Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Indonesia harus kehilangan gelar juara di nomor ganda campuran dalam turnamen Indonesia Terbuka 2019. Satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina, gagal melaju ke semifinal setelah dikalahkan oleh pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, menyatakan akan berupaya membuka jalan bagi Tontowi/Winny menuju Olimpiade Tokyo 2020. Sejauh ini, pelatih menargetkan mengirim dua pasang ganda campuran ke Olimpiade. "Masih ada peluang karena ada banyak turnamen," kata Richard, di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Richard mengatakan jalan Tontowi/Winny ke Olimpiade tentu tidak akan mudah. Dari hitung-hitungan sementara, keduanya minimal harus bisa menembus babak perempat final di setiap turnamen yang diikuti. "Mereka kan belum ada poin, jadi harus turun di turnamen sebanyak-banyaknya."
Menurut Richard, saat ini, ganda campuran Tontowi/Winny sedang berada pada masa transisi sejak Tontowi berpisah dengan Liliyana Natsir, yang memutuskan pensiun. Meski demikian, Richard merasa puas atas penampilan Winny yang bisa mendampingi Tontowi ke perempat final Indonesia Terbuka 2019. "Winny mengalami perkembangan permainan. Namun dari sisi pengalaman masih perlu ditingkatkan."
Tontowi/Winny membuat kejutan dengan lolos ke perempat final, meski bukan unggulan. Sebaliknya, Praveen Jordan/Melati Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle justru tersingkir lebih dulu, masing-masing di babak pertama dan kedua. "Kegagalan ganda campuran jadi tanggung jawab pelatih. Semuanya bakal kami benahi secepatnya," kata Richard.
Adapun Tontowi genap berusia 32 tahun pada 18 Juli lalu, bertepatan dengan penampilannya pada babak 16 besar Indonesia Terbuka 2019. Tontowi/Winny berhasil merebut tiket ke perempat final setelah mengalahkan wakil Thailand, Nipitphon Phuangphuapet/Savitree Amitrapai.
Tontowi menyayangkan rekan-rekannya kandas pada babak awal. Menurut dia, turnamen ini seharusnya menjadi panggung buat Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria. "Mungkin mereka gugup karena mau menunjukkan sesuatu, tapi malah jadi berantakan," kata dia.
Peraih medali emas Olimpiade 2016 itu tak mengira rekan-rekannya cepat tumbang. Padahal, bila melihat pengalaman, semestinya kedua pasang ganda campuran Indonesia itu bisa bersaing. "Praveen kan juara All England dan termasuk senior," ucap Tontowi.
Di sisi lain, Tontowi merasa target lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 berada di pundak Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria. Sebab, dari sisi peringkat, keduanya punya peluang jauh lebih besar daripada dirinya. "Mestinya saya leha-leha, tapi saya tidak mau," ucap pemain yang akrab disapa Owi itu.
Saat ini, ada peran lain yang harus dimainkan Tontowi. Selain membimbing Winny, ia berharap bisa memberikan motivasi kepada rekan-rekannya saat berlatih bersama di pemusatan latihan nasional di Cipayung. "Mereka seharusnya termotivasi. Saya bangga bisa tetap berada di pelatnas," tutur Owi. ADITYA BUDIMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo