Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Modern: Dalam Gedung

Ketua pengda pbsi kal-sel hm said, akan memperbaiki perbulutangkisan di daerahnya. menyelenggarakan kejuaraan terbuka, memperkenalkan sistem bulu tangkis modern. akan berlatih dalam gedung.

15 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IR. H.M. Said, Ketua Pengda PBSI Kalsel sampai lupa sejak kapan resminya ia menjadi Ketua PBSI di bumi Lambung Mangkurat sana. Sebabnya bukan lantaran ia kelewat sibuk di kantor Gubernur sebagai pejabat penting. Tapi sebegitu jauh, "di daerah ini tidak ada orang yang mau jadi Ketua dan juga pengurus," kilahnya. Itulah sebabnya, "seperti halnya di.Pusat," katanya. "tokoh yang muncul dari priode ke priode selalu yang itu ke itu saja." Buktinya? "Lihatlah Pak Dirman," sahutnya santai. Entah apa sebabnya. Namun baik Haji Said maupun Sekretaris sama-sama cenderung menduga pangkal kegersangan agaknya lantaran cabang olahraga ini tidak komersiel. Tidak seperti Sepakbola misalnya. Nah, gara-gara kegersangan ini, jangan coba-coba menilik bagaimana keuangan PBSI Kalsel selama ini. Soalnya siapa tahu barangkali Pengda Kalsel main "pungli"? Wah, "jangankan pungli, malah uang saya yang sering keluar kok," kata Haji Said yang kenyataan memang termasuk orang yang berduit di Banjarmasin. Tapi walau begitu, jangan anggap enteng dunia perbulutangkisan di sini. Prestasi para olahragawan di sini boleh dibilang alhamdulillah. Di samping sering juga mengadakan kejuaraan terbuka baik senior maupun junior se-Kalsel, Rudy Hartono sendiri sudah 3 kali datang ke sini. Yang terakhir tanggal 29 September kemarin, disponsori oleh Vespa dan Eveready. Rudy Hartono cs bahkan sempat mengadakan semacam penataran kilat: coaching clinic di Gelanggang Remaja. Pada babak kwalifikasi PON IX beberapa waktu yang lalu, Kalsel resmi keluar sebagai juara rayon Kalimantan. Kalbar, Kalteng dan Kaltim secara mutlak disisihkan oleh Kalsel. Artinya, menurut peraturan PB PON, berdasarkan kemenangan pada babak kwalifikasi itu, regu bulutangkis Kalsel ini semustinya berhak bertarung di arena PON. Namun kenyataannya tidak dikirim. Apa sebab? Alasannya begini. Jelas Kalah Yang pertama, seperti biasa, soal dana yang tidak ada. Yang kedua berbau pesimis, bahwa walau bagaimana pun tidak ada harapan lolos dari pemain-pemain Jakarta khususnya dan Jawa umumnya. Artinya tidak bakalan keluar sebagai juara. Kesimpulan KONI Kalsel, seperti yang dikatakan ir. Said kepada Sjachran R dari TEMPO, kalau toh dikirim juga, kecuali menimba pengalaman maka akan sia-sia saja: jelas kalah ! Alasan di atas seluruhnya bersumber dari KONI yang secara umum bisa diterima oleh Pengda PBSI Kalsel. Walau begitu tak urung perasaan lain menyelinap juga. Kami, "kecewa sih kecewa karena tidak dikirim itu, tapi apa mau dikatakan," kata seorang pengurus lainnya. Dan yang lebih kasihan justru para olahragawan yang menang pada babak kwalifikasi itu sendiri. Bahkan dari mulut mereka sendiri terlontar semacam pertanyaan, "apa artinya babak kwalifikasi PON IX, kalau hasilnya toh tidak dikirim. Padahal yang menyelenggarakan babak kwalifikasi itu juga menelan biaya tidak sedikit?" kata mereka. Terus terang mereka memang kecewa. Ketika perihal ini dikemukakan pada H. Said, sang Ketua ini hanya bisa bergumam "ya, mudahmudahan saja pada masa-masa yang akan datang hal semacam ini tidak terulang lagi," katanya pelan. Tentang kunjungan Rudy Hartono, Lim Swie King, Tjuntjun, Johan Wahyudi, Christian dan Ade Chandra, di samping kepentingan sponsor, Rudy punyamissi mencari pemain-pemain berbakat serta ceramah perbulutangkisan sambil melatih dirinya sendiri untuk menghadapi kejuaraan All England nanti. Dan dari PBSI sendiri ada hajat untuk menggalakkan kembali cabang olahraga ini yang menurut pengamatan sementara pengurus akhir-akhir ini rada melempem. Yang lebih penting, agaknya, "kita ingin memperkenalkan sistim perbulutangkisan modern," ujar DRN Sayangbati Ketua komisi tehnik PBSI Kalsel. Apa itu? "Kalau dulu kita selalu bermain di lapangan terbuka, terutama di daerah-daerah, kini kita coba di dalam gedung," kata Haji Said. Oh, begitu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus