Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Citroen merupakan merek otomotif asal Prancis yang memiliki sejarah panjang dalam dunia omotif. Berdiri sejak 1919, Citroen merupakan merek mobil pertama di luar Amerika Serikat yang memproduksi sekaligus menjual produknya secara massal. Artinya, merek ini sudah eksis selama 104 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan usia setua itu, beragam model telah diproduksi. Baik merupakan prototipe hingga model yang dipasarkan. Jejak perjalanan 104 tahun Citroen tersebut terekam jelas di Conservatoire Citroen, sebuah museum dengan luas tanah 6.500 meter per segi di Aulnay sous-Bois, timur laut Paris, Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi ini sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil dari pusat kota Paris.
Tempo berkesempatan mengunjungi tempat bersejarah ini melalui undangan Citroen Indonesia 17-20 Juli 2023. Berkunjung ke museum Citroen merupakan kegiatan pertama yang kami lakukan.
Di Conservatoire Citroen, kami disambut oleh Denis Huille, Citroen Heritage Manager. “Ada lebih dari 400 koleksi di sini,” kata Huille yang menyambut kami dengan ramah.
Huille pun mulai mengajak rombongan yang terdiri dari 10 jurnalis dari Indonesia untuk masuk ke museum. Ruangan pertama berfungsi seperti arena penyambutan. Ada meja penerima tamu, berbagai merchandise Citroen seperti diecast mobil, baju, kaos, dan sebagainya.
Deretan mobil klasik Citroen dipamerkan di museum, Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Mobil pertama yang kami temui di museum ini adalah Citroen Type A. Ini adalah mobil pertama karya Andre Citroen, pendiri Citroen, yang diproduksi pada 1919. Mobil ini ditempatkan persis setelah pintu masuk dan menjadi potret kelahiran Citroen pada 104 tahun silam.
Mobil ini berkelir coklat susu dengan atap kain berwarna hitam. Bagian interior juga berwarna hitam, senada dengan warna spatbor dan velg.
“Ini merupakan model yang paling sulit dicari dari seluruh warisan Citroen,” kata Huille.
Menurut Huille, model pertama Citroen ini tampil seperti aslinya ketika pertama kali dipasarkan. “Hanya ban yang berbeda. Dimensinya sama, tetapi sudah diganti baru karena faktor usia,” ujar Huille.
Mobil ini memiliki desain yang masih sederhana. Kemungkinan besar, rodanya masih menggunakan velg jari-jari, velg yang umum pada mobil-mobil di awal tahun 1900an.
Type A dilengkapi mesin 4 silinder berkapasitas 1.327 cm3 (1,3 liter). Mesin ini mampu menghasilkan daya 18 HP pada 2.100 rpm dengan kecepatan maksimul 65 km per jam. Ini adalah mobil pertama Citroen yang dijual lengkap dengan starter, lampu elektrik (bersumber dari aki), dan ban cadangan yang terletak di samping kiri.
Type A memiliki dimensi panjang 4 meter, lebar 1,42 meter, dan tinggi 1,75 meter. Dengan dua baris kursi, Type A mampu menampung sebanyak 4-5 penumpang. Model ini diproduksi hingga 1921.
Berikutnya adalah model-model Citroen yang diproduksi setelah Type A lahir. Mulai dari Type B2, model kedua yang diproduksi setelah Type A (1922-1926), Type C (1922-1926), Type C4 G (1931-1932), Type B14 F (1927), Type C6 E (1929-1933), Rosalie 15 A (1932-1935), hingga Traction 7B dan 11B (1934-1939).
Deretan mobil klasik Citroen dipamerkan di museum, Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Berikutnya adalah cikal bakal model Citroen 2CV A. Di pojok belakang museum ditempatkan lima model awal 2CV yang dengan kondisi seadanya seperti ketika ditemukan pertama kali, alias tanpa direstorasi. Karena Perang Dunia II pecah pada 1939, rencana peluncuran model ini ditunda.
Model ini diproduksi sebagai ‘mobil rakyat’ berharga murah yang nyaman dengan mampu membawa beban hingga 50 kilogram dengan kecepatan 50 km per jam. Total ada 250 prototipe yang dibuat sebelum diproduksi massal dan dipamerkan di pameran otomotif pada 1939. Citroen akan merayakan 75 tahun kehadiran 2CV dan kami akan menjajal mobil legendaris ini pada hari ketiga kunjungan ke Prancis. Sekadar catatan, 2CV juga pernah masuk ke Indonesia dan saat ini masih ada yang ‘dirawat’ sejumlah kolektor di Tanah Air.
Seri 2 CV dipajang dengan rapi di koridor kedua setelah model-model generasi awal. Model 2CV diproduksi pada periode 1948 hingga 1990. Produksinya dilakukan di sejumlah pabrik Citroen di Prancis, Belgia, Inggris, Argentina, uruguai, Cili, Portugal, Spanyol, dan Yugoslavia.
2CV sangat populer ketika itu dengan pilihan varian 4-door saloon, 5-door hatchback, 2-door van, 2-door pick-up, hingga 2-door couple.
Citroen 2CV by Hermes di Museum Citroen, Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Mesin yang ditawarkan juga cukup bervariasi, mulai dari 375 cc, 425 cc, 435 cc, dan terbesar adalah 602 cc. Sebagai mobil kecil, 2CV memilki dimensi panjang 3.860 mm, lebar 1.480 mm, tinggi 1.600 mm, dan jarak sumbu roda 2.400 mm. Bobot kendaraan ini juga cukup ringan di kelasnya, hanya 600 kg.
Meski demikian, pengembangan terus dilakukan hingga pada 1948 dipasarkan secara massal. Hingga pada 27 Juli1990 edisi terakhir 2CV diproduksi di Mangualde, Portugal.
Yang menarik, popularitas mobil kecil ini membuat Citroen berkolaborasi dengan merek fashion ternama, Hermes, untuk memproduksi edisi terbatas. 2CV by Hermes ini diproduksi untuk merayakan 60 tahun 2CV yang jatuh pada 7 Oktober 2008 dan dipamerkan di Paris Motor Show. Model yang dijadikan kolaborasi ini adalah 2CV 6 Special 1989. Sentuhan Hermes dilakuan baik di eksterior maupun interior mobil.
Model awal 2CV di Musem Citroen, Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Lalu ada model BX yang juga populer di Indonesia pada 1980-1990an. Seri BX diproduksi pada kurun waktu 1982 hingga 1994. Produksinya tersebar di sejumlah negara seperti Prancis, Spanyol, Yugoslavia, hingga Maroko.
Citroen merupakan salah satu produsen memiliki prestasi terbaik seperti di Kejuaraan Dunia Reli (WRC), Paris Dakar, dan reli internasional lainnya. Model-model yang pernah tampil sebagai pemenang kejuaraan dunia dipajang di area khusus di salah satu sayap museum.
Citroen juga memproduksi bus dan van. Salah satu model awal bus yang bersejarah dipajang di bagian belakang museum. Salah satu model itu adalah Citroen U23 yang diproduksi pada periode 1935 hingga 1969. Bus yang dipamerkan ditemukan di sebuah pedesaan di Corsica pada 2006. Kondisi saat ditemukan nyaris tak berbentuk, penuh karat.
Citroen kemudian merestorasi bus itu dengan penampilan seperti baru. Menurut Huille, perlu waktu tujuh tahun untuk merestorasi bus tersebut hingga tampak seperti sekarang ini.
Bus Citroen U23. Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Bus ini, kata Huille, memiliki spesifikasi yang sederhana. Karena memang fungsinya ketika sebagai alat transportasi massal yang murah. Kapasitasnya mencapai 20 penumpang. Bus ini dibekali mesin 2.000 cc (1.911cm3) 4 silinder dengan daya 50 HP. Saking lambatnya, perusahaan berinovasi membuat lampu signal khusus yang belakang yang jika dinyalakan menjadi tanda bagi mobil di belakangnya untuk melewatinya.
Lalu ada prototipe helikopter. Ya, Citroen pernah membuat prototipe helikopter meski tak sampai diproduksi untuk komersial. Namanya Citroen RE 2 yang diproduksi pada 1970. Ini adalah heilkopter dua penupang dan baru menjalani terbang perdana pada Desember 1975. Produksi tak berlanjut dengan dihentikannya pengembangan mesin rotari yang menjadi penggerak dari helikopter ini.
Mobil kepresidenan Prancis yang dipamerkan di Museum Citroen, Prancis, 17 Juli 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Di sudut belakang kiri museum merupakan area khusus untuk menyimpang mobil-mobil Citroen yang digunakan Presiden Prancis. Di antaranya adalah DS 7 Crossback Presidential. Model ini merupakan generasi terbaru dan digunakan oleh Presiden Emmanuel Macron. Model DS 21(1958) yang juga digunakan Presiden Prancis era sebelumnya turut dipamerkan.
Rata-rata model yang dipamerkan di lokasi ini masih terawat dengan sangat baik. Bisa disebut kondisinya seperti baru keluar dari showroom, bahkan mobil pertama Citroen yang diproduksi pada 104 tahun silam juga dalam kondisi kinclong.
Pilihan Editor: Suspensi dan Handling Citroen C3 Nyaman Saat Melibas Jakarta-Bandung