Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi pemasok baterai untuk kendaraan listrik global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan sumber daya nikel yang melimpah, Indonesia mempunyai kekuatan untuk mendorong pasokan kendaraan listrik global dan membentuk masa depan yang lebih ramah lingkungan," kata Rachmat, dikutip dari situs berita Antara pada hari ini, Sabtu, 2 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, di saat bersamaan, menurut Rachmat, Indonesia harus memanfaatkan peluang besar ini untuk mengalihkan industri otomotif menuju ke kendaraan listrik (EV) atau kendaraan ramah lingkungan.
Rachmat menjelaskan bahwa Indonesia telah mendorong adopsi kendaraan listrik di pasar domestik dan menarik banyak investasi dalam meningkatkan produksi kendaraan listrik. Indonesia juga menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada 2030.
Demi mencapai target tersebut, pemerintah telah mengucurkan insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen dan produsen. Insentif ini salah satunya adalah potongan harga Rp 7 juta bagi pembelian motor listrik baru dan juga konversi motor listrik.
Menurut Rachmat, pemberian insentif ini dapat menarik minat banyak produsen kendaraan listrik global untuk membuat pabrik di Tanah Air. Pemerintah juga tengah berupaya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik di wilayah Asia Tenggara.
"Kita perlu menciptakan permintaan dan infrastruktur yang baik. Kami tahu saat ini tidak ada cukup pilihan (bagi konsumen)," ujarnya.
DICKY KURNIAWAN | ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto