Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai salah satu upaya menangani polusi udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, cara ini dianggap percuma sebab listrik pada kendaraan listrik ini masih berasal dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) batu bara. Hal itu diutarakan langsung oleh Pengkampanye Iklim dan Energi Greenpeace Bondan Andriyanu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut dirinya menilai bahwa solusi penggunaan kendaraan listrik untuk mengatasi polusi tersebut hanya akan menimbulkan pencemaran baru. Terlebih, jika tidak didahului transisi energi dari PLTU batu bara.
"Harusnya diiringi dengan transisi energi, karena saat ini kita mayoritas masih pakai PLTU batu bara untuk listrik. Kalau hanya mengandalkan EV (Electric Vehicle/kendaraan listrik) sebagai solusi, sejatinya memindahkan polusi dari knalpot kendaraan ke cerobong PLTU," ujar Bondan, dikutip dari Tempo.co hari ini, Jumat, 8 September 2023.
Bondan juga mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum memiliki alat pengukur pencemaran merkuri dari PLTU batu bara. Hingga sekarang, belum ada yang mengetahui data pencemaran atau emisi merkuri ini karena alat pengukurnya belum tersedia.
"Dari PLTU itu ada juga merkuri. Ada yang tahu datanya? Karena tidak ada alat ukur merkuri dalam udara yang kita hirup," jelasnya.
Berdasarkan data pada aplikasi IQAir, saat ini Jakarta menempati peringkat 7 udara terburuk di dunia setelah sebelumnya sempat berada di ranking satu. Nilai pencemaran di Ibu Kota tercatat masih berada di angka 151.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi polusi udara ini, mulai dari penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), penutupan beberapa industri yang dinilai berkontribusi pada pencemaran lingkungan, penyiraman jalan, penyemprotan dari gedung tinggi, hingga penggunaan kendaraan listrik.
DICKY KURNIAWAN | DESTY LUTHFIANI
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto