Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARIS - Pasangan ganda putri Rizki Amelia Pradipta/Ni Ketut Mahadewi Istarani harus memeras tenaga untuk melewati babak pertama Prancis Terbuka 2018. Pasangan muda andalan Indonesia itu lolos ke babak kedua setelah mengalahkan pasangan Thailand kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizki/Ketut menang atas pasangan unggulan kedelapan, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, dalam pertarungan alot selama 1 jam 17 menit dengan hasil 21-15, 18-21, 21-19. Sebelumnya, prestasi Rizki/Ketut cukup mengkilap dalam debutnya di Denmark Terbuka pada pekan lalu. Langkah mereka terhenti di babak perempat final saat menghadapi rekan seniornya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sayangnya, kesuksesan Rizki/Ketut tak diikuti Anthony Sinisuka Ginting dan Fitriani. Pemain tunggal putra dan tunggal putri andalan Indonesia ini harus mengemasi raketnya lebih awal. Anthony, yang menjadi unggulan kedelapan di turnamen ini, harus takluk kepada Kantaphon Wangcharoen dari Thailand dalam dua game, 20-22, 12-21.
Kegagalan Anthony pada babak pertama ini mengulang hasil buruk di Denmark Terbuka pekan lalu, yang juga tersingkir di laga perdana melawan Kento Momota. Seri turnamen Eropa ini tak bersahabat dengan Anthony, yang baru saja merebut gelar juara di Cina Terbuka bulan lalu.
Ini merupakan kekalahan pertama Anthony dari Wangcharoen dalam empat pertemuan. Anthony banyak melakukan kesalahan sendiri, terutama pada game kedua. “Dia tampil stabil dan terus menekan serta jarang membuat kesalahan sendiri,” kata Anthony kepada Badmintonindonesia.org.
Sementara itu, Fitriani juga masih belum menunjukkan performa apiknya di turnamen level Super 750 ini. Dia harus mengakui kemampuan He Bingjiao dari Cina, yang menjadi unggulan ketujuh dalam turnamen yang digelar di Stade Pierre de Coubertin. Fitriani kalah oleh Bingjiao dengan skor 17-21, 19-21.
Menanggapi kekalahannya, Fitriani mengatakan terlalu terburu-buru di akhir permainan sehingga banyak membuang kesempatan dan lawan meraih banyak poin. “Saya cukup kewalahan dengan pengembalian-pengembaliannya yang mengagetkan,” kata Fitriani, yang selanjutnya akan tampil di turnamen level Super 100, SaarLorLux Open 2018, Jerman, pada pekan depan.
Di turnamen Prancis Terbuka ini, Indonesia diharapkan mengulang prestasi tahun lalu, yang merebut dua gelar melalui pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Namun kali ini sektor ganda putra masih tetap menjadi andalan untuk meraih gelar melalui pasangan Ke-vin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang baru saja merebut gelar juara di Denmark Open 2018.
“Walaupun berhasil da-pat gelar juara, penampilan Kevin/Marcus juga perlu ada yang dievaluasi dan ditingkatkan lagi supaya bisa dapat hasil maksimal di French Open,” kata Aryono Miranat, Asisten Kepala Pelatih Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, kepada Badmintonindonesia.org.
Menurut dia, persiapan di turnamen ini kurang-lebih sama dengan turnamen lain. Atlet diharapkan selalu bisa menjaga kondisi fisiknya, makan, istirahat, dan tetap berfokus pada pertandingan. “Shuttlecock yang dipakai di turnamen ini beda lagi, jadi mungkin bisa lain juga pola mainnya,” kata Aryono.
Indonesia sebenarnya mengirim tiga wakil ganda putra ke turnamen ini. Selain Kevin/Marcus, ada pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Mu-hammad Rian Ardianto. Sa-yangnya, Fa-jar/Rian ter-paksa mun-dur sejak Denmark Terbuka sehingga me-reka harus mengejar poin di turnamen berikutnya untuk dapat lolos ke World Tour Finals di Guangzhou, Cina, pada Desember mendatang.
Rencananya, Fajar/Rian akan mengikuti empat turnamen beruntun. Keempat turnamen tersebut adalah Fuzhou China Open 2018, Hong Kong Open 2018, Syed Modi International Badminton Championships 2018, serta Korea Masters 2018. “Mereka harus kejar poin ke world tour finals, jadi mereka akan ikut empat turnamen sekaligus,” kata Aryono. NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo