Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sport Hawai Di Bali

Olah raga berselancar (surfing) kuno diperkenalkan oleh raja Hawaii pada abad ke-19. Yang modern oleh Duke Kahanamoku. Di Bali diperkenalkan tahun 1970. 1976 pertama kali diperlombakan. (or)

18 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEGEMARAN menantang kebuasan gelombang laut pada mulanya adalah lambang petualangan lelaki jantan. Gelar itu mereka simbolkan dalam behtuk ketangkasan lomba perahu layar, lomba motor boat, dan lain-lain. Akhir-akhir ini yang tak kurang populer adalah surfng - berselaju di atas ombak dengan sebilah papan. Surfing ini pertama kali diperkenalkan oleh raja-raja di kepulauan Hawaii, pada abad ke-l9. Ketika itu alat untuk berselaju mereka terbuat dari papan sepanjang 5 meter dan beratnya 75 kg. Sekarang papan surfing tersebut panjangnya cuma 2« meter dan beratnya 5 kg, terbuat dari fibreglass. Jika masa sebelumnya kegemaran main surfing itu hanya untuk prestise, kini sudah meningkat jadi olahraga profesional. Surfing modern tersebut digagasi oleh Duke Kahanamoku, perenang 100 meter gaya bebas Amerika Serikat, juara Olympiade 1912 dan 1920. Ia mengawali gagasannya di pantai California, pada tahun 1930. Dan ternyata berkembang pesat ke Brasilia, Salvador, Panama, Meksiko, Inggeris, Perancis, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara pantai lainnya. Diperkirakan penggemar surfing ini sekarang berjumlah 5 juta orang. Di Indonesia, olahraga ini pertama kali diperkenalkan oleh wisatawan Hawaii dan Australia yang berkunjung ke Bali di tahun 1970. Tiga tahun mencoba-coba dengan alat pinjaman, lalu didirikanlah The Surfing Club of Bali. Pendirian organisasi tersebut ternyata mendapat sambutan baik dari KONI. Dan tak kurang seorang pelatih dari Hawaii, John Michael Boyum ikut menyumbangkan tenaga untuk mempopulerkan surfing di sana. Bahkan dalam bulan Mei 1976 lalu telah diadakan kejuaraan Surfing Bali yang diikuti 36 peserta. Dalam kejuaraan tanggal 4 s/d 6 Juni lalu pengikutnya bertambah menjadi 50 peserta - semuanya pribumi karena orang asing tidak diperkenankan ikut. Mengingat sifat turnamen yang ditujukan pada kecintaan olahraga surfing bagi orang Indonesia. Mata lomba yang dipertandingkan adalah nomor paddling (berenang dengan memakai papan surf sejauh 2 km ke tengah laut) dan nomor keterampilan dalam melawan gelombang. Untuk nomor yang disebut terakhir ini setiap peserta harus berenang dengan papan surf sejauh 60-75 meter dari pantai. Dari sana lalu meluncur sambil berdiri ke pantai dengan berbagai manuver. Sesampainya di pantai mereka harus balik lagi ke tengah dengan berenang dan melawan gelombang-gelombang berikutnya. Lama permainan antara 15 sampai 20 menit. Juara nomor paddling adalah Wayan Sudirka yang mencatat waktu 18 menit 48 detik. Ia juga menggondol nomor keterampilan senior. Akankah olahraga surf ng ini mendapat sambutan juga di daerah pantai lainnya? Tantangan tentu perlu dibuktikan. Bukankah nenek moyang kita bahariawan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus