Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

WA, Calon Juara

Posisi makin mengimbangi jayakarta. menambah tenaga pelatih dan penggarapan pada masalah tehnis dan kemulusan kerjasama tim. (or)

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KLUB Warna Agung -- yang semula diunggulkan -- dalam putaran pertama kompetisi Galatama menempati tangga keempat setelah 13 kali bertanding. Ketika itu bandar suap menggerayanginya. Dan tiga pemain intinya -- Robby Binur, Marsely Tambayong dan Endang Tirtana -- dinyatakan diskors selama satu sampai dua tahun. Kini, sekalipun tanpa tiga pemain andalan, Warna Agung tampak semakin mantap dan mungkin jadi juara. Posisinya awal pekan ini, setelah memainkan 7 pertandingan lanjutan, membayangi kedudukan Jayakarta. Buat sementara, Warna Agung mengantungi 30 angka kemenangan -- ketinggalan 2 saja dari Jayakarta, juara putaran pertama dan masih tetap teratas, dalam 20 pertandingan Warna Agung terakhir ini, menurut penyerang tengah Risdianto, lebih meningkatkan porsi latihan. "Apalagi dengan hadirnya pelatih baru, Harry Tjong pembinaan pemain terasa lebih terarah," katanya. Tjong, bekas kiper Persebaya, bond Surabaya, bergabung dengan Warna Agung mulai Januari. Sekretaris Warna Agung, Eric Daryanto, mengatakan boss Benny Mulyono menambah tenaga pelatih agar lebih bisa membimbing pemain senior yang terkenal sebagai artis bola, seperti Risdianto dan Ronny Pattinasarany. Artis bola biasanya rada sulit diatur, tambahnya. Di Warna Agung juga bercokol pelatih tenar drg. Endang Witarsa, Idih Hadian, Frans Jo dan Wimpie. "Kami berusaha saling mengisi," kata Jo. Porsi latihan mereka tidak berubah. Tiap minggu tetap 8 kali dengan tempo 1« sampai 2 jam per laihan. Perubahan cuma terletak pada penekanan bentuk latihan. "Jika dulu lebih dititik-beratkan pada penggarapan fisik, sekarang pada masalah teknis dan kemulusan kerjasama tim, " ujar Jo. Pelatih ini membanggakan anak asuhannya yang makin percaya pada diri sendiri, sedang pemain junior mulai matang. "Pada putaran pertama dulu, para pemain masih ragu-ragu apakah Galatama bisa menjamin hidup mereka lebih baik," tambahnya. Kapten kesebelasan ini, Pattinasarany, berpendapat permainan timnya "biasa-biasa saja," walaupun tanpa Tambayong dan Binur. Kerjasama dengan pemain muda, katanya, tidak sulit. Tapi Risdianto berpendapat lain. "Rata-rata, pemain muda kurang pakai ini," katanya sambil menempelkan telunjuknya di kepala. Maksudnya, kurang pakai otak. Mengenai penghasilan pemain Warna Agung, "tetap seperti dulu," kata Daryanto. "Mereka itu 'kan karyawan perusahaan." Tambayong pernah mengungkapkan bahwa gajinya sekitar Rp 85.000 per bulan. Dan para pemain memperoleh bonus. Misalnya, waktu Warna Agung menjadi tuan rumah dan mendapat keuntungan Rp 2 juta, uang itu dibagi rata pada pemain. Warna Agung diketahui banyak mengeluarkan uang untuk pembinaan. Tiap bulan sekitar Rp 7 juta. Menurut Daryanto, pengeluaran itu tak tertutup oleh pendapatan dari pertandingan. Namun klub ini berharap, suatu saat nanti, bisa mempromosikan produksi perusahaan mereka. "Anda tahu bahwa Warna Agung itu sebenarnya nama perusahaan cat," kata Daryanto. Kesulitannya selama ini ialah PSSI belum punya peraturan yang mengizinkan para pemain digunakan sebagai alat promosi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus