Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Novak Djokovic gagal mencapai babak final Adria Tour.
Turnamen Adria Tour yang digagas petenis Serbia itu bertujuan sebagai pemanasan bagi petenis elite dunia.
Turnamen tenis ekshibisi itu digelar di empat kota di kawasan Balkan.
BEOGRAD – Tepuk tangan meriah dari 4.000 penonton menyambut Novak Djokovic. Stadion tenis di tepi Sungai Danube, Beograd, itu penuh sesak oleh pengunjung yang menyaksikan turnamen ekshibisi Adria Tour pada Ahad lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, petenis berusia 33 tahun tersebut menangis tersedu-sedu setelah gagal mencapai final di leg pertama turnamen Adria Tour. Petenis Serbia itu membutuhkan kemenangan dua set langsung untuk tetap bertahan di turnamen leg pertama ini. Namun dia butuh tiga set untuk menaklukkan Alexander Zverev dalam pertandingan terakhir grup sehingga gagal melanjutkan perjalanan ke babak final.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menangis bukan karena tak bisa sampai final. Saya hanya sedikit emosi karena ini mengingatkan pada masa kecil saya," kata Djokovic. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang mendukung acara ini dan mewujudkannya."
Djokovic menjadi penggagas turnamen ekshibisi Adria Tour setelah Asosiasi Tenis Profesional (ATP) menangguhkan semua turnamen tenis hingga 31 Juli mendatang karena pandemi corona. Pergelaran Adria Tour salah satunya bertujuan membantu para pemain elite mempersiapkan diri untuk memulai kembali turnamen.
Turnamen ini dijadwalkan digelar di empat kota di kawasan Balkan. Setelah di Beograd, selanjutnya turnamen akan berlangsung di Kroasia, Montenegro, dan Bosnia. Sayangnya, acara di Montenegro terpaksa dibatalkan karena protokol corona yang ketat.
"Saya merasa sedih atas leg di Montenegro. Kami telah mengusahakan segalanya. Namun perbatasan-perbatasan belum dibuka dan kami tidak memiliki waktu untuk mengatur itu semua," ujar Djokovic.
Pemerintah Serbia termasuk di antara negara kawasan Balkan yang melarang penduduknya melakukan perjalanan ke negara tetangga, Montenegro, yang lebih parah dalam penanganan korban pandemi. "Kami sedang mencari beberapa opsi alternatif dan lokasi yang saya tidak ingin ungkapkan saat ini," kata Djokovic.
Menggelar turnamen pada musim pandemi saat ini benar-benar merupakan perjuangan bagi Djokovic. Sebelumnya, ia mendapat kritik karena penonton penuh sesak memadati stadion ketika pertandingan pertama digelar pada Sabtu lalu. Panitia turnamen ini dianggap mengabaikan aturan penjagaan jarak untuk menghindari penularan virus corona. Namun Djokovic menepisnya lantaran panitia turnamen sudah mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah Serbia.
"Nyawa melayang tentu saja mengerikan untuk dilihat di wilayah ini dan di seluruh dunia. Namun hidup harus terus berjalan, dan kami sebagai atlet berharap untuk bisa terus berkompetisi," ucap Djokovic.
Serbia telah mencabut larangan pertemuan publik di luar ruangan dan pemerintah telah merekomendasikan orang-orang agar tak terlalu berdesak-desakan. Panitia juga sudah memberikan masker kepada penonton di setiap pintu masuk. Namun hanya sebagian kecil yang tetap memakainya saat pertandingan berlangsung.
Djokovic mengatakan menerima kritik ihwal jumlah penonton yang memadati stadion. "Mungkin berbahaya, tapi kami melakukan apa yang dikatakan pemerintah Serbia. Mudah-mudahan kami akan segera kembali menggelar tur lagi."
Melubernya penonton memang di luar prediksi panitia turnamen. Awalnya, panitia di Beograd menghormati aturan yang berlaku setelah pelonggaran aturan jaga jarak di Serbia dengan menjual 1.000 tiket, yang ternyata ludes hanya dalam waktu tujuh menit. Setelah ada pengumuman pemerintah yang kembali mengendurkan karantina wilayah, panitia menjual lagi 1.000 tiket berikutnya dan membagikan 2.000 tiket tambahan ke berbagai sponsor.
Adapun persaingan dalam turnamen ini ditandai dengan dua kejutan besar saat Djokovic kalah oleh Filip Krajinovic dalam tiga set dan Grigor Dimitrov takluk di tangan Nikola Milojevic. Sedangkan Dominic Thiem akhirnya meraih juara setelah mengalahkan Krajinovic dalam laga final.
Thiem mengatakan turnamen ini menjadi alasan yang bagus bagi pemain untuk kembali mempersembahkan yang terbaik. Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada Djokovic dan timnya yang telah mengundangnya ke turnamen ini. "Banyak pertandingan berkualitas tinggi di depan penonton yang penuh, maka ini adalah akhir pekan yang sempurna," kata Thiem.
Sementara itu, Zverev mengaku gembira bisa kembali bermain. Petenis peringkat ketujuh dunia itu tak khawatir akan penularan virus corona dalam turnamen ini. "Sejujurnya saya tidak melihat bahwa banyak orang di satu ruangan dalam waktu yang cukup lama," kata Zverev saat konferensi pers.
Selanjutnya, Adria Tour akan digelar di Zadar, di pantai Adriatik Kroasia pada pekan depan. Djokovic akan bergabung di leg kedua ini bersama pemenang Amerika Serikat Terbuka, Marin Cilic asal Kroasia, dan Borna Coric.
Rencananya, perhentian terakhir di Bosnia akan berada di kota barat laut Banja Luka pada 3 dan 4 Juli mendatang. Turnamen akan ditutup pada 5 Juli dengan pertandingan ekshibisi di Sarajevo, yakni Djokovic melawan Damir Dzumhur di Bosnia.
TENNIS365 | SPORT24 | TENNISWORLDUSA | NUR HARYANTO
Tantangan Djokovic Gelar Turnamen Ekshibisi
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo