Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tekad Besar Thiem

Petenis Austria itu akan menjadi penantang kuat Rafael Nadal dalam turnamen Prancis Terbuka yang digelar akhir bulan ini.

15 September 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Thiem menjadi petenis Austria pertama yang meraih gelar AS Terbuka.

  • Thiem juga menjadi juara Grand Slam ke-55 pada Era Terbuka dan ke-150 sepanjang masa.

  • Thiem akan menjadi penantang kuat Rafael Nadal dalam turnamen Prancis Terbuka yang akan digelar akhir bulan ini.

NEW YORK – Setelah tiga kali mencapai babak final turnamen Grand Slam, Dominic Thiem akhirnya bisa mengangkat trofi juara dalam Amerika Serikat Terbuka 2020. Keberhasilan ini menjadi capaian yang dia idam-idamkan sejak masih junior: meraih gelar juara Grand Slam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya telah mencapai tujuan hidup saya, impian diri sendiri, yang saya miliki selama bertahun-tahun,” kata Thiem. “Tentu saja saat saya masih junior, ketika saya mulai bermain tenis. Tapi dulu itu sangat jauh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Thiem harus menelan kekalahan dalam tiga laga final Grand Slam: takluk oleh Novak Djokovic di final Australia Terbuka 2020 dan dua kali kalah oleh Rafael Nadal di final Prancis Terbuka 2018 dan 2019. Di Flushing Meadows, kemarin, ia tak mau kegagalan di tiga final itu terulang lagi. Peluangnya lebih besar karena lawannya kali ini adalah sahabatnya sendiri, Alexander Zverev, yang sama-sama masih muda dan tumbuh bersama di tenis profesional enam tahun lalu.

“Dengan capaian ini, saya berharap akan lebih santai dan bermain lebih bebas dalam turnamen besar berikutnya,” kata Thiem, yang menjadi petenis putra pertama kelahiran 90-an yang memenangi Grand Slam.

Thiem menjadi petenis Austria pertama yang memenangi gelar Amerika Serikat Terbuka sekaligus petenis kedua dalam sejarah di negaranya yang meraih gelar Grand Slam setelah Thomas Muster mengangkat trofi Roland Garros pada 1995. Ia juga menjadi juara Grand Slam ke-55 pada Era Terbuka dan ke-150 sepanjang masa. Bahkan ia mencetak sejarah sebagai petenis pertama yang memenangi laga final setelah sempat ketinggalan 0-2 dalam lebih dari 70 tahun.

“Sekarang saya telah melakukannya. Itu untuk diri saya, tim, dan keluarga saya, capaian yang luar biasa. Hari ini adalah hari saat saya memberikan kembali sejumlah besar dari apa yang mereka lakukan untuk saya,” kata petenis berusia 27 tahun itu.

Di Stadion Arthur Ashe yang kosong tanpa penonton kemarin, atau Ahad lalu waktu setempat, Thiem melumpuhkan perlawanan Zverev dalam pertarungan selama lebih dari empat jam. Ia menghadapi Zverev yang juga memiliki motivasi besar untuk memenangi pertarungan dalam laga final pertamanya di seri Grand Slam.

“Kami saling mengenal pada 2014 dan mulai mengembangkan persahabatan, kemudian persaingan yang hebat,” kata Thiem. “Kami telah mewujudkan hal-hal hebat di lapangan dan di luar lapangan. Sungguh menakjubkan perjalanan kami dan bisa berbagi dalam momen ini. Kami berdua pantas mendapatkannya.”

Bagi Zverev, kekalahannya di final melawan Thiem bukan akhir dari segalanya. Petenis asal Jerman itu memang menyesali kemenangan yang telah di depan mata saat unggul dengan merebut dua set lebih dulu. Namun ia akhirnya harus menyatakan selamat kepada sahabatnya tersebut.

“Saya sangat dekat untuk menjadi juara Grand Slam. Mungkin hanya tinggal beberapa poin lagi,” kata Zverev. “Tapi saya masih 23 tahun. Saya rasa ini bukan kesempatan terakhir saya. Saya yakin akan menjadi juara Grand Slam.”

Setelah duel yang menguras tenaga itu, Thiem dan Zverev akan segera terbang ke Eropa. Mereka akan menyiapkan diri untuk menghadapi turnamen Grand Slam berikutnya, Prancis Terbuka, yang akan dimulai pada akhir bulan ini.

Thiem, yang dua tahun terakhir mencapai final di Roland Garros, mengatakan siap menghadapi turnamen tanah liat yang menjadi favoritnya tersebut. “Saya pikir secara fisik saya akan baik-baik saja untuk mulai bertanding di lapangan tanah liat,” kata petenis yang memenangi 17 gelar juara turnamen ATP Tour itu.

Thiem memang dikenal lebih piawai di lapangan tanah liat. Sejak junior, bakatnya sudah terlihat ketika lolos ke final Prancis Terbuka untuk junior pada 2011. Setelah menjadi petenis profesional, ia juga mengawali prestasinya di lapangan tanah liat dengan merebut gelar juara di Nice, Prancis, pada 2015 dan setahun berikutnya mencapai semifinal Grand Slam pertamanya di Prancis Terbuka 2016.

Bekerja sama dengan pelatih Nicolas Masu—mantan petenis top asal Cile—sejak tahun lalu, Thiem terus mengembangkan kemampuannya sebagai petenis yang agresif sekaligus mahir dalam bertahan. Ia juga menjadi satu dari sedikit petenis yang melakukan pukulan backhand dengan satu tangan.

“Ini saran pelatih, karena backhand dengan satu tangan lebih efektif mengembalikan bola yang memantul tinggi,” kata Thiem, yang juga memiliki servis kuat dengan kecepatan mencapai 233 kilometer per jam.

Di Roland Garros nanti, Thiem berpotensi akan menantang Nadal, yang akan mengincar trofi Grand Slam ke-20 sekaligus gelar juara Prancis Terbuka ke-13. Jika dua tahun terakhir ia harus mengakui kemampuan petenis berjulukan “Raja Tanah Liat” itu, kali ini Thiem tentu sudah lebih percaya diri karena punya modal besar satu gelar Grand Slam.

“Saya mendedikasikan seluruh hidup saya sampai saat ini untuk memenangi satu dari empat Grand Slam. Sekarang saya berhasil,” kata Thiem. “Tapi itu tidak akan berhenti di Flushing Meadows.”

TENNISWORLD | TENNIS365 | ATPTOUR | NUR HARYANTO


 

23

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus