Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otomotif

Investor KTT ASEAN Tertarik Industri Kendaraan Listrik, tapi Rantai Pasokan Harus Terintegrasi

Presiden Jokowi menyampaikan ada 93 proyek yang dihasilkan dari agenda KTT ASEAN ke-43, salah satunya terkait ekosistem baterai kendaraan listrik.

10 September 2023 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ada 93 proyek yang dihasilkan dari agenda KTT ASEAN ke-43 di Jakarta. Salah satunya adalah terkait pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini adalah kerja sama konkret yang bermanfaat untuk rakyat," kata orang Jokowi dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kamis, 7 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mengatakan bahwa ASEAN telah menjalin kerja sama dengan ASEAN plus three, yakni Korea, Jepang, dan Cina. Kerja sama ini bertujuan mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa untuk tetap menarik investor asing di industri kendaraan listrik, kondisi rantai pasokan kendaraan listrik di Asia Tenggara harus terintegrasi.

"Rantai pasoknya ini harus terintegrasi, karena negara-negara ASEAN ini kan sebetulnya menarik kalau bicara kendaraan listrik," kata Bhima, dikutip dari Tempo.co hari ini, Minggu, 10 September 2023.

Menurut Bhima, negara-negara ASEAN bisa saling melengkapi pasokan untuk kendaraan listrik. Ada Indonesia yang memiliki cadangan nikel untuk memproduksi baterai karena mempunyai nikel dan ada Thailand yang sudah lama menjadi hub perakitan otomotif.

Kemudian, Vietnam juga memiliki pabrik mobil nasional, yakni VinFast dan Malaysia yang kini menjadi lokasi kantor pusat Tesla di Asia Tenggara.

Saat ini, menurut Bhima, pasokan nikel di Indonesia lebih banyak diolah oleh Cina dan ekspornya pun terserap oleh Cina. Hal tersebut dinilai membuat rantai pasokan menjadi terfragmentasi.

Dia mengatakan bahwa seharusnya hasil dari hilirisasi nikel Indonesia ini bisa masuk ke Vietnam, Malaysia, dan Thailand untuk diolah menjadi kendaraan listrik. Nantinya, produk kendaraan listrik ini dapat diekspor ke negara maupun kawasan lainnya.

"Jadi, mitra ASEAN ini harus saling masuk dalam rantai pasokan yang utuh dari hulu ke hilirnya. Itu harus menjadi perhatian kalau bicara soal ekosistem kendaraan listrik dan hilirisasi," tutur Bhima.

Selain itu, Bhima juga mengatakan bahwa Singapura perlu terlibat soal pendanaannya. Sebab, Singapura merupakan hub investasi dan memiliki suku bunganya yang relatif rendah. Lembaga keuangan di Singapura disarankan membiayai proyek-proyek hilirisasi atau untuk industrialisasi di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

DICKY KURNIAWAN | RIANI SANUSI PUTRI

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus