah merah, hijau & putih

Tim pra-olimpiade belum terbentuk, sigit soeharto ditunjuk sebagai ketua proyek tim olimpiade. (or)

23 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM bertanding Indonesia sudah kepepet. Untuk merebut tiket ke Olimpiade 1984 di Los Angeles, PSSI cuma punya waktu 2 bulan buat menyusun tim. Tanggal 6 Oktober mendatang sudah harus berhadapan dengan Arab Saudi dalam putaran Pra-Olimpiade. Namun sampai pekan kemarin, tlm nasional belum juga terbentuk. Orang bisa cemas, kegagalan di SEA Games Singapura -- dengan tim yang hanya dipersiapkan 3 minggu -- akan berulang kembali. Kelalaian pembentukan tim Pra-Olimpiade itu karena pengurus PSSI tempo hari sibuk mempersiapkan tim ke SEA Games Singapura dan adanya kompetisi Liga 1982/1983 yang sedang berjalan. Rapat pembentukan tim nasional untuk Pra-Olimpiade sekarang ini kemudian terbentur pula pada masalah jadwal kompetisi Liga 1983/1984 yang direncanakan akan dimulai 22 Agustus mendatang, padahal pemain-pemain Liga termasuk yang akan dipilih. Dalam 3 kali rapat pimpinan PSSI sejak awal Juli, masalah penyesuaian jadwal kompetisi Liga menjadi bahan pembicaraan pokok. Klub-klub Liga memang merelakan pemain mereka direkrut untuk tim nasional tetapi mereka bertahan untuk tetap tidak mau rugi kalau kompetisi harus terganggu dengan pembentukan tim nasional. Ketua Pengurus Harian, Soeparjo Pontjowinoto, dalam keterangannya kepada wartawan menyebutkan bahwa dalam rapat dia menawarkan agar klub Liga yang pemainnya terpilih masuk dalam tim Pra-Olimpiade supaya jangan dulu dimasukkan dalam jadwal kompetisi. Yang berkompetisi hanya klub yang pemainnya tidak terpilih. Tetapi rapat yang juga dihadiri Ketua Liga, Sigit Harjojudanto itu rupanya belum bisa menentukan sikap sampai Senin kemarin. Rapat Senin tanggal 18 Juli 1983 baru menelurkan keputusan menunjuk Sigit sebagai Ketua Proyek Tim Pra-Olimpiade. Sedangkan tim yang dipersiapkan terdiri dari 3 buah. Masing-masing PSSI Merah (22 pemain) yang berintikan pemain Niac Mitra dan Makassar Utama dengan pelatih M. Basri. PSSI Hijau (22 pemain) berintikan sisa pemain Liga yang akan diasuh pelatih Suwardi Arland dengan dibantu Fred Korber. PSSI Putih (29 pemain) berbasiskan pemain dari perserikatan, juga ditangani Suwardi Arland. Sedangkan pemusatan latihan dilak sanakan di Jakarta dan Surabaya. "Diharapkan paling lambat tanggal 31 Agustus tim Pra-Olimpiade sudah terbentuk," ujar Sigit selesai rapat di kantor PSSI. Menurut dia, yang keluar sebagai tim terbaik dalam rangkaian uji coba yang segera akan dilaksanakan, dialah yang akan terpilih mewakili Indonesia. "Termasuk pelatih yang menangani mereka," katanya. Dalam penyusunan tim ini pimpinan PSSI mengandalkan pelatih nasional yang berhimpun dalam Board of Coaches. Sedangkan pelatih asing hanya bertindak sebagai penasihat. Pelatih asal Brazil, Barbatana, yang datang beberapa waktu yang lalu, kelihatannya belum akan melibatkan diri. Sebab sebagaimana dikatakan Sigit, kontraknya dengan bayaran sebesar US$ 7.000 (sekitar Rp 7 juta) per bulan sedang dipersiapkan. Ia sendiri direncanakan akan dipakai untuk melatih PSSI Garuda dan PSSI Yunior. Ada kalangan yang heran mengapa persiapan tim harus dipusatkan di 2 kota. Sementara waktu hanya tinggal 2 bulan. Pelatih Basri sediri menganggap waktu yang tersedia terlau singkat. "Paling tidak diperlukan 4 tahun baru akan terlihat hasilnya," kata pelatih yang membawa Niac Mitra juara Liga 2 kali. Namun Basri agak optimistis juga dengan pemain-pemain berpengalaman yang sudah lama bekerja sama dengan dia ditambah beberapa pemain dari Makassar Utama, melalui latihan yang teratur, akan bisa dibentuk tim yang lumayan. "Dan saya yakin, kalau tak ada pihak luar yang turut campur tangan dalam penentuan tim, seperti yang terjadi dalam tim SEA Games Singapura, saya percaya kita bisa berhasil dalam ronde pertama ini," ulas Basri. Waktu ke Singapura tempo hari kabarnya ada orang berduit yang menyodor-nyodorkan pemain kesayangannya. Beberapa kalangan sepak bola menyebutkan Arab Saudi merupakan lawan terkuat di antara lawan se-grup Indonesia, yang terdiri dari India, Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi. Itulah makanya Basri, begitu pula Sutjipto Suntoro dari perhimpunan para pelatih beranggapan kalau bisa mengalahkan Arab Saudi, Indonesia ada harapan berjaya. Dengan harap-harap cemas orang menunggu apakah tim nasional Pra-Olimpiade yang diketuai Sigit ini bisa mengulangi sukses tim Pra-Olimpiade tahun 1976 yang berhasil menahan draw Korea Utara. Dan hanya kalah setelah adu penalti. Waktu itu pelatih asal Belanda, Coerver memerlukan lebih kurang setengah tahun untuk memburu calon pemain mulai dari Padang sampai Irian Jaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus