Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

Mobil Listrik Bukan Solusi, Greenpeace: Hanya Memindahkan Polusi

Juru Kampanye dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu mengatakan penggunakan mobil listrik hanya akan memindahkan polusi.

6 September 2023 | 14.00 WIB

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa mobil listrik bisa menjadi solusi untuk mengatasi polusi di Jakarta. Namun, pernyataan Luhut tersebut mendapatkan kritikan dari Greenpeace.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Juru Kampanye dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu mengatakan bahwa penggunakan kendaraan listrik hanya akan memindahkan polusi dari knalpot kendaraan ke cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara. Sebab, mobil listrik saat ini menggunakan energi listrik yang berasal dari PLTU.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi, kalau kita hanya meng-highlight mengganti mobil listrik tanpa mengganti energi di ujungnya, kita hanya memindahkan polusi dari knalpot ke cerobong PLTU batubara," kata Bondan, dikutip dari Tempo.co hari ini, Rabu, 6 September 2023.

Lebih lanjut Bondan menilai pemerintah seharusnya mengutamakan penggunaan bus listrik dan membangun infrastrukturnya. Dengan demikian, penggunaan bus listrik bisa diperbanyak.

Dia juga menyayangkan langkah pemerintah dalam mengatasi polusi udara. Sedangkan, sebelumnya tidak ada upaya yang dilakukan pemerintah, padahal data pencemaran udara ini sudah ada datanya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Ketika viral, baru seolah kebakaran jenggot untuk mengontrol pencemarnya. Harusnya, kemarin sudah bisa dikendalikan, enggak perlu nunggu viral, enggak perlu nunggu Presiden batuk, enggak perlu nunggu Sri Mulyani ISPA," ucapnya.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas di Istana Negara pada Jumat, 1 Agustus 2023, Luhut mengatakan ada beberapa upaya dalam mengatasi polusi udara di Jakarta, seperti percepatan penggunaan kendaraan listrik, uji emisi kendaraan, pembuatan mist generator, hingga penghentian operasi PLTU batubara di tempat industri.

DICKY KURNIAWAN | NUR KHASANAH APRILIANI

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus